Thursday 26 January 2017

makalah filsafat positivisme



FILSAFAT POSITIVISME
Filsafat positivisme adalah suatu paham pemikiran yang dalam penyamapaian kebenaranya bersumber dan berpangkal pada pembuktian dengan pengalaman dan gejala yang benar-benar terjadi. Dan didalam positivisme tidak percaya dengan adanya metafisika.
Contohnya: Ada monumen besar dan bersejarah di kota Kediri yang diberi nama Monumen Simpang Lima Gumul. Dan para manusia percaya, berarti penyataan tadi benar dan dapat di buktikan.
1.      Tahap Teologis fiktif  fictitious Knowledge
Disini pemikiran manusia masih mutlak pemikiran hakikat batin terhadap sesuatu, dengan sebab dan tujuan fenomena alam = kuasa ,sesuai dg kepercayaan teologis Animisme polytheisme teologis
2.      Tahap Metafisika abstraksi Metaphysical knowledge
Kekuatan kodrat di ganti dengan kekuatan yang Abstrak dengan melewati proses Generalisasi, tahap ini muncul setelah tahap Teologis dan mengalami peubahan benuk dari tahap Teologis dengan pemikiran dan pendap Aries Totales mengabstraksikan jawaban atas fenomena alam untuk menemukan hakekat segala sesuatu
3.      Tahap Positiv/Tahap Ilmiah scientific knowledge
Memiliki tujuan tertinggi dengan dapatnya tersusun dan diatur senua gejala dalam satu fakta yang umum saja. Karena ketika seorang sadar bahwa tidak ada gunanya untuk berusaha mencapai kemenangan, baik metafisis maupun teologis.menemukan hukum universal segala sesuatu melalui pendekatan ilmiah obserfasi+verifikasi
Sejarah lahirnya positivisme
1.      John Austin (1790-1859)
John Austin adalah seorang positivis yang utama mempertahankan bahwa satu-satunya sumber hukum adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Austin mengartikan ilmu hukum (yurisprudence) sebagai teori hukum positif yang otonom dan dapat mencukupi dirinya sendiri. Ilmu hukum hanyalah untuk menganalisa unsur-unsur yang secara nyata ada dari sistem hukum moderen.
2.      Auguste Comte (1798-1857)
Auguste Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari 1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun ) adalah seorang filsuf Perancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran.
3.      John Stuart Mill (1806-1873)
4.      Hippolyte Taitne (1828-1893)
5.      Emile Durkheim (1852-1917)

Karakteristik
Pengetahuan ilmiah: Observasi Indra+interprestasi logika+varifiable
Metode Positivisme bersifat induktif verifikatif
Tidak mengakui pengetahuan subjektif maupun hal-hal yang metafisika
Pengetahuan bebas nilai (tidak terikat)
Kelebihan
Pola pikir sistematis dan rinci
Metode induksi dapat menyimpulkan premis-premis minor untuk menghasilkan hukum universal
Memakai verifikasi fakta-fakta empiris sebagai indikator kebermaknaan sebuah pengethuan
Kelemahan
Pengetahuan alam punya hukum universal, namun pengetahuan sosial punya keunikan sehingga keduanya mustahil di samakan
Fakta sosial penuh biasa, berbeda dengan fakta empiris alam, sehingga sulit menemukan
Generalisai via metode induksi rawan kesalahan , karena premis-premis minor yang dikumpulkan mungkin tidak lengkap

No comments:

Post a Comment