Thursday 26 January 2017

PERAN APARAT NEGARA TERHADAP TUGASNYA



PERAN APARAT NEGARA TERHADAP TUGASNYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pendidikan Kewarganegaraan”
Dosen pengampu:
Dr. H. Ilham Tohari, SH. MHI
Disusun oleh:
M Samsul Mughis                  (932132916)
Kelas   :   C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2016


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan[1]
Desa adalah wilayah yang penduduknya saling mengenal hidup bergotong-royong, adat istiadat yang sama, tata norma dan mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan kemasyarakatan. Di samping itu, umumnya wilayah desa terdiri atas daerah pertanian, sehingga sebagian besar mata pencariannya adalah seorang petani
Pada sebuah organsasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.[2]
Aparat desa sebagai bagian dari pegawai Negeri dituntut untuk dapat menjadi motor penggerak pembangunan karena aparat kelurahan bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga akan lebih memahami keadaan dan kondisi masyarakat. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa kesempurnaan birokrasi tergantung dari kesempurnaan aparatur negara sehingga kualitas birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur Negara.

BAB II
TEORI
Untuk menjadi pemimpin yang ideal, harus mempunyai 8 watak di bawah ini.
1.      Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya, sehingga ia dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra prosedur-prosedur yang diperlukan. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan organisasi.
2.      Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya. Ia harus senantiasa  menepati janjinya, jika ingin menanam kepercayaan bawahannya. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat pribadi.
3.      Tabah dalam usahanya. Pemimpin harus mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya.
4.      Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada pihak lain. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul maupun berupa kritikan dari pihak lain maupun dari pihak bawahannya.
5.      Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, tulus terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.
6.      Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian rupa.
7.      Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang lain.
8.      Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikap terus terang dan transparan. Ia tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin rahasia dan tertutup[3]


BAB III
DATA
Dalam paparan data ini, peneliti akan memaparkan data yang diperoleh di lapangan (lokasi penelitian). Yang sesuai dengan hasil dari pengumpulan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai penjelasan dari kepimimpinan yang akan mejadi materi pokok dari penilitian dan disajikan sesuai dengan fokus penelitian terhadap kepemimpinan suatu tugas yang diberikan terhadap orang yang dipercaya dan diberi jabatan oleh pemerintah untuk menjabat menjadi kepala desa.
Disini peneliti meneliti sebuah desa yaitu : Desa Kedungsari, Kec. Tarokan, Kab. Kediri, dan dimana peneliti sendiri bertempat tinggal dan hidup di situ, sehingga peneliti lebih mudah dalam menyimpulkan sesuatu yang terjadi di dalam desanya sendiri.
Dari 8 watak yang di sebutkan dalam bab II dan yang sudah di terapakan oleh kepala Desa Kedungsari, kec. Tarokan, Kab. Kediri, melalui tanya jawab yang dilakukan oleh si peneliti ke Kepala desanya lansung. Dengan mengenai beberapa waak tersebut adalah:
1.      Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya.
Mengenai poin ini, Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri, berpendapat:
secara teknis alat-alat dan prosedur yang ada di kantornya itu sangat mudah untuk di oprasikan, karena alat-alat sekarang itu praktis dan sangat canggih dan lengkap dengan fitur-fitur atau prosedur pemakaian,[4]
Di simpulkan bahwa dalam kepemimpinanya Bapak Poniran sangat menguasai alat-alat teknis dan prosedur-prosedurnya.
2.     Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya. Inilah poin terpenting dalam poin yang ke-2
Dalam sikap dan perkataan seorang pemimpin itu sangat penting, karena dari sini para masyarakat dan pegawai-pegawai di dalam kantor untuk menilainya. Menurut pengalaman saya yang sudah bersetatus menjadi warga Desa Kedungsari dan kepala desa saya yang sudah agak cukup lama menjabat menjadi Kepala Desa yaitu selama 5 tahun dengan visi dan misinya untuk merubah desa kedungsari ini sudah terwujud dan terlaksana. Seperti kesejahteraan masyarakat dalam berpenghasilan adalah membuat jalan jalan di sawah terpencil agar para petani bisa menjangkau sawahnya tidak ada kendala dan perbaikan jembatan penghubung agar transportasi petani menjadi lancar.
3.      Tabah dalam usahanya. Pemimpin harus mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya.
Menurut saya seorang pemimpin itu harus tabah dan sabar dalam menjalankan tugasnya karena mencapai tujuan yng besar itu memerlukan proses dan proses itu memerluka kesabaran. Menurut pendapatnya dalam menangani masalah  yang terdapat pada desa, Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri, berpendapat:
Bila ada permasalahan dalam desa para aparat desa selalu mengadakanrapat untuk bermusyawarah untuk mencari solusi yang terbaik, contohnya ada kerusakan jalur transportasi di sawah, kami para aparat desa bersepakat mencari solusi untuk perbaikan jalur transportasi, dengan mengusulkan dana kepada pihak yang berwenang untuk dana perbaikan transportasi.[5]
Di sini terbukti bahwa kesabaran kepala desa terbukti dengan menangani permasalahan-permasalahan dengan tenang dan pemikiran yang penuh tanggung jawab dan kesabaran.
4.      Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada pihak lain.
Seorang pemimpin harus bisa menjadi pemimpin yang baik,  dengan bisa menjelaskan secara jelas mengenai perintah-perintah dan prosedur-prosedur yang sudah di rancang, maupun mengenai tugas-tugas yang akan di berikan oleh sang pemimpin kepada kariawanya. Mengenai semua itu inilah pendapat dari Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri.
Megenai semua itu saya pernah menegur dan berbicara dengan salah satu petugas saya,  karena petugas saya datang kekantor itu terlambat. Saya ajak berbincang-bincang agar petugas saya mengerti dan paham akan keterlambatanya. Dan ada lagi peristiwa saat ada warga saya  yang mau menemui saya, datang kerumah dan kekantor saya tiga kali berturut-turut tidak menemui saya, dan saat datang lagi dia menemui saya, dan dia berkata mengolok-olok saya bahwa saya orangnya sombong tidak mau di temui dan selalu gaya sibuk, terus saya bercerita dan menjelaskan tentang kesibukan saya agar warga saya tidak  salah paham terhadap saya.[6]
Berarti disini dapat di simpulkan bahwa, dalam poin ke 4 dari tipe ini kepala desa saya sudah menguasainya.
5.      Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, tulus terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.
Untuk meyakinkan, membangun rasa dan memberi motivasi, agar para pegawai dan masyarakatnya mempunyai rasa minat dan keyakinan yang tinggi terhadap sang pemimpin, dibutuhkan pemimpin yang mengerti dan menguasai situasi dan isi hati para pegawai dan masyarakatnya yang dia pimpin. Mengenai ini semua Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari Kec. Tarokan, Kab. Kediri, mempunyai cara mengenai dengan kesejahteraan masyaratakatnya beliau berpendapat:
Dalam menyejahterakan masyarakat, saya membuat trobosan dalam meningkatkan seperti Usaha Kecil Masyarakat (UKM), seperti di Desa Kedungsari RT:03, RW:02, dalam usahanya adalah pembuatan grabah dan remikan contohnya adalah patung dari tanah liat, alat bantu masak dari tanah liat, mainan anak-anak dari tanah liat dan masih banyak lagi yang lainya. Dari pemerintah sendiri menurunkan bantuan untuk melancarkan usahanya dengan memberi cerobong dan tempat untuk proses pembakaran hasil tanah. Dan tak lupa seperti perbaikan irigasi air di sawah untuk pengairan sawah. Semuanya itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, dan pendektan diri antara pemerintah dengan masyarakatnya.[7]
Bisa di simpulkan berarti dalam menyejahtrakan masyarakat aparat pemerintah sudah mempunyai rencana dan tujuan. Dan kembali lagi kemasyarakat agar sadar dengan usaha dan kerja sang aparat pemerintah.
6.     Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian rupa.
Untuk kemampuan dalam memahami suatu karakter, sifat, kualitas kerja maupun kualitas pemikiranya lalu untuk memutuskan sesuatu. Sangat perlu untuk dimiliki oleh seorang pemimpin, dengan demikian dalam memutuskan sesuatu dengan mudah dan tepat. Dalam poin ini Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari Kec. Tarokan, Kab. Kediri bercerita:
Pada saat kantor kami membutuhkan kariawan, berketapan dengan acara pemilu, saya melihat ada seorang petugas pemilu dari masyarakat desa dengan kemampuan yang mencukupi dalam mengerjakan tugas-tugas dan saat selesai pemilu, saya dengan pemikiran yang matang saya memanggil dia untuk menawarkan jabatan untuk menjadi kariawan di kantor desa, dan dia menerima tawaran saya[8].
Dari cerita itu bahwa bisa disimpulkan bahwa dalam memilih petugas Bapak Poniran sangat menguasai dan mempunyai pemikiran sendiri dalam keputusanya.
7.      Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang lain.
Menjadi seorang pemimpin sangat penting dalam memutuskan sesuatu dengan pertimbangan-pertimbangan dampak negatif maupun positifnya maka dari itu sangat perlu pemikiran yang matang dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di desa itu sendiri. Mengena ini semua inilah tanggapan dari Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri.
Pada saat ada permasalahan dalam desa terutama masyarakatnya mengenai ada wabah nyamuk demam berdarah, para aparat desa mempunyai ide untuk membuat suatu panitia untuk menggerakan dan memahamkan pentingnya menerapkan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) kemasyarakat agar bisa menanggulangi wabah nyamuk demam berdarah, dan keputusan itu saya setujui dan di laksanakan secepatnya.
Dari permasalahan diatas bisa ditangkap oleh penulis bahwa mengenai poin ke-7 ini Bapak Poniran sangat menguasainya.
8.      Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikap terus terang dan transparan. Ia tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya.
Untuk menjadi pemimpin sangat penting mempunyai sifat transparan. Dengan pemimpin yang bersifat terus terang dan transparan maka masyarakat maupun petugas yang di pimpinya juga akan otomatis transparan. Mengenai poin ini beginilah tanggapan dari Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri.
Menurut saya poin ke-8 ini masih ada kaitanya dengan cerita saya yang ada di pon ke-4 tadi. Saat ada warga saya  yang mau menemui saya, datang kerumah maupun kekantor saya tiga kali berturut-turut tidak menemui saya, dan saat datang lagi dia menemui saya, dan dia berkata mengolok-olok saya bahwa saya orangnya sombong tidak mau di temui dan selalu gaya sibuk, terus saya bercerita dan menjelaskan tentang kesibukan saya agar warga saya tidak  salah paham terhadap saya dan warga mengerti dengan saya.[9]
Berarti tidak bisa diragukan lagi bahwa poin ke-8 semua ini sudah dimiliki oleh Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari. Dan suda beliau terapkan untuk menjadi pemimpin yang baik.

BAB IV
ANALISIS
Dalam bab ini akan dipaparkan analisis terkait hasil data dan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara,  observasi maupun dokumentasi. Dalam pemahasan hasil penilitan ini disajikan dengan teori-teori yang ada dan disesuakan dengan fokus penelitian, agar lebih mudah dalam menganalisis setiap permasalahan yang ada.
Adapun ada fokus penelitian ini dan hasil pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya sehingga ia dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra prosedur-prosedur yang diperlukan. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan organisasi.
Adapun dari poin pertama ini sang pemimpin harus menguasai alat-alat teknis dan cara kerjanya diobservasi dari pendapat beliau sekiranya sudah menguasai dan mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai alat-alat teknis serta prosedur cara kerjanya..
2.      Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya. Ia harus senantiasa  menepati janjinya jika ingin menanam kepercayaan bawahannya. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat pribadi.
Dengan menepati janji dan menerapkan janji-janajinya terutama visi dan misinya untuk menjadi seorang pemimpin akan dapat dipercaya oleh warganya maupun kariawanya.
Dengan hasil analsis data poin ini sudah dimekerti sebelumnya oleh , Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari, kecaatan Tarokan, Kabupaten Kediri,
3.      Tabah dalam usahanya. Pemimpin harus mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya.
Dalam soal ketabahan dalam berusaha dan mempunyai keyakinan yang tinggi sangat perlu untuk dimiliki oleh sang pemimpin untuk mencapai keinginan atau cita-citanya.
Dari data yang dianalisis Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri, juga sudah mempunyai ketabahan dan mempunyai keyakinan yang tinggi dalam niatnya untuk menyesejahterakan masyarakatnya.
4.      Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah pahaman Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul maupun berupa kritikan dari pihak lain maupun dari pihak bawahannya.
Kesalah pahaman seseorang akan menimbuklan rasa saling  tuduh dan akan mengurangi rasa kepercayaan terhadap orang lain.
Analisis data membuktikan bahwa poin yang ke-4 ini sudah ada dalam hati kepemimpinan Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri, dan beliau pantas mendapatkan kepem9mpinan itu.
5.      Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain , tulus terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.
Ketulusan minat dan keihlasan hati sang pemimpin akan kelihatan dan bisa dibuktikan dari tinkah laku dan sikap seorang pemimpin dengan cara beliau memipin.
Dan analisa data membuktikan bahwa Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri, dalam menyejahterakan masyarakatnya mempunyai kepedulian dari hasil usah kecil masyarakat dan terobosan-terobosan bantuanya membuktikan rasa minat dan ketulusan hati agar masyarakanya makmur dan bahagia.  
6.      Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya Seorang pemimpin harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian rupa.
Untuk menentukan sesuatu pemimpin harus mempunyai keputusan yang maang dan sudah memikiran dampak positif maupun negatifnya.
Dan data analisis membuktikan dalam cara untuk memahami sifat dan karakteristik seseorang , Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari, kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, mempunyai cara sendiri untuk menentuknya.
7.      Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang lain.
Kewaspadaan sang pemimpim sangat diperlukan dalam menangani masalah dan menyelesaikan masalah.
Hal ini dibuktikan oleh Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, dalam menangani masalah yang ada didesa dengan membuat rancangan-rancangan trobosan untuk menyelesaikan masalah.
8.      Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikap terus terang dan transparan Ia tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin rahasia dan tertutup.
Sikap kekeluargaan dan keakrapan sang pemimpin dengan kariawan maupun bawahanya bisa menciptakan rasa kepercayaan yang tinggi.
Dari observasi analisis data yang didapat dari penelitian kepemimpian Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, membuktikan dengan rasa kesabaran dan rasa sayangnya dengan masyarakatnya, dengan menjelaskan dan transparanya beliau bekerja dan kesibukan beliau dalam melayani masyarakat.


                                                            BAB V              
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan oleh sipenulis bahwa Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari kec. Tarokan, Kab. Kediri sudah memenuhi kriteria untuk menjadi pemimpin yang ideal dan pantas untuk menjadi pemimpin di Desa Kedungsari kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Dan bisa buat contoh oleh pemimpin-pemimpin yang lainya agar masyarakat yang mereka pimpin agar sejahtera seperti masyarakat yang di pimpin oleh Bapak Poniran selaku Kepala Desa kedungsari.
Dan bukan oleh aparat daerah atau wilayah desa saja, untuk semuanya yang menjadi pemimpin sangat lah penting dalam menerapkan dan melaksanakan 8 poin untuk jadi pemimpin yang ideal tadi.
Untuk mejadi seorang aparat pemerintahan. Bapak Poniran selaku Kepala Desa Kedungsari sudah memenuhi semua karakter untuk menjadi pemimpin yang ideal dan pantas untuk menjadi seorang pemimpin terutama dalam menyejahterakan masyarakatnya dari penghasilan dan usaha-usaha yang dimiliki masyarakatnya sudah beliu tingkatkan dan taklupa lagi dalam kesehatan masyarakatnya beliau juga memperhatikanya.
Dan dalam cara beliau memimpin dan merancang acara beliau sangat suka bermusyawaroh karena dengan musyawaroh dapat menciptakan rasa kekeluargaan yang erat dan bisa untuk saling mengerti satu sama lain.
Kemampuan beliau dalam mengambil keputusan sangat lah bijak dan rasa kekeluargaan beliau sangat lah besar terutama sikap transparan dan ketulusanya.



[2]Istianto,Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung:  Alfabeta,  2009), 2.
[3] Arep, Pemimpin dan  Kepemimpinan.(Yogyakarta:PT Graha Ilmu, 2002), 241
[4] Bapak Poniran, Kepala Desa Kedungsari, Kediri 26 Desember 2016
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Ibid.

No comments:

Post a Comment