Islam dan Globalisasi
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Septiana Purwaningrum, M.
Pd.I.
Di susun oleh:
1.
Sayid Ahmad Yusuf
(932132716)
2.
M Samsul
Mughis (932132916)
3.
Anggi Mahendra P.P (932132816)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KEDIRI
2016
DAFTAR
ISI
Halaman
judul……………………………………………………………………
Kata
Pengantar…………………………………………………………………..
Daftar
Isi…………………………………………………………………………
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..
1.3 Manfaat Dan Tujuan………………………………………………..
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Islam Dan Globalisasi……………………………………………
2.2
Krakteristik Islam Globalisasi……………………………………………….
2.3
Krakteristik Globalisasi……………………………………………………...
2.4
Pengertian Modernisme ……………………………………………………..
2.5
Pengertian Purintanisme……………………………………………….
BAB
III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan ………………………………………………………………….
3.2
Saran…………………………………………………………………………
Daftar
Pustaka …………………………………………………………………..
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Islam menurut bahasa dari bahasa arab, yaitu
dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata
salima selanjutnya diubah menjadibentuk aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam kedamaian. Oleh karena itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat
kepada Allah SWT disebut sebagai orang muslim.dari uraian di atas bisa diambil
kesimpulan bahwa islam menurut bahasa ialah patu, berserah diri, dan taat
kepada Allah SWT.
Dalam makna istilah islam sebagai agama
yang ajaran-ajarannya yang diwahyukan Allah kepada masyarakat melalui Nabi
Muhammad SAW. Menurut Maulana Muhammad Ali islam adalah agama pendamaian dan
dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat
islam menjadi bukti nyata bahwa agama islam itu selaras pada namanya.
Menghadapi peradaban dunia islam secara
keseluruannya berada dalm tatanan global yang mendasar dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi komunikasi. Transportasi, dan informasi semuanya ini
membuat dnia semakin global dan sempit karena mudanya dijangkau.[1]
Dan inilah yang disebut fenomena “globalisasi”, yang secara sederhana bisa
dipahami sebagai suatu proses pengintegrasian budaya, politik, ekonomi, dan
informasi nasional bangsa-bangsa ke ruang lingkup dan tatanan baru sistem
jaringan dunia (global).[2]
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Islam dan Globalisasi?
2. Sebutkan karakteristik Islam dan
Globalisasi?
3. Sebtkan karakteristik Globalisasi?
4. Apa pengertian Modernisme?
5. Apa pengertian Purintanisme?
C. Manfaat
dan tujuan
1. Mengetahui dari Islam dan Globalisasi
2. Mengetahui dari krakteristik Islam dan
Globalisasi
3. Mengetahui dari krakteristik Globalisasi
4. Mengetahui dari modernisme
5. Mengetahui dari purintanisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Islam Dan Globalisasi
Dari segi bahasa (etiomologi),
islam berasal dari bahasa arab, yaitu salima yang yang mengandung arti selamat,
damai dan sentosa. Dari kata salima, selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama
yang berarti aslama yang berarti berserah diri masuk kedamaian.[3]
Islam adalah agama Allah yang SWT, yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW,
untuk mengajarkan dan menyampaikan pada Umat-Nya.
Adapun globalisasi berasal dari
kata “global”. Globalisasi (globalization) merupakan proses menuju arah global.
Arti global adalah menyeluruh atau menyatu, dari berbagai unsur menjadi satu.
Globalisasi adalah era
global/modern bahwa dunia ini terasa seperti kampong kecil. Interaksi
antarnegara, peradaban, dan budaya semakin mudah dalam melakukannya, proses
tersebut saling mempengaruhi antara satu budaya dengan budaya lain dengan
proses yang cepat, baik budaya itu positif maupun negatif. Pada akhirnya,
globalisasi menjadi alat untuk saling mempengaruhi antara peradaban,
antarnegara, budaya, dan agama.
