Wednesday 13 June 2018

Pendekatan Psikologi Tingkah Laku



Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari perspektif psikologi perkembangan, manusia adalah makhluk yang senantiasa mengalami perubahan. Sejak dari masa hidup hingga meninggal dunia, manusia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu aspek perkembangan yang dialami manusia adalah perkembangan tingkah laku.
Perilaku manusia terhadap lingkungannya memberikan kemungkinan –kemungkinan atau kesempatan kepada individu, bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang di berikan oleh lingkungaan tergantung kepada individu yang bersangkutan, sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun tidak dapat di ingkari bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan individu.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Saja Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
2.      Kritik Dari Para Tokoh Tentang Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
C.     Tujuan
1.      Menjelaskan Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
2.      Mengetahui Kelemahan Dari Setiap Pendekatan Psikologi Tingkah Laku









BAB II
PEMBHASAN
A.    Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi dijelaskan beberapa cara pendekatan, yaitu:
1.      Pendektan Neurobiologis
Pendekatan ini mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku yang dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis. Penemuan-penemuan penelitian telah menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara aktivitas otak dengan perilaku dan dengan pengalaman. Misalnya, reaksi emosi, seperti rasa takut dan marah, pada hewan dan manusia dapat dirangsang dengan aliran listrik lemah di daerah tertentu yang jauh di bagian dalam otak. Dari berbagai penelitian dikatakan, tindakan manusia yang paling rumit pun pada akhirnya mempunyai kemungkinan untuk di perinci dan diteliti dasar mekanisme neurobiologisnya.

2.      Pendekatan Behaviorisme
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran. Menurut Watson jika psikologi ingin diakui sebagai ilmu maka data harus diperoleh dari yang dapat diamati dan dapat diukur. Pendekatan ini adalah "angkatan kedua" dalam psikologi, sesudah psikoanalisis. Mazhab ini lahir di amerika, ketika metode ilmiah dipercaya sebagai satu-satunya cara mengetahui perilaku yang dapat diandalkan. Behaviorisme adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk menjelaskan persepsi interpersonal, konsep diri,eksperimen, sosialisasi, kontrol sosial,serta ganjaran dan hukuman.
Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, manusia belajar dari lingkungannya dan dari hasil belajar itulah ia berperilaku. Oleh karena itu, manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pendekatan ini juga disebut  psikologi Stimulus-Response (S-R).

3.      Pendekatan Kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. Pendekatan kognitif adalah pendekatan yang menanggapi keresahan orang ketika behaviorisme tidak mampu menjawab mengapa ada orang yang berperilaku berbeda dari lingkungannya, yakni ia memiliki motif pribadinya sendiri. Juga karena terlihat bagaimana pasifnya manusia.

4.      Pendekatan Psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Hal terpenting dari pendekatan psikoanalisis adalah bahwa tindakan manusia mempunyai sebab. Namun, penyebabnya sering kali berupa motif-motif yang tidak disadari, bukan alasan rasional yang diberikan oleh seseorang terhadap perilakunya. Dalam pandangan psikoanalis, kepribadian manusia merupakan interaksi antara id,ego, superego.

5.      Pendekatan Fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

6.      Pendekatan Humanistik
Dalam pendekatan ini, manusia dipandang sebagai Homo Ludes (manusia bermain). Setiap manusia hidup dalam pengalaman pribadinya yang unik. Tidak akan ada satu manusiapun yang memiliki pengalaman yang sama. Pendekatan ini berpendapat manusia bukan hanya sekedar wayang, yang sibuk mencari identitas, namun ia juga berupaya mencari makna, baik makna kehidupannya, makna kehadirannya di lingkungan, serta apa yang dapat diberikannya kepada lingkungan.

B.     Kritik Dari Para Tokoh Tentang Pendekatan Psikologi Tingkah Laku
1.      Neurobiologi
Menurut Sukadji 1986, konsepsi psikologi mengenai manusia yang hanya didasarkan neurobiologi kurang memadai untuk menjelaskan perilaku manusia. oleh karena itu dibutuhkan pendekatan-pendekatan lain untuk mengkaji fenomena-fenomena psikologi. Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.

