FILSAFAT POSITIVISME
Filsafat
positivisme adalah suatu paham pemikiran yang dalam penyamapaian kebenaranya bersumber
dan berpangkal pada pembuktian dengan pengalaman dan gejala yang benar-benar
terjadi. Dan didalam positivisme tidak percaya dengan adanya metafisika.
Contohnya:
Ada monumen besar dan bersejarah di kota Kediri yang diberi nama Monumen
Simpang Lima Gumul. Dan para manusia percaya, berarti penyataan tadi benar dan
dapat di buktikan.
1.
Tahap
Teologis fiktif fictitious Knowledge
Disini pemikiran manusia masih mutlak pemikiran hakikat batin
terhadap sesuatu, dengan sebab dan tujuan fenomena alam = kuasa ,sesuai dg
kepercayaan teologis Animisme polytheisme teologis
2.
Tahap
Metafisika abstraksi Metaphysical knowledge
Kekuatan kodrat di ganti dengan kekuatan yang Abstrak dengan
melewati proses Generalisasi, tahap ini muncul setelah tahap Teologis dan
mengalami peubahan benuk dari tahap Teologis dengan pemikiran dan pendap Aries
Totales mengabstraksikan jawaban atas fenomena alam untuk menemukan hakekat segala
sesuatu
3.
Tahap
Positiv/Tahap Ilmiah scientific knowledge
Memiliki tujuan tertinggi dengan dapatnya tersusun dan diatur senua
gejala dalam satu fakta yang umum saja. Karena ketika seorang sadar bahwa tidak
ada gunanya untuk berusaha mencapai kemenangan, baik metafisis maupun teologis.menemukan
hukum universal segala sesuatu melalui pendekatan ilmiah obserfasi+verifikasi
Sejarah
lahirnya positivisme
1.
John Austin (1790-1859)
John Austin adalah
seorang positivis yang utama mempertahankan bahwa satu-satunya sumber hukum
adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Austin mengartikan ilmu
hukum (yurisprudence) sebagai teori hukum positif yang otonom dan dapat
mencukupi dirinya sendiri. Ilmu hukum hanyalah untuk menganalisa unsur-unsur
yang secara nyata ada dari sistem hukum moderen.
2. Auguste Comte
(1798-1857)
Auguste
Comte (Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte;
lahir di Montpellier, Perancis, 17
Januari 1798 – meninggal di Paris,
Perancis,
5
September 1857 pada umur 59 tahun ) adalah seorang filsuf
Perancis
yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta
aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme,
Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu
pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu
sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran.
3. John Stuart Mill
(1806-1873)
4. Hippolyte Taitne
(1828-1893)
5. Emile Durkheim
(1852-1917)
Karakteristik
Pengetahuan ilmiah: Observasi Indra+interprestasi logika+varifiable
Metode Positivisme bersifat induktif verifikatif
Tidak mengakui pengetahuan subjektif maupun hal-hal yang metafisika
Pengetahuan bebas nilai (tidak terikat)
Kelebihan
Pola pikir sistematis dan rinci
Metode induksi dapat menyimpulkan premis-premis minor untuk
menghasilkan hukum universal
Memakai verifikasi fakta-fakta empiris sebagai indikator
kebermaknaan sebuah pengethuan
Kelemahan
Pengetahuan alam punya hukum universal, namun pengetahuan sosial
punya keunikan sehingga keduanya mustahil di samakan
Fakta sosial penuh biasa, berbeda dengan fakta empiris alam,
sehingga sulit menemukan
Generalisai via metode induksi rawan kesalahan , karena
premis-premis minor yang dikumpulkan mungkin tidak lengkap
No comments:
Post a Comment