B. Karakteristik Islam Globalisasi
Ungkapan “Islam, globalisasi, dan peradaban
dunia” berusaha menjelaskan pada pertentangan, persinggungan, atau persamaan.
Oleh karena itu islam memiliki karakter sebagai berikut:
a.
Menjanjikan
keselamatan dunia dan akhirat
b.
Penyerahan
diri seorang muslim kepada Allah SWT.
c.
Penyelamatan
yang dijanjikan islam dengan kesempurnaan, komprensif dan mendetail.
d.
Islam
sebagai agama yang sempurna
e.
Islam
menjelaskan segala sesuayu yang semuanya itu untuk keselamatan manusia.
f.
Tidak
ada satu pun yang dibiarkan dan tidak diperhatikan di dalam islam.
g.
Tebaran
penyelamatan islam mencakup pada seluruh alam semesta, lebih dari sekadar
globalisme.
C. Karakteristik Globalisasi
Dalam hal-hal yang bersifat duniawi, umat islam diberi kebebasan
seluas-luasnya untuk beradaptasi, berdialog, hidup berdampingan dengan non
islam. Tetapi ia harus mengetahui prinsip-prinsip islam. globalisasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
·
Internasionalisasi
(dari daerah menuju ke arah wilayah yang lebih luas).
·
Liberalisasi
(paham menuju arah serba bebas dan melepaskan norma-norma yang telah mapan,
antaralain norma-norma agama islam).
·
Universalisasi
(dunia telah menjadi dalam kesatuan, tetapi tidak ada wilayah yang melekat
antara wilayah stu dengan wilayah lain sebagai berkah untuk memajukan IPTEK,
terutama teknologi dan informasi.
·
Westernisasi
(arah peradaban dari dunia timur menuju arah kultural dunia barat yang bercirikan
sekularisme, individualisme, kapitalisme, liberalisme, dan hedonisme.
·
Suprateritoalisme
(ruang-ruang sosialitas mulai tidak ada lagi dari jaraknya dan batas-batas
wilayahnya. Dengan demikian, dunia adalah satu wilayah).
Secara singkat, bahwa globalisasi dapat
dikatakan terjadinya keterbukaan wilayah atau Negara sehingga memungkinkan
terjadi interaksi antara wilayah atau Negara tersebut. Seperti dalam ekonomi,
politik, budaya dan lain-lain.[4]
D. Pengertian Modernisme
Kata modern, medernitas, modernisasi dan
modernisme, seperti kata lainnya yang berasal barat, telah dipakai dalam bahasa
Indonesia. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata modern diartikan sebagai
yang terbaru, secara baru, mutakhir.[5] Dalam
masyarakat barat kata “modernisme” mengandung arti pikiran, aliran, gerakan,
dan usaha-usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-instintusi
lama dan sebagainya, agar semua itu sesuai dengan pendapat-pendapat dan
keadaan-keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Perubahan dilakukan untuk menyesuaikan zaman dan keadaan masyarakat dalam
mengejar bangsa lain agar memberi solusi nyata dengan mendatangkan paradigma
baru dalam suatu masyarakat supaya mewujudkan kebangkitan bagi umat islam.
Dalam
masyarakat barat, modernisme mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan
usaha untuk mengubah paham-paham dan institusi-institusi lama untuk disesuaikan
dengan suasana baru ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.[6]
Oleh karena itu, modern lebih mengacu pada dorongan untuk melakukan perubahan
karena paham-paham dan institusi-institusi lama dinilai tidak relevan. Kaum
modernis kebanyakan lebih percaya bahwa keterbelakangan umat islam karena
disebabkan oleh kesalahan sikap mental, budaya, atau teologi mereka. Pandangan
kaum modernis lebih merujuk pada pemikiran modernis Muktazilah, yang cenderung
bersifat antroposentris karena bagi Muktazilah, manusia itu dapat menentukan
perbuatannya sendiri.[7]
E. Pengertian Purintanisme
Secara garis besar, kata “puritanisme” secara etimologis berasal
dari bahasa yunani, pure yang berarti murni. Purntanisme, berarti paham
dan tingkah laku yang didasarkan pada ajaran kaum puritan. Puritan memiliki
arti orang yang hidup saleh dan yang menganggap kemewahan dan kesenangan
sebagai dosa.
Purintanisme menurut istilah memiliki dua
arti, yaitu di lapangan pemikiran dan kepercayaan. Purintanisme di lapangan
pemikiran, misalnya pada lapangan ilmu pengetahuan berupa tidak mau mengunakan
kata atau ejaan yang mirip dengan perkataan atau ejaan bangsa asing. Dalam
lapangan kepercayaan sendiri, misalnya sikap hanya berpegang pada ajaran yang
termuat dalam suatu kitab suci sesuai dengan arti kata. Pengertian yang tidak
sama dengan arti kata dianggapnya berbahaya atau salah, selain makna ajaran
agama islam pada beberapa golongan, yang mengikuti pada cara hidup yang
sederhana dan tidak menggangu pada kesehatan.
Dalam islam, purintanisme disamakan sengan
istilah sufi. Pemurnian ditunjukan untuk mengembalikan umat islam pada ajaran
yang murni berasal dari pembawanya Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an dan hadis
agar bersih dari perilaku takhayul, bid’ah, dan khurafat yang dapat merusak
pada ajaran dan akidah umat islam.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemurnian itu adalah
kembali pada ajaran islam yang murni, yaitu kembali pada ajaran Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya yaitu Al-Qur’an dan Hadist sahih untuk menyesuaikan
zaman yang semakin aktual dengan ajaran islam yang murni.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Islam berasal dari bahasa arab, yaitu salima
yang yang mengandung arti selamat, damai dan sentosa Islam adalah agama Allah yang SWT, yang
diturunkan pada Nabi Muhammad SAW, untuk mengajarkan dan menyampaikan pada
Umat-Nya. Globalisasi berasal dari kata “global”.
Globalisasi (globalization) merupakan proses
menuju arah global. Globalisasi adalah era global/modern bahwa dunia ini terasa
seperti kampong kecil. Interaksi antarnegara, peradaban, dan budaya semakin
mudah dalam melakukannya.
Modernisme adalah pikiran, aliran, gerakan, dan usaha-usaha
untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-instintusi lama dan
sebagainya. Purntanisme adalah pemurnian, asal, dan kembali pada suatu
ajaran-ajaran atau sikap-sikap pada masa awal kejadiannya.
B.
Saran
jadi, melihat dari makalah penulis
menyarankan islam dalam globalisasi juga dibutuhkan di kalangan islam karena
melihat perkembangan zaman dan kehidupan masyarakat, tetapi juga melihat titik
positif dan negatif dalam menangapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H.Koko Abdul Kodir, M.A, Metodologi Studi Islam, Surabaya: Sinar Surya, 2009.
Harun Nasution, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Grand Media, 1991.
Mansour Fakih, Ulumul Qur’an, Bandung: Lentera,1997.
Dr. H.Koko Abdul Kodir, M.A, Metodologi Studi
Islam, Yogyakarta, TERAS, 2009.
Abdurrahman Wahid, dkk., Zaman Baru Islam
Indonesia, Bandung, Remaja Rosda
Karya,1999.
M. Yatimin Abdullah, metodologi
studi islam, Surabaya : Pustaka Media, 2004.
Komaruddin Hidayat, Memahami Bahasa Agama, Jakarta: Cahaya Surya,1996.
Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1998.
[8]. Dr.
H.Koko Abdul Kodir, M.A, Metodologi Studi Islam, (Surabaya: Sinar Surya, 2009), 244.
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-3188739935816802",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-3188739935816802",
enable_page_level_ads: true
});
</script>