2.      Behaviorisme
Burrhus Frederic Skinner, gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Kekurangannya, Behaviorisme tidak mampu menjawab mengapa ada orang yang berperilaku berbeda dari lingkungannya. Pembelajaran hanya perpusat pada guru sehingga pemikiran siswa tidak bisa berkembang secara lebih kreatif. Pemberian hukuman dianggap menjadi pilihan yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

3.      Kognitif
Kurt Lewin mengembangkan teori belajar medan kognitif (cognitif field) engan menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang bahwa setiap individu berada dalam suatu medan kekuatan yang bersifat psikologis yang disebut ruang hidup (life space). Life space meliputi manifestasi lingkungan dimana siswa bereaksi.
Kekurangannya adalah Kemampuan fungsi kognisi dari setiap siswa dianggap sama. Siswa tidak dapat menemukan gaya belajarnya sendiri. Kuantitas kognisi lebih ditekankan daripada kualitas.

4.      Psikoanalisa
Kekurangannya adalah terlalu banyak menekankan kepada  pengalaman masa lalu, hal ini memberikan gambaran seolah -olah tanggung  jawab individu berkurang. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya jika diterapkan. Sebab menggali masa lalu klien tidak cukup dengan satu atau dua kali  pertemuan saja. Beberapa kelemahan teori psikoanalisis menurut Hall & lindzey (1970: 68) adalah Freud menjelaskan bahwa perilaku seseorang hanya disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual. Kelemahan yang lain dari teori psikoanalisis adalah prosedur empiris validasi hipotesis yang dibuat oleh Freud. Ini ditunjukkan dengan observasi yang dilakukan Freud dalam kondisi yang tidak terkontrol. Freud mengakui bahwa dia tidak membuat langsung verbatim selama proses konseling, akan tetapi membuatkan beberapa jam setelah proses konseling.

5.      Fenomenologi
Max Scheller (1874-1928) berpendapat bahwa metode fenomenologi sama dengan cara tertentu untuk memandang realitas. Dalam hubungan ini kita mengadakan hubungan langsung dengan realitas berdasarkan intuisi (pengalaman fenomenologi). Pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan cenderung subjektif, yang hanya berlaku pada kasus tertentu, situasi dan kondisi tertentu, serta dalam waktu tertentu. Dengan ungkapan lain, pengetahuan atau kebenaran yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasi.

6.      Humanistik
Maslow (1908-1970), konsep utama yang dianut adalah usaha untuk mengerti manusia sebagaimana adanya, mengetahui mereka dari realitasnya, melihat dunia sebagaimana mereka melihatnya, memahami mereka bergerak dan mempunyai keberadaan yang unik konkrit dan berbeda dari teori yang abstrak. Kekurangannya, Bersifat individual, Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung. Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya ini masih buram dan subjektif. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individulisti.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Terdapat banyak pendekatan psikologi mengenai tingkah laku. Setiap pendekatan mempunyi kelebihan dan kelemahan. Pendekatan tersebut digunakan untuk dapat menggambarkan, menjelskan, memperkirakan munculnya prilaku. Mulai dari mereka hidup sampai meninggal dunia. Perilaku tersebut dapat muncul dari lingkungannya maupun bawan sejak ia lahir. Semua itu dapat diketahui dengan menggunakan beberapa pendekatan di atas. Dan setiap pendekatan membutuhkn pendekatan lain atau teori lain untuk lebih melengkapinya.















DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, D.K. 1985. Pengantar teori konseling: suatu uraian ringkas. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia
Richard E. Palmer, Hermeneutika Teori Baru Mengenai Interprestasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Penj. Musnur Hery dan Damanhuri)
Surakhmad, Winarno.1980. Pengantar Interaksi Mengajar- Belajar: Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Tarsito

No comments:

Post a Comment