Friday 25 May 2018

Materi ideal pendidikan islam


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Layaknya sebuah bangunan rumah, bila dibangun tanpa tiang dan pondasi yang jelas kuatnya, maka rumah itu tidak akan berdiri dengan tegak dan kuat, tetapi bila beri pondasi dan tiang yang kuat maka rumah itu tidak akan runtuh walaupun badai dan banjir datang. Materi yang mengkaji struktur pemikiran dan keilmuan sekaligus menjadi ciri khas dan identitasnya, sehingga pola pikir dan pengembangan pemikiran akan beraktifitas dengan tepat sasaran layaknya yang sudah di tentukan di dalam ajaran atau doktrinya, yan mana sudah terkonsep dengan ideal dan telah bertujuan dengan jelas, sejelas doktrin yang ada pada ajaranya.
Keadaan filsafat pendidikan islam yang diperdebatkan menjadikan kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap islam. Tetapi yang  jelas bahwa dalam pengembangan pendidikan islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada dibalik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian filsafat pendidikan menyumbang analisisnya kepada ilmu pendidikan islam tentang hakikat masalah nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup islam, sebagai disiplin ilmunya maka sudah barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya, yang mana filsafat pendidikan ini bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadist, dengan demikian kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan dan kehidupan umat manusia, khususnya umat islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan pendidikan islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan islam pada hakikatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia, yakni menjadi manusia yang bertaqwa dan menjadi insal kamil.
Bangsa Indonesia telah berketetapan bahwa melalui proses pendidikan itulah setiap warga negara Indonesai dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketaqwaanya terhadap Tuhan yang maha esa. Dengan demikian, pendidikan agama islam di sekolah merupakan media untuk proses pendidikan agama dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertaqwa, melalui materi-materi yang telah dirumuskan.
Pendidikan Agama Islam dalam materinya tidak jauh dari Al-Qur’an dan Al-Hadist, karena sudah kita ketahui kebenaran dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang di dalamnya sudah tidak bisa di ragukan lagi kebenaranya, yang termasuk dalam materi-materi kurikulum pendidikan, sebagainya adalah Tauhid, akidah akhlak, Fiqih atau hukum dan tidak lupa sejarah tetap akan dimasukan karena dengan mengetahui sejarah kehebatan islam zaman dahulu maka peserta didik akan tumbuh semangat juang menambah wawasan keilmuan islam.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang di maksud materi pendidikan islam ?
Bagaimana tujuan dan prinsip-prinsip pendidikan islam ?
Apa Ruang lingkup materi pendidikan islam ?




BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Materi Pendidikan Islam
  Secara Umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran islam, yaitu al-Qur’an dan al-Hadist. Dengan melalui metode ijtihad para ulama’ mengembangkan prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam tersebut dengan lebih rinci dan mendetail yang di jadikan bahan materi pokok yang harus di bahas di dalam lembaga pendidikan formal dan non-formal.
Materi adalah suatu yang menjadi bahan untuk di ujikan, di pikirkan, di bicarakan, di karangkan. Untuk membuat kurikulum yang baik, dan selaras dengan tujuan pendidikan yang menciptakan peserta didik yang bertakwa dan berakhlakul karimah, di butuhkan materi yang sangat spesifik yang bertujuan langsung untuk memperbaiki kehidupan peserta didika dan menjadi pedoman masa depanya, dan semua itu sudah berada dalam materi pendidikan agama islam
Abd. Rachman Assegaf yang mengutip pendapat dari Zuhairini, definisi dari pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Maksud dari sistematis adalah teratur dan bertahab, contohnya di lembaga pendidikan terdapat pendidikan dasar, menengah dan atas, dan juga pragmatis yang bertujuan untuk kemanfaat atau yang berguna bagi kehidupan manusia.
Pendidikan islam adalah satu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia, dengan pendidikan, diharapkan bisa terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan nafsu hayawiyah-nya sendiri. pendidikan islam bisa kami simpulkan suatu proses perubahan, atau pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, atau bisa di katakan proses atau usaha sadar untuk pendewasan seseorang dari segala aspek dengan berpedoman ajaran agama islam.
Said Ismail Ali berpendapat yang telah di kutip oleh Abd. Rachman Assegaf bahwasanya dasar ideal pendidikan Islam terdiri atas aneka macam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Kata-kata sahabat, kemasyarakatam, dan hasil pemikiran para pemikir islam
Materi pendidikan agama islam yang dimasukan dalam kurikulum pembelajaran di lembaga pendidikan formal, pasti tidak akan pernah jauh dari empat aspek, yaitu tauhid, fiqih, akidah aklak dan sejarah, dan munkin dari lembaga yang khusus mengkaji kajian islam akan lebih dari empat aspek tadi, tetapi tetap intinya adalah cara mendekatkan diri kepada Allah. Juga di jelaskan dalam ayat Al-Qur’an.
الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.( Q.S, Al-Hajj, ayat 41 ).
Yang mana ayat di atas menjelaskan barang siapa yang mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan dan menyuruh orang lain agar tidak berbuat kejelekan, selalu berdoa untuk sabar dalam menjalani semua perbuatan karena semua di muka ini semua milik Allah dan akan kembali kepadanyam kelak, di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi.
Karekteristik PAI sebagai mata pelajaran sebagaimana dijelaskan dalam buku pedoman Khusus PAI dari Dekdiknas tahun 2006 adalah sebagai berikut:
PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok agama islam.
PAI bertujuan membentuk peserta didik agar beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta memiliki akhlaq mulia.
PAI memiliki 3 cakupan dasar, yaitu akidah, syariah, dan akhlaq. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep islam yang mempunyai dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah.
Dalam panduan penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah, PAI diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlaq, serta aktif membangun peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan sebuah tujuan akhir membentuk peserta didik yang memiliki akhlaq yang mulia (budi pekerti yang luhur) di setiap segi-segi praktis lainnya.
Dari pengertian diatas, dapat kita fahami bahwa materi PAI adalah materi pelajaran atau materi pokok bidang studi islam yang di lakukan secara terencana guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, mengamalkan ajaran islam dan berakhlaq secara islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

