Sunday 27 May 2018

Puisi tentang syukur

Takjub semesta alam


Indah di mata, syahdu di hati
Cayaha rembulan yang menyelimuti bumi, membuat makhluk merasa saling mencintai

Di saat sudah rencanakan, saat sudah di perhitungkan
Nyatanya waktu berkata tidak

Bunga mawar layu, bukan karena cuaca dan suhu

Di saat teori sudah mau mengemplementasikan diri, di saat yang sama fakta mulai menolak secara empirisya

Sang ego dengan alimbi-alimbi yang berombak samudra, mengingkan ikan mas menampakan diri

Pangeran Arjuna yang tampanya tiada tanding, tetapi oleh Putri Anggraini tembakan cintanya di tolak secara mentah-mentah

Tuhan sang pengatur waktu, yang memiliki rencana indah, sampai indahnya tak terbayangkan oleh logika manusia

Ombak samudra memang besar, tetapi jawaranya nelayan sama sekali tidak takut dengan ombak samudra

Karena jawara nelayan menggunakan campur tangan tuhanya

Kiamat itu nasib, mati itu takdir.

Kiamat adalah musibah, tetapi mati bukan hanya kiamat

Sukses bukan tolak ukur baiknya nasib. tetapi kebahagiaan adalah cara menikmati takdir.

"La'in syakartum, la'azidannakum"

Dengan syukur, inilah cara membentuk nasib dan menikmati takdir yang sempurna.

#saurontheroad
# oleh : M_Samsul_Mughis


<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
          google_ad_client: "ca-pub-3188739935816802",
          enable_page_level_ads: true
     });
</script>

Kumpulan puisi para puitis

_Gemericik air dikala sunyi.._


_Menghantarkan sukma kedalam dasarnya kerinduan.._

_Kala hati mulai tertatih tatih luka.._

_Kala jiwa mulai tak waras dengan beratnya ancaman dunia.._

_Sisi lain kau selalu siap menerima.._
_Gumpalan gumpalan hati yang pernah pergi dengan acuh.._

_Gumpalan gumpalan hati yang pernah menjauh dengan angkuhnya.._
_Bersama jiwa yang tak pernah ia pahami sebelumnya..._

_Wahai engkau yang maha menjaga.._
_Rapatkannlah kembali ruang sukma yang telah ku lubangi.._

_Dekaplah kembali jiwa yang telah pergi.._

_Agar suatu hari nanti.._
_Tak akan ada penyesalan semacam ini.._

# _oleh : yusuf_cipto_

Wasiyah ulama buat IPNU IPPNU Kedungsari




Kehebatan Dakwah Islam Zaman Old
.
.
.
Pada awal kanjeng Nabi membumingkan ajaran islam sangat banyak rintangan dan tantangan,
tetapi itu semua di atasi oleh beliau mengatasinya dengan lapang dada dan sabar tingkat tinggi

Dakwah kanjeng nabi dengan terang-terangan di tanah mekah, saat menysiarkan ajaran yang mulia ini banyak yang memusuhinya dari kaum Qurois dan kaum-kaum yang lain yang sangat membeci ajaran islam dan membeci Kanjeng Nabi Muhammad

Selanjutnya setelah di Mekah kanjeng Nabi dan para kaumnya  hijrah ke kota  Toib, di Toib juga musuhi oleh kaum-kaum kafir Qurois, tidak hanya cela'an dan caci maki tetapi saat berdakwah lempari batu-batu dan kotoran hewan.

Saat Kanjeng Nabi Muhammad SAW mengalami rintangan dan keluh kesah, maka Malaikat Jibril ikut galau, meminta ke kanjeng Nabi untuk membalas kaum yang melempari kanjeng nabi dengan di timpai gunung Uhud.

Malaikat Jibril yang sangat kesal dengan kaadaan manusia yang sangat tidak memulyakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Namun Rasulullah menolak permintaan malaikat Jibril, kaum yang melempari itu belum ngerti kalau saya (Rasulullah) itu utusan Allah.

