Sunday 27 May 2018

Puisi tentang syukur

Takjub semesta alam


Indah di mata, syahdu di hati
Cayaha rembulan yang menyelimuti bumi, membuat makhluk merasa saling mencintai

Di saat sudah rencanakan, saat sudah di perhitungkan
Nyatanya waktu berkata tidak

Bunga mawar layu, bukan karena cuaca dan suhu

Di saat teori sudah mau mengemplementasikan diri, di saat yang sama fakta mulai menolak secara empirisya

Sang ego dengan alimbi-alimbi yang berombak samudra, mengingkan ikan mas menampakan diri

Pangeran Arjuna yang tampanya tiada tanding, tetapi oleh Putri Anggraini tembakan cintanya di tolak secara mentah-mentah

Tuhan sang pengatur waktu, yang memiliki rencana indah, sampai indahnya tak terbayangkan oleh logika manusia

Ombak samudra memang besar, tetapi jawaranya nelayan sama sekali tidak takut dengan ombak samudra

Karena jawara nelayan menggunakan campur tangan tuhanya

Kiamat itu nasib, mati itu takdir.

Kiamat adalah musibah, tetapi mati bukan hanya kiamat

Sukses bukan tolak ukur baiknya nasib. tetapi kebahagiaan adalah cara menikmati takdir.

"La'in syakartum, la'azidannakum"

Dengan syukur, inilah cara membentuk nasib dan menikmati takdir yang sempurna.

#saurontheroad
# oleh : M_Samsul_Mughis


<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
          google_ad_client: "ca-pub-3188739935816802",
          enable_page_level_ads: true
     });
</script>

No comments:

Post a Comment