 Tujuan dan Prinsip-Prinsip Materi Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam sesunggunya tidak terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadist. Dalam hal ini ada lima prinsip-prinsip pendidikan islam.
Kelima prinsip tersebut adalah: Pertama, Prinsip Integrasi (Tauhid), Kedua Prinsip keseimbangan, Ketiga Prinsip Persamaan dan Pembebasan, Keempat, Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan (Istiqomah), Kelima Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan. Dan dalam kelima prinsip akan di bahas di bawah ini :
Prinsip Integrasi (tauhid). Prinsip ini memandang adanya wujud kesatuan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang untuk mencapai kebahagiaan didunia sekaligus di akhirat.
Faktor pendidikan bagi terbentuknya tauhid dan iman kepada Allah Swt, in merupakan inti dari pendidikan Islam, sedemikian pentingnya sehingga Nabi Muhammad Saw, menyatakan: ”Barang siapa tambah ilmuya tapi tidak tambah petunjuknya (imanya), maka bagi Allah Swt, orang tersebut tidak tambah apa pu  kecuali semakin jauh (dari petunjuk dan iman kepadanya)”.
Prinsip Keseimbangan. Prinsip ini merupakan konsekuensi daei prinsip integrasi. Keseimbangan yang menggabungkan antara muatan ruhaniyah dan jasmaniah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teori dan praktik, dan antara nilai yang menyangkut aqidahm syariah, dan akhlaq.
Ajaran islam tidak hanya menyangkut begaimana tata cara, rukun, syarat, atau sunnah-sunnah dan yang membatalkan wudu, shalat puasa, zakat, haji, dan bentuk-bentuk ibadah yang lainya, melainkan juga mencangkup ajran tentang hidup di dunia dan maslah duniawi. Dengan begitu, seorang Muslim dituntut untuk membuat keseimbangan antara hidup bahagia di dunia dan akherat.
Prinsip Persamaan dan Pembebasan. Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid, bahwa Tuhan adalah Esa. Oleh karena itu. Setiap individu dan bahkan semua makhluq hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah). Perbedaanya hanyalah unsur untuk memperkuat persatuan. Pendidikan islam adalah satu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia, dengan pendidikan, diharapkan bisa terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan nafsu hayawiyah-nya sendiri.
Prinsip kontinuitas dan berkelanjutan (istiqomah). Dan prinsip inlah dikenal konsep pendidikan seumur hidup (life long education) sebab didalam islam, belajar adalah satu kewajiban yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Seruan membaca yang ada dalam al-Qur’an merupakan perintah yang tidak mengenal batas waktu. Dengan memnuntut ilmu secara kontinu dan terus-menerus, diharapkan akan muncul kesadaran pada diri manusia akan diri dan lingkungannya, dan yang lebih penting tentu saja adalah kesadaran akan Tuhan
Prinsip kemaslahatan dan keutamaan. Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan akhlaq seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat atau berguna bagi kehidupan. Sebab, nilai tauhid hanya bisa dirasakan apabila ia telah dimanifestikan dalam gerak langkah manusia untuk kemaslhatan, keutamaan manusia itu sendiri.
Prinsip-prinsip dalam pendidikan islam tersebut perlu dirinci dalam bentuk indikator-indikator sehingga mudah untuk diaplikasikan dan dievalusasi berupa materi, untuk mencapai suatu kerihoan Tuhan.
 Ruang Lingkup Materi Pendidikan islam dan Penerapnnya
dari keterangan diatas, diruangkan semaksimal mungkin sebuah bahan ajar pendidikan yang diajukan untuk dapat menyeimbangkan antara iman, islam, dan ihsan yang terwujud dalam hubungan manusia dengan pencipta, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Dari keempat hubungan tersebut, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa materi, yaitu :
Al-Quran hadist. Yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan menterjemahkan serta menampilkan dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadist dengan baik dan benar. Menurut permenag no. 20 tahun 2008, ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an hadist adalah pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah tajwid, hafalan surat-surat pendek dan pemahaman tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, serta pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadist-hadist yang berkaitan dengan kebersihan, niat menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah, dan lain sebagainya.
Aqidah, yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, menghayati, serta meneladani dan mengamalkan, sifat-sifat Allah dan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari
Fiqih,
Sejarah,

No comments:

Post a Comment