Wednesday 13 June 2018

makalah pengertian, rukun dan manfaat Amtsalul Quran



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT, yang diwahyukan dalam bahasa arab kepada Nabi Muhammad dan membacanya bernilai ibadah. Al-Qur'an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Setiap muslim tentu menyadari bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang merupakan pedoman hidup dan dasar setiap langkah hidup. Al-Qur'an bukan hanya sekedar mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia serta dengan lingkungannya.
Dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang menceritakan hal-hal yang samar dan abstrak. Manusia tidak mampu mencernanya jika hanya mengandalkan akalnya saja. Sehingga sering kali ayat-ayat tersebut diperumpamakan dengan hal-hal yang konkret agar manusia mampu memahaminya. Untuk memahami itu semua maka ulama tafsir menganggap perlu adanya ilmu yang menjelaskan tentang perumpamaan dalam al-Qur’an yaitu Ilmu Amtsal al-Qur’an.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya :
1.    Apa pengertian Amtsalul Quran?
2.    Apa rukun Amtsalul Quran?
3.    Apa macam-macam Amtsalul Quran?
4.    Apa faedah/manfaat Amtsalul Quran?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui pengertian Amtsalul Quran
2.    Mengetahui rukun Amtsalul Quran
3.    Mengetahui macam-macam Amtsalul Quran
4.    Mengetahui faedah/manfaat Amtsalul Quran

BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Amtsalul Quran
Amtsal adalah bentuk jamak dari masal. Kata masal, misl dan misil adalah sama dengan syabah, syibh dan syabih, baik lafaz maupun maknanya. Secara bahasa amtsal berasal dari kata mitsl yang artinya perumpamaan. Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat, yaitu:
1.    Menurut istilah ulama ahli Adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang dituju.
2.    Menurut istilah ulama ahli Bayan, amtsal adalah ungkapan majaz yang disamakan dengan asalnya karena adanya persamaan yang dalam ilmu balaghah disebut tasybih.
3.    Menurut ulama ahli Tafsir, amtsal adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk tasybih maupun majaz mursal.
Banyak sekali definisi dari amtsal, sehingga dapat kita simpulkan Amtsalul Quran yaitu menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas.[1]
B.  Rukun Amtsalul Quran
1.    Harus ada yang diserupakan (al-musyabbah), yaitu sesuatu yang akan di ceritakan.
2.    Harus ada alat tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaanna, dan semua lafaz yang menunjukkan makna perserupaan.
3.    Harus ada asal cerita (al-musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan.
4.    Harus ada segi persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang disamakan tersebut.
Contohnya tamsil ada dalam surat Q.S. Al-Ankabut: 41
Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui
Dari contoh diatas yang menjadi al-musyabbah adalah orang musyrik. Yang menjadi alat tasybih berupa kata mitsil yang disertai dengan kaf. Yang menjadi al-musyabbah bih adalah dan laba-laba. Sedangkan yang menjadi wajhul musyabbah adalah “sifat kelemahan”. Allah membuat perumpamaan untuk orang-orang musyrik lebih lemah daripada sembahan-sembahan mereka, dan mereka tidak akan pernah mendapatkan apa-apa selain kelemahan.[2]
C.  Macam-Macam Amtsalul Quran
Amtsal di dalam al-Qur’an ada tiga macam: amtsal musharrahah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
1.    Amtsal musharrahah, maksudnya sesuatu yang dijelaskan dengan lafazh matsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih (penyerupaan). amtsal ini seperti banyak yang ditemukan dalam al-Qur’an dan berikut ini beberapa di antaranya :
Tentang orang munafik,
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jika Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (al-Baqarah : 17-20).
Di dalam ayat-ayat ini Allah membuat dua perumpamaan (matsal) bagi orang munafik, matsal yang berkenaan dengan api (nar) dalam firman-Nya “adalah seperti orang yang menyalakan api” karena di dalam api terdapat unsur cahaya. Matsal yang lain adalah berkenaan dengan air (ma’i), atau seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit, karena di dalam air terdapat materi kehidupan. Dan wahyu yang turun dari langit pun bermaksud untuk menerangi hati dan menghidupkannya.[3]
2.    Amtsal kaminah, yaitu yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafaz tamtsil, tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam redaksinya singkat padat, dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
a.    Ayat-ayat yang senada dengan suatu ungkapan “sebaik-baik perkara yang tidak berlebihan, adil, dan seimbang.” Yaitu:
(1)   Firman Allah tentang sapi betina :
Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu“.] (al-Baqarah [2]:68)
(2)   Firman-Nya tentang nafkah :
Dan mereka yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) seimbang.” (al-Furqan [25]:67)
(3)   Firman-Nya mengenai shalat :
Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (al-Isra’ [17]:110).
b.    Ayat yang senada dengan ungkapan “orang yang mendengar itu tidak sama dengan yang menyaksikannya sendiri.”
Misalnya firman Allah tentang Ibrahim : “Allah berfirman, “apakah kamu belum percaya ? Ibrahim menjawab, “Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah tetap hati saya.” (al-Baqarah [2]:260)
c.    Ayat senada dengan ungkapan “seperti yang telah kamu lakukan, maka seperti itu kamu akan dibalas.” Misalnya:
Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu.” (An-Nisa’ [4]:123)
d.   Ayat yang senada dengan ungkapan “ orang mukmin tidak akan masuk dua kali lubang yang sama.”
Misalnya firman melalui lisan Ya’kub : (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan Bagaimana aku mempercayakannya saudaranya (Yusuf) kepadamu dahulu.”(Yusuf [12]:64).

3.    Amtsal mursalah, yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara jelas. Tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal. Seperti:
a.                                                                                                                                                                                    
Tidak ada yang akan bisa menyatakan terjadinya hari itu selain dari Allah.” (an-Najm : 58)
b.    Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).
Seperti firman Allah swt. Yang artinya:
 
Hai kedua penghuni penjara, Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)."(Yusuf : 41)
c.                                                                                                                                                                                    
 Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (al-An’am : 67)

D.  Faedah/ Manfaat Amtsalul Quran
1.    Untuk pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang konkrit yang dapat dipahami oleh indera manusia.
2.    Untuk memuji orang yang diberi masal. Seperti firman-Nya tentang para sahabat :
Demikianlah perumpamaan mereka dalam taurat dan perumpanaan mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka unas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan-kekuatan orang mukmin).” (al-Fath [48]: 29).
3.    Untuk mengungkapkan kenyataan dan mengkonkritkan hal-hal yang abstrak.
4.    Untuk mengungkapkan makna yang indah, menarik dalam ungkapan yang singkat dan padat.
5.    Untuk mendorong giat beramal dan melakukan hal-hal menarik dalam Al-quran.
6.    Amsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat dan dapat memuaskan hati. Allah banyak menyebut amsal di dalam Al-quran untuk pelajaran. Ia berfirman, yang artinya:
Dan sungguh kemi telah membuat bagi manusia di dalam Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka mendapat pelajaran.” (az-Zumar [39]:27).
7.    Agar terhindar dari perbuatan tercela. Contohnya firman Allah tentang larangan ber-gunjing, yang artinya:
Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya.” (al-Hujurat [49]:12).



BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan
  • Amtsalul Quran yaitu menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas.
  • Rukun Amsalul Quran : harus ada yang diserupakan (al-musyabbah), alat tasybih, asal cerita (al-musyabbah bih), dan segi persamaannya (wajhul musyabbah).
  • Macam- macam Amsalul Quran : amtsal musharrahah, amtsal kaminah, dan amtsal mursalah.
  • Faedah/ Manfaat Amtsalul Quran :untuk memuji orang yang diberi masal. Seperti firman-Nya tentang para sahabat, untuk pengungkapan pengertian yang abstrak dengan bentuk yang konkrit yang dapat dipahami oleh indera manusia, untuk mengungkapkan kenyataan dan mengkonkritkan hal-hal yang abstrak, dll.

B.       Saran
Demikianlah makalah ini kami susun. Terimakasih kepada para pembaca yang sudi untuk membaca dan menelaah makalah kami, tentunya dalam pembuatan  makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan atas terbatasnya pengetahuan dan rujukan referensi yang kami dapatkan untuk materi makalah ini. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa luasnya ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini, agar kita dapat menjadi seorang yang tak fakir dalam mencari ilmu. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca, khususnya dari dewan guru yang telah membimbing kami. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



                                               
DAFTAR PUSTAKA
Mudzakir. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2012.
Syadali, Ahmad dkk. Ulumul Quran II. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.





[1] Mudzakir. Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2012) hal 403
[2] Ahmad Syadali dkk. Ulumul Quran II (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997) hal 38
[3] Mudzakir. Studi Ilmu-ilmu Qur’an (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2012) hal 405

No comments:

Post a Comment