Jika manusia mengerti bahwa saya Rosululloh maka umat manusia pasti akan takut kepadaku, dan akan mentaatiku.

Inti dari cerita ini adalah semangat beriktiyar menyiarkan agama islam, anda-anda kader Pelajar Nahdlatul Ulama' harus tidak ada rasa kesal dan malu,
 perjuanganmu harus di penuhi semangat yang hebat dan kesabaran yang tinggi.

Semangat buat kader-kader Nahdlatul Ulama'
Kader-kader bangsa
Kader-kader Perubahan


Mauidzoh pak k. Mahrus..
Mushola As-syakur Bani Sulthon-minggu/27/mei/2018

IPNU-IPPNU Berbagi Kebahagiaan




Assalamualaikum.wr.wb
Salam 3B Belajar, Berjuang dan Bertaqwa
RAMADHAN BERBAGI KEBAHAGIAAN...
Dalam rangka memuliakan bulan Ramadhan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama' dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama' Pempinan Ranting desa Kedungsari.
Mengadakan berbagi takjil gratis di masyarakat desa kedungsari.
yang bertempat di gang 6 atau gang ombo pada minggu, 27 mei 2018. Jam 16:50 WIB Sampai 17:20 WIB.
Kenapa kami memilih gang 6, karena letak gang 6 ini adapah tempat paling setrategis yang menjadi titik pusat desa kedungsari, dan gang 6 ini adalah jalan raya yang menghubungkan antar desa.  
Berbagi takjil ini sangat berdampak baik bagi masyarakat 
dan khususnya anggota pelajar sendiri selain belajar,  
manambah rasa saling tolong menolong antara umat beragama, selain belajar rasa tolong menolong acara ini juga mampu manambah rasa kekeluargaan dari IPNU-IPPNU pempinan ranting desa kedungsari sendiri 
agar dalam belajar berorganisasi di organisasi ini menjadi lebih beritergritas dan berkomitmen tinggi untuk memajukan IPNU-IPPNU dan menyejahterakan masyarakat desa kedungsari sendiri.

Saturday 26 May 2018

PEMILU RAYA FMBM IAIN KEDIRI

Selamat Datang Para Pemuda Revolusioner, pemuda Pembawa perubahan

Salam satu tekad
Salam prestasi
Salam revormasi

Yth para Mahasiswa Penerima Beasiswa BIDIK MISI di INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
Di bulan yang suci dan di penuhi rahmat ini
Forum Mahasiswa Bidik Misi IAIN KEDIRI

  • Mengadakan Rekrutmen, Ketua forum, Pengurus Harian dan Pengurus Bidang/Devisi

Yang mana perecrutan ini semuga menjadikan progresivitas dan mengharumkan nama FMBM IAIN KEDIRI


Ada pun keriteria yang harus di penuhi oleh calon peserta recrutmen

Syarat Calon Ketua

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berstatus sebagai mahasiswa bidikmisi IAIN Kediri minimal Semester II dan maksimal semester IV.
3. Bermoral baik, mempunyai rasa tanggung jawab, dan mampu bertindak profesional, serta memiliki visi dan misi untuk membangun FMBM IAIN Kediri.
4. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri yang dinyatakan secara tertulis sebagai calon Ketua FMBM IAIN Kediri.
5. Tidak menjabat sebagai Ketua di Organisasi lain.
6. Mengirimkan foto resmi berwarna beralmamater melalui email.
7. Mengisi biodata yang disediakan oleh panitia seleksi .
8. Bersedia hadir dalam Silaturahim dan Musyawarah FMBM IAIN Kediri.
9. Sehat jasmani dan rohani.

Syarat Calon Badan Pengurus Harian dan Pengurus Bidang atau Devisi

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berstatus sebagai mahasiswa minimal Semester II dan maksimal semester IV.
3. Bermoral baik, mempunyai rasa tanggung jawab, dan mampu bertindak profesional, serta memiliki visi dan misi untuk membangun FMBM IAIN Kediri.
4. Bersedia dicalonkan dan/atau mencalonkan diri yang dinyatakan secara tertulis sebagai calon Pengurus Harian dan Pengurus Bidang FMBM IAIN Kediri.
5. Mempunyai pengalaman organisasi selama menjadi mahasiswa.
6. Mengirimkan foto melalui email.
7. Mengisi biodata yang disediakan oleh panitia seleksi .
8. Mengirimkan bukti isian form berupa scan
9. Bersedia hadir dalam Silaturahim dan Musyawarah Pengurus Harian atau Pengurus Bidang FMBM IAIN Kediri.
10. Sehat jasmani dan rohani.

Kabar Bulan Ramadhan

Kabar Kabir bulan Akbar

Wahai kaum muslimin dan muslimat yang di manapun anda berada yang sangat di mulyakan oleh Allah
Di bulan yang suci ini marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yanv telah memberikan kita kesempatan bisa bermuwajahah, menikmati bulan yang sangat di penuhi rohmat ini.
Dan tak lupa sholawat serta salam kita kumandangkan, kita sorakan dengan hati yang berbahagia kehadirat Nabi agung, nabi revolusioner, Nabi Muhammad SAW, dengan sorakan "Allahuma Sholli 'ala Muhammad"

Tepatnya Malam nanti jam 3:25 pagi bulan akan mengelilingi Ka'bah dan langit akan berwarna biru muda, inilah sa'at penerima'an doa,taubat,munajat,ini​ *terjadi setiap 100 ribu tahun sekali,

*Hari ini di malam hari siapa pun yang berdo'a akan diterima. Bulan  akan melakukan Tawaaf di sekitar Ka'bah.
Tolong sampaikan ini kepada semua orang. *Rabbi minkulli zambi wa'atubu illiahi.. , jika kamu mengirim doa ini ke temanmu, Allah akan menyelesaikan semua masalahmu.

Tolong kirimkan ini ke Setiap orang dekat Kita  sehingga mereka bisa mengetahui .. ..
 semoga bermanfaat Aamiin 😊🙏🏼...

Artikel Keadilan sang pemimpin


Keadilan sang pemimpin

Suatu hari, Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya, para sahabat sedang asyik mendiskusikan sesuatu.
Tiba-tiba datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.

Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata :
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"

"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini !".

Umar segera bangkit dan berkata :
"Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka, wahai anak muda?"

Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata :
"Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya :

"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.

"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat", ujarnya.

"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala,

"Kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".

Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur, dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata :
"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah", ujarnya dengan tegas.

"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".

"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?", tanya Umar.

"Sayangnya tidak ada, Amirul Mukminin".
"Bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?", pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.

"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.

"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah-lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang kerumunan terdengar suara lantang :
"Jadikan aku penjaminnya, wahai Amirul Mukminin".

Ternyata Salman al-Farisi yang berkata.

"Salman?" hardik Umar marah.
"Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".

"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, yaa, Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.

Akhirnya dengan berat hati, Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.

Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman, salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama.

Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatan
gan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.

Akhirnya tiba waktunya penqishashan. Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.

”Itu dia!” teriak Umar.
“Dia datang menepati janjinya!”.

Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.

”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku, wahai Amirul Mukminin..” ujarnya dengan susah payah,
“Tak kukira... urusan kaumku... menyita... banyak... waktu...”.
”Kupacu... tungganganku... tanpa henti, hingga... ia sekarat di gurun... Terpaksa... kutinggalkan... lalu aku berlari dari sana..”

”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,

“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

_*”Aku kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan... di kalangan Muslimin... tak ada lagi ksatria... menepati janji...”*_ jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.

Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya :
“Lalu kau, Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

Kemudian Salman menjawab : _*Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”.*_

Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.

”Allahu Akbar!”, Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak.

“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.

Semua orang tersentak kaget.

“Kalian...” ujar Umar.
“Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.

Kemudian dua pemuda menjawab dengan membahana :
_*”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.*_

”Allahu Akbar!” teriak hadirin.

Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.
MasyaAllah..., saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya..
Allahu Akbar ... 😭😭😭

Beginilah layaknya contoh umat islam yg sebenarnya, bukan malah saling menghujat satu sama lainnya...

SILAKAN DI BAGIKAN, JANGAN SAMPAI KISAH MULIA INI TERPUTUS DI TANGAN ANDA ... !!
Agar Umat Islam INDONESIA tidak mudah di pecah belah..

Kehebatan khatidjah dan mengenang jaza khatidjah

Kehebatan Khatidjah
Mengenang jaza Khatidjah

Sdrku... Mari sejenak bertafakur untuk mengenang wafatnya ibunda kita /umat muslim *Siti* *Khadijah* istri kesayangan Rosulullah Muhammad saw. Semoga menjadi ibroh kita dan menambah keimanan. ( berulang saya membacanya selalu 😭😭😭)

*DETIK-DETIK WAFATNYA SITI KHADIJAH, ISTRI TERCINTA RASULULLAH*

Siti Khadijah adalah istri pertama Rasulullah. Orang yang pertama kali beriman kepada ALLAH dan kenabian Rasulullah. Orang yang sangat berjasa bagi dakwah Rasulullah dan penyebaran agama Islam.

Siti Khadijah wafat pada hari ke-11 bulan Ramadlan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun, saat usia Rasulullah sekitar 50 tahun.

PERMINTAAN TERAKHIR

Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada Rasululllah SAW,

Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.

Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik,

Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.

Mendengar itu Rasulullah berkata,

Wahai Khadijah, ALLAH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga.

Ummul mukminin, Siti Khadijah pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya istri Beliau itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Beliau dan semua orang yang ada disitu.

KAIN KAFAN DARI ALLAH

Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah menjawab salam Jibril dan kemudian bertanya,

Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril?

Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan jawab Jibril. Jibril berhenti berkata dan kemudian menangis.

Rasulullah bertanya, Kenapa, ya Jibril?

Cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan sahut Jibril.

Rasulullah berkata di dekat jasad Khadijah,

Wahai Khadijah istriku sayang, demi ALLAH, aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLAH maha mengetahui semua amalanmu.

"Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu.

"Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?

Tersedu Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup.

Seluruh kekayan Khadijah diserahkan kepada Rasulullah untuk perjuangan agama Islam. Dua per tiga kekayaan Kota Mekkah adalah milik Khadijah. Tetapi ketika Khadijah hendak menjelang wafat, tidak ada kain kafan yang bisa digunakan untuk menutupi jasad Khadijah.

Bahkan pakaian yang digunakan Khadijah ketika itu adalah pakaian yang sudah sangat kumuh dengan 83 tambalan diantaranya dengan kulit kayu.

Rasulullah kemudian berdoa kepada ALLAH.

Ya ALLAH, ya Ilahi Rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. Siapa lagi yang akan membantuku?

Tiba-tiba Ali berkata, Aku, Ya Rasulullah!

PENGORBANAN SITI KHADIJAH SEMASA HIDUP

Dikisahkan, suatu hari ketika Rasulullah pulang dari berdakwah, Beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu. Ketika Khadijah hendak berdiri, Rasulullah bersabda,

Wahai Khadijah tetaplah kamu ditempatmu.

Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah yang masih bayi.

Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makananpun tak punya. Sehingga ketika Fatimah menyusu, bukan air susu yang keluar akan tetapi darah. Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a.

Kemudian Beliau mengambil Fatimah dari gendongan istrinya lalu diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah seusai pulang berdakwah dan menghadapi segala caci maki dan fitnah manusia itu lalu berbaring di pangkuan Khadijah.

Rasulullah tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah. Beliau pun terjaga.

Wahai Khadijah Mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? tanya Rasulullah dengan lembut.

Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal wahai Khadijah bersuamikan aku, Muhammad?" lanjut Rasulullah tak kuasa melihat istrinya menangis.

Wahai suamiku. Wahai Nabi ALLAH. Bukan itu yang kutangiskan." jawab Khadijah.

"Dahulu aku memiliki kemuliaan. Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku adalah bangsawan. Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan. Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya.

"Wahai Rasulullah. Sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah. Sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyebarangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit pun atau pun jembatan.

"Maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan untuk engkau menyebrangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu.

"Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak mereka kepada Islam, wahai Rasulullah.

Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu karena dua orang yang dicintainya yaitu istrinya Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib telah wafat.

Tahun itu disebut sebagai Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.

Ilaa hadlratin Nabiyyil musthafa, wa ilaa Khadijah al Kubra, al Fatihah.

Tulisan Ustadz Zainul Hakim pada WA group Masjid Al Istiqomah.

Kitab Al Busyro, yang ditulis Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliky al Hasani.

Jika antum mau share niatkanlah dengan baik mudah-mudahan bisa jadi obat bagi masalah antum dan kita semua.

JANGAN TERHENTI.. ambil peluang kebaikan dg share meski hanya ke 1 grup atau 3 nomor saja
Syukran.. Jazakumullah

Artikel Hidup atau Mati



Artikel yabg bertema kan HiDuP atau MaTi

Apakah org yg meninggal sadar bahwa dirinya sdh mati????

Orang yang mati awalnya tidak menyadari bahwa dirinya mati. Dia merasa dirinya sedang bermimpi mati. Dia melihat dirinya ditangisi, dimandikan, dikafani, disholati hingga diturunkan ke dalam kubur. Dia merasa dirinya sedang bermimpi saat dirinya ditimbun tanah. Dia berteriak-teriak tapi tidak ada yang mendengar teriakannya

Beberapa waktu kemudian

Saat semua sudah pulang meninggalkannya sendirian di bawah tanah. Allah kembalikan ruhnya. Dia membuka mata, dan terbangun dari “mimpi” buruknya.

Dia senang dan bersyukur, bahwa ternyata apa yang dia alami hanyalah sebuah mimpi buruk, dan kini dia sudah bangun dari tidurnya.

Kemudian dia meraba badannya yang hanya diselimuti kain sambil bertanya kaget,
“Dimana bajuku? Kemana celanaku?” Lalu dia meraba sekelilingnya yang berupa tanah “Dimanakah aku?” “Tempat apa ini? Kenapa bau tanah dan lumpur?” Kemudian dia mulai menyadari bahwa dia ada di bawah tanah, dan sebenarnya apa yang dialaminya bukanlah mimpi! Ya, dia sadar bahwa dirinya benar-benar telah mati.

Berteriak lah dia sekeras-kerasnya, memanggil orang-orang terdekatnya yang dianggap bisa menyelamatkannya:

“Ibuuuuu….!!!! “Ayaaaaaah…!!!!”
“Kakeeeeek!!!” “Neneeeek!!”
“Kakaaaaak!!!” “Sahabaaaaat!!!”

Tidak ada seorang pun yang menjawab nya. Dia yang selama ini lupa pada Allah pun ingat bahwa ALLAH adalah satu-satunya harapan.

Menangis lah dia sambil meminta ampun, “Ya, Allaaaaaaah…. Ya Allaaaaaaah…. Ampuni aku ya Allaaaaaaah….!!!”

Dia berteriak dalam ketakutan yang luar biasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya sepanjang hidupnya.

Jika dia orang baik, maka muncullah dua malaikat dengan wajah tersenyum akan mendudukkannya dan menenangkannya, menghiburnya dan melayaninya dengan pelayanan yang terbaik.

Jika dia orang buruk, maka dua malaikat akan menambah ketakutannya dan akan menyiksanya sesuai keburukannya.

 Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

“Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya)

Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang – orang sibuk dengan kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

Setelah dikuburkan dan orang – orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata, “Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa ibu bapakku, keluargaku, saudaraku dan seluruh kaum muslimin, Ya Allah, jangan Engkau cabut nyawa kami saat tubuh kami tak pantas berada di SurgaMu. Aamiin.

Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan,

1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini
2. Membagikan pengetahuan ini kesemua teman mu , insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..

Wallohu'alam.

Boleh di SHARE sebanyak mungkin!
Siapakah sahabatku selama di alam kubur dialah AL - QUR'ANNUL KARIM.

Friday 25 May 2018

Materi ideal pendidikan islam


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Layaknya sebuah bangunan rumah, bila dibangun tanpa tiang dan pondasi yang jelas kuatnya, maka rumah itu tidak akan berdiri dengan tegak dan kuat, tetapi bila beri pondasi dan tiang yang kuat maka rumah itu tidak akan runtuh walaupun badai dan banjir datang. Materi yang mengkaji struktur pemikiran dan keilmuan sekaligus menjadi ciri khas dan identitasnya, sehingga pola pikir dan pengembangan pemikiran akan beraktifitas dengan tepat sasaran layaknya yang sudah di tentukan di dalam ajaran atau doktrinya, yan mana sudah terkonsep dengan ideal dan telah bertujuan dengan jelas, sejelas doktrin yang ada pada ajaranya.
Keadaan filsafat pendidikan islam yang diperdebatkan menjadikan kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap islam. Tetapi yang  jelas bahwa dalam pengembangan pendidikan islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat yang ada dibalik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian filsafat pendidikan menyumbang analisisnya kepada ilmu pendidikan islam tentang hakikat masalah nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.
Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup islam, sebagai disiplin ilmunya maka sudah barang tentu ia mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-masalahnya, yang mana filsafat pendidikan ini bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadist, dengan demikian kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat pendidikan islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat luas dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan dan kehidupan umat manusia, khususnya umat islam. Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan pendidikan islam, maka tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan islam pada hakikatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia, yakni menjadi manusia yang bertaqwa dan menjadi insal kamil.
Bangsa Indonesia telah berketetapan bahwa melalui proses pendidikan itulah setiap warga negara Indonesai dibina dan ditingkatkan keimanan dan ketaqwaanya terhadap Tuhan yang maha esa. Dengan demikian, pendidikan agama islam di sekolah merupakan media untuk proses pendidikan agama dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertaqwa, melalui materi-materi yang telah dirumuskan.
Pendidikan Agama Islam dalam materinya tidak jauh dari Al-Qur’an dan Al-Hadist, karena sudah kita ketahui kebenaran dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang di dalamnya sudah tidak bisa di ragukan lagi kebenaranya, yang termasuk dalam materi-materi kurikulum pendidikan, sebagainya adalah Tauhid, akidah akhlak, Fiqih atau hukum dan tidak lupa sejarah tetap akan dimasukan karena dengan mengetahui sejarah kehebatan islam zaman dahulu maka peserta didik akan tumbuh semangat juang menambah wawasan keilmuan islam.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang di maksud materi pendidikan islam ?
Bagaimana tujuan dan prinsip-prinsip pendidikan islam ?
Apa Ruang lingkup materi pendidikan islam ?




BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Materi Pendidikan Islam
  Secara Umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua sumber pokok ajaran islam, yaitu al-Qur’an dan al-Hadist. Dengan melalui metode ijtihad para ulama’ mengembangkan prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam tersebut dengan lebih rinci dan mendetail yang di jadikan bahan materi pokok yang harus di bahas di dalam lembaga pendidikan formal dan non-formal.
Materi adalah suatu yang menjadi bahan untuk di ujikan, di pikirkan, di bicarakan, di karangkan. Untuk membuat kurikulum yang baik, dan selaras dengan tujuan pendidikan yang menciptakan peserta didik yang bertakwa dan berakhlakul karimah, di butuhkan materi yang sangat spesifik yang bertujuan langsung untuk memperbaiki kehidupan peserta didika dan menjadi pedoman masa depanya, dan semua itu sudah berada dalam materi pendidikan agama islam
Abd. Rachman Assegaf yang mengutip pendapat dari Zuhairini, definisi dari pendidikan agama Islam adalah sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Maksud dari sistematis adalah teratur dan bertahab, contohnya di lembaga pendidikan terdapat pendidikan dasar, menengah dan atas, dan juga pragmatis yang bertujuan untuk kemanfaat atau yang berguna bagi kehidupan manusia.
Pendidikan islam adalah satu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia, dengan pendidikan, diharapkan bisa terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan nafsu hayawiyah-nya sendiri. pendidikan islam bisa kami simpulkan suatu proses perubahan, atau pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, atau bisa di katakan proses atau usaha sadar untuk pendewasan seseorang dari segala aspek dengan berpedoman ajaran agama islam.
Said Ismail Ali berpendapat yang telah di kutip oleh Abd. Rachman Assegaf bahwasanya dasar ideal pendidikan Islam terdiri atas aneka macam, yaitu Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Kata-kata sahabat, kemasyarakatam, dan hasil pemikiran para pemikir islam
Materi pendidikan agama islam yang dimasukan dalam kurikulum pembelajaran di lembaga pendidikan formal, pasti tidak akan pernah jauh dari empat aspek, yaitu tauhid, fiqih, akidah aklak dan sejarah, dan munkin dari lembaga yang khusus mengkaji kajian islam akan lebih dari empat aspek tadi, tetapi tetap intinya adalah cara mendekatkan diri kepada Allah. Juga di jelaskan dalam ayat Al-Qur’an.
الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
Artinya : (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.( Q.S, Al-Hajj, ayat 41 ).
Yang mana ayat di atas menjelaskan barang siapa yang mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh orang lain untuk berbuat kebaikan dan menyuruh orang lain agar tidak berbuat kejelekan, selalu berdoa untuk sabar dalam menjalani semua perbuatan karena semua di muka ini semua milik Allah dan akan kembali kepadanyam kelak, di dunia ini tidak ada yang kekal dan abadi.
Karekteristik PAI sebagai mata pelajaran sebagaimana dijelaskan dalam buku pedoman Khusus PAI dari Dekdiknas tahun 2006 adalah sebagai berikut:
PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok agama islam.
PAI bertujuan membentuk peserta didik agar beriman dan bertaqwa kepada Allah, serta memiliki akhlaq mulia.
PAI memiliki 3 cakupan dasar, yaitu akidah, syariah, dan akhlaq. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep islam yang mempunyai dua dimensi kajian pokok, yaitu ibadah dan muamalah.
Dalam panduan penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah, PAI diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlaq, serta aktif membangun peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan sebuah tujuan akhir membentuk peserta didik yang memiliki akhlaq yang mulia (budi pekerti yang luhur) di setiap segi-segi praktis lainnya.
Dari pengertian diatas, dapat kita fahami bahwa materi PAI adalah materi pelajaran atau materi pokok bidang studi islam yang di lakukan secara terencana guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, mengamalkan ajaran islam dan berakhlaq secara islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

 Tujuan dan Prinsip-Prinsip Materi Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam sesunggunya tidak terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadist. Dalam hal ini ada lima prinsip-prinsip pendidikan islam.
Kelima prinsip tersebut adalah: Pertama, Prinsip Integrasi (Tauhid), Kedua Prinsip keseimbangan, Ketiga Prinsip Persamaan dan Pembebasan, Keempat, Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan (Istiqomah), Kelima Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan. Dan dalam kelima prinsip akan di bahas di bawah ini :
Prinsip Integrasi (tauhid). Prinsip ini memandang adanya wujud kesatuan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang untuk mencapai kebahagiaan didunia sekaligus di akhirat.
Faktor pendidikan bagi terbentuknya tauhid dan iman kepada Allah Swt, in merupakan inti dari pendidikan Islam, sedemikian pentingnya sehingga Nabi Muhammad Saw, menyatakan: ”Barang siapa tambah ilmuya tapi tidak tambah petunjuknya (imanya), maka bagi Allah Swt, orang tersebut tidak tambah apa pu  kecuali semakin jauh (dari petunjuk dan iman kepadanya)”.
Prinsip Keseimbangan. