Wednesday 13 June 2018

doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme


EMPIRISME
Empirisme
Kebimbangan orang kepada sains dan agama pada Zaman Modern filsafat sebagaimana telah disinggung beberapa kali sebelum ini, ditimbulkan oleh berbagai hal, antara lain oleh ajaran empirisme . Empirisme ialah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal . istilah Empirisme berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.[1] Penganut empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman hanyalah khayalan belaka.[2]
Sebagai suatu doktrin empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Untuk memahami isi doktrin ini perlu dipahami lebih dahulu dua ciri pokok empirisme, yaitu mengenai teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan.[3] Teori pertama, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris, jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola (pattern) jumlah yang dapat diindra, dan hubungan kausalitas sebagai peristiwa yang sama. (Ahmad Syadali, 2004 : 116) Teori kedua, teori pengetahuan bahwa pengetahuan berbasis pada pengalaman. Jika sekedar pemahaman teoritis, belum menjadi pengetahuan yang benar.[4]
David Hume, salah satu tokoh empirisme mengatakan bahwa manusia tidak membawa pengetahuan bawaan dalam hidupnya. Sumber pengetahuan adalah pengamatan. Pengamatan memberikan dua hal yaitu:
  1. Kesan-kesan(impression)
Yang dimaksud kesan kesan adalah pengamalan langsung  yang  diterima dari pengalaman, seperti merasakan tangan terbakar.
  1. Ide-ide (ideas)
Yang dimaksud dengan ide adalah gambaran tentang pengamatan yang samar samar yang dihasilkan dengan merenungkan kembali atau telefreksikan dalam kesan yang diterima dari pengalaman. Jadi, gejala gejala alamiah menurut kaum empiris adalah bersifat konkret dan dapat dinyatakan lewat panca indra.
Berdasarkan teori ini akal hanya mengelola konsep gagasan idrawi. Kaum empiris juga mengangap akal sebagai sejenis tempat penampugan yang secra pasif menerima hasil hasil pengindraan tersebut. Akal berfungsi untuk memastikan hubungan urutan urutan peristiwa tersebut, padahal hubungan yang demikian itu bersifat kemungkinan belaka dan pengatauan kita tentang hubungan peristiwa tersebut sesungguhnya berasal dari pengalaman.
Diantara tokoh-tokoh pengikut aliran Empirisme adalah
1. Francis Bacon (1210-1292M)
Menurut Francis Bacon pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan  yang sejati, pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Selanjutnya, kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa itu tidak benar, haruslah sekarang kita memperhatikan yang konkrit mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2. Thomas Hobbes (1588-1679M)
Menurut Thomas Hobbes, bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapatdisentuh dengan indralah yang merupakankebenaran. Pengetahuan intelektual (rasional) tidak lain hanya merupakan penggabungan data dataindrawi belaka.
3. John Locke (1632-1753 M)
John Locke adalah filosof inggris yang banyak mempelajari agama kristen.[5] Ia lahir di Wrington, Somersetshire, pada tahun 1632. Tahun 1647-1652 ia belajar di Westminster. Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika ia menerima keraguan sementara yang diajarkan oleh Descrates, tetapi ia juga menolak intuisi yang digunakan oleh Descrates. Ia juga menolak metode deduktif Descrates dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman; jadi, induksi. Bahkan Locke menolak juga akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi.[6]
Locke termasuk orang yang mengaggumi Descrates, tetapi ia tidak menyetujui ajaranya. Bagi Locke, mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai “lembaran kertas putih” (as a white paper) dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Bagi Locke pengalaman ada dua: pengalaman lahiriah (sensation) dan pengalaman batiniah (reflection). Kedua sumber pengalaman ini menghasilkan ide-ide tunggal. Roh manusia bersifat pasif dalam menerima ide-ide tersebut.
4. David Hume (1711-1776M)
            Solomon menyebut David Hume sebagai  ultimate skeptic, skeptic tingkat tertinggi. Ia dibicarakan disini sebagai seorang skeptic, dan terutama sebgai seorang empiris. Menurut Bertrans Russel yang tidak dapatdiragukan lagi pada Hume adalahseorag skeptic.
Buku Hume threatiseog human nature (1739 M) ditulisnya ketikai a masih muda, yaitu ketika ia berumur 20 tahunan awal. Buku itu tidak banyak menarik perhatian orang karenanya. Hume pindah kesubyek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal sebgai seorang sejarawan kemudian pada tahun 1748 M ia menulis buku yang memang terkenal. An enquiry concerning human understanding . baik buku threati semaupun buku enquiry kedua duanya menggunakan metoda empirisme, sama dengan Jonh Locke. Sementara  Locke  hanya sampai pada idea yang kabur yang tidak jelas berbasis pada sensasi.(Khususnya tentang subtansi dantuhan), Hume lebihkejam.
5. Herbert Spencer (1820-1903 M)
Filsafathelbertspencrberpusatpadateorievolusi. 9 tahunsebelumterbitnyakarya Darwin yang terkenal, the origent of speciest(1859 ) spencer sudahmenerbitkanbukunytentangteorievolusi. Empirismenyaterlihatjelasdarifilsafatnyatentangthe great unkwonable.menurutsoencer, kitahanyamenganalifenonemafenomenaataugejalagejala. Secaraprinseippengenalankitahanyamenangkutrelasirelasiantaragejalagejaladibelakanggejalagejalaadasesuatu yang oleh spencer disebut yang tidakdiketahui (the great unknownable).
            Akhirnya spencer mengatakan : idea ideakeilmuanpadaakhirnyaadalahpenyajianrealistia yang tifakdapatdipahami. “inilah yang dimaksuddenganthe great unknownable , tekatekibesar.
            Jadi, dalamempirisme, sumberutamauntukmemperolehpengetahuanadalah data empiris yang diperolehdaripancindra. Akal tidakberfungsobanyakkalau pun adaitusebatas ide yang kabur.Namunaliraninimempunyaibanyakkelemahan, antaralain :
1. inderaterbatas, benda yang jauhkelihatankecil, apakahiabenarbenarkecil? Ternyattidak.Keterbatasaninderalah yang menggambarkansepertiitu. Dari siniakantebentukoengetahuan yang salah.
2. inderamenipu, pada orang yang sakit malaria, gularasanapahit, udaraakanteraadingin. Iniakanmenimbulkanpengethuanempiris yang salahjuga.
3. objek yang menipu, contohnyafatamorganadanilusi. Jadiobjekitusebenarnyatidaksebagaimanaiaditangkapolehindera, iamembohongiindera
4. berasaldariinderadanobjeksekaligus. Dalamhalini, indera( mata) tidakmampumelihatseekorkerbausecrakeseluruhan, dankerbauitujugatidakdapatmemperlihatkanbadannyasecarakeseluruhan. Kesimpulannyaadalanempirismelemahkarenakerenaketerbatasaninderamanusia.
BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Empirisme ialah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal . istilah Empirisme berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalamanAda 5 tokoh dalam empirisme yaitu :
1. Francis Bacon (1210-1292M)
2. Thomas Hobbes (1588-1679M)
3. John Locke (1632-1753 M)
4. David Hume (1711-1776M)
5. Herbert Spencer (1820-1903 M)




[1] Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 173
[2] Drs. Datang abdul hakim dan Drs. Beni ahmad saebani, M.si. Filsafat umum hal 265-266
[3] Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 173-174
[4] Drs. Datang abdul hakim dan Drs. Beni ahmad saebani, M.si. Filsafat umum hal 265, 267
[5] Ibid hal 271
[6] Prof. DR. Ahmad tafsir filsafat umum hal 175

No comments:

Post a Comment