EMPIRISME
Empirisme
Kebimbangan
orang kepada sains dan agama pada Zaman Modern filsafat sebagaimana telah
disinggung beberapa kali sebelum ini, ditimbulkan oleh berbagai hal, antara
lain oleh ajaran empirisme . Empirisme ialah suatu doktrin filsafat yang
menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan
itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal . istilah Empirisme berasal dari
bahasa yunani empeiria yang berarti
coba-coba atau pengalaman.[1]
Penganut empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan
bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio. Tanpa pengalaman, rasio tidak
memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Kalaupun menggambarkan
sedemikian rupa, tanpa pengalaman hanyalah khayalan belaka.[2]
Sebagai
suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Untuk memahami isi
doktrin ini perlu dipahami lebih dahulu dua ciri pokok empirisme, yaitu
mengenai teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan.[3]
Teori pertama, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran
pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris, jiwa dapat dipahami sebagai
gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola (pattern) jumlah yang dapat diindra, dan hubungan kausalitas
sebagai peristiwa yang sama. (Ahmad Syadali, 2004 : 116) Teori kedua, teori
pengetahuan bahwa pengetahuan berbasis pada pengalaman. Jika sekedar pemahaman
teoritis, belum menjadi pengetahuan yang benar.[4]
David
Hume, salah satu tokoh empirisme mengatakan bahwa manusia tidak membawa
pengetahuan bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.
Pengamatan memberikan dua hal yaitu:
- Kesan-kesan(impression)
Yang dimaksud kesan
kesan adalah pengamalan langsung
yang diterima dari pengalaman,
seperti merasakan tangan terbakar.
- Ide-ide (ideas)
Yang dimaksud dengan
ide adalah gambaran tentang pengamatan yang samar samar yang dihasilkan dengan
merenungkan kembali atau telefreksikan dalam kesan yang diterima dari
pengalaman. Jadi, gejala gejala alamiah menurut kaum empiris adalah bersifat
konkret dan dapat dinyatakan lewat panca indra.
Berdasarkan teori ini
akal hanya mengelola konsep gagasan idrawi. Kaum empiris juga mengangap akal
sebagai sejenis tempat penampugan yang secra pasif menerima hasil hasil
pengindraan tersebut. Akal berfungsi untuk memastikan hubungan urutan urutan
peristiwa tersebut, padahal hubungan yang demikian itu bersifat kemungkinan
belaka dan pengatauan kita tentang hubungan peristiwa tersebut sesungguhnya
berasal dari pengalaman.
Diantara tokoh-tokoh
pengikut aliran Empirisme adalah
1.
Francis Bacon (1210-1292M)
Menurut
Francis Bacon pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima
orang melalui persentuhan dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber
pengetahuan yang sejati, pengetahuan
haruslah dicapai dengan induksi. Selanjutnya, kita sudah terlalu lama
dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan, bahwa itu tidak benar, haruslah sekarang kita memperhatikan yang
konkrit mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2.
Thomas Hobbes (1588-1679M)
Menurut
Thomas Hobbes, bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan.
Hanya sesuatu yang dapatdisentuh dengan indralah yang merupakankebenaran.
Pengetahuan intelektual (rasional) tidak lain hanya merupakan penggabungan data
dataindrawi belaka.
3. John Locke (1632-1753 M)
John
Locke adalah filosof inggris yang banyak mempelajari agama kristen.[5]
Ia lahir di Wrington, Somersetshire, pada tahun 1632. Tahun 1647-1652 ia
belajar di Westminster. Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika ia
menerima keraguan sementara yang
diajarkan oleh Descrates, tetapi ia juga menolak intuisi yang digunakan oleh
Descrates. Ia juga menolak metode deduktif Descrates dan menggantinya dengan
generalisasi berdasarkan pengalaman; jadi, induksi. Bahkan Locke menolak juga
akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara
penarikan dengan metode induksi.[6]
Locke
termasuk orang yang mengaggumi Descrates, tetapi ia tidak menyetujui ajaranya.
Bagi Locke, mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai “lembaran kertas
putih” (as a white paper) dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Bagi
Locke pengalaman ada dua: pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman
batiniah (reflection). Kedua sumber pengalaman ini menghasilkan ide-ide
tunggal. Roh manusia bersifat pasif dalam menerima ide-ide tersebut.
4.
David Hume (1711-1776M)
Solomon menyebut David Hume sebagai ultimate skeptic, skeptic tingkat tertinggi.
Ia dibicarakan disini sebagai seorang skeptic, dan terutama sebgai seorang
empiris. Menurut Bertrans Russel yang tidak dapatdiragukan lagi pada Hume adalahseorag
skeptic.
Buku Hume threatiseog
human nature (1739 M) ditulisnya ketikai a masih muda, yaitu ketika ia
berumur 20 tahunan awal. Buku itu tidak banyak menarik perhatian orang
karenanya. Hume pindah kesubyek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal
sebgai seorang sejarawan kemudian pada tahun 1748 M ia menulis buku yang memang
terkenal. An enquiry concerning human understanding . baik buku threati
semaupun buku enquiry kedua duanya menggunakan metoda empirisme,
sama dengan Jonh Locke. Sementara Locke hanya sampai pada idea yang kabur yang tidak
jelas berbasis pada sensasi.(Khususnya tentang subtansi dantuhan), Hume
lebihkejam.
5.
Herbert Spencer (1820-1903 M)
Filsafathelbertspencrberpusatpadateorievolusi.
9 tahunsebelumterbitnyakarya Darwin yang terkenal, the origent of speciest(1859
) spencer sudahmenerbitkanbukunytentangteorievolusi.
Empirismenyaterlihatjelasdarifilsafatnyatentangthe great unkwonable.menurutsoencer,
kitahanyamenganalifenonemafenomenaataugejalagejala.
Secaraprinseippengenalankitahanyamenangkutrelasirelasiantaragejalagejaladibelakanggejalagejalaadasesuatu
yang oleh spencer disebut yang tidakdiketahui (the great unknownable).
Akhirnya spencer mengatakan : idea
ideakeilmuanpadaakhirnyaadalahpenyajianrealistia yang tifakdapatdipahami.
“inilah yang dimaksuddenganthe
great unknownable , tekatekibesar.
Jadi, dalamempirisme,
sumberutamauntukmemperolehpengetahuanadalah data empiris yang
diperolehdaripancindra. Akal tidakberfungsobanyakkalau pun adaitusebatas ide
yang kabur.Namunaliraninimempunyaibanyakkelemahan, antaralain :
1. inderaterbatas, benda yang jauhkelihatankecil,
apakahiabenarbenarkecil? Ternyattidak.Keterbatasaninderalah yang
menggambarkansepertiitu. Dari siniakantebentukoengetahuan yang salah.
2. inderamenipu, pada orang yang sakit malaria, gularasanapahit,
udaraakanteraadingin. Iniakanmenimbulkanpengethuanempiris yang salahjuga.
3. objek yang menipu, contohnyafatamorganadanilusi.
Jadiobjekitusebenarnyatidaksebagaimanaiaditangkapolehindera, iamembohongiindera
4. berasaldariinderadanobjeksekaligus. Dalamhalini, indera( mata)
tidakmampumelihatseekorkerbausecrakeseluruhan,
dankerbauitujugatidakdapatmemperlihatkanbadannyasecarakeseluruhan.
Kesimpulannyaadalanempirismelemahkarenakerenaketerbatasaninderamanusia.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Empirisme
ialah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan
akal . istilah Empirisme berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalamanAda 5 tokoh dalam
empirisme yaitu :
1.
Francis Bacon (1210-1292M)
2.
Thomas Hobbes (1588-1679M)
3.
John Locke (1632-1753 M)
4.
David Hume (1711-1776M)
5.
Herbert Spencer (1820-1903 M)
[1]
Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 173
[2]
Drs. Datang abdul hakim dan Drs. Beni ahmad saebani, M.si. Filsafat umum hal
265-266
[3]
Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 173-174
[4]
Drs. Datang abdul hakim dan Drs. Beni ahmad saebani, M.si. Filsafat umum hal
265, 267
[5]
Ibid hal 271
[6]
Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 175
No comments:
Post a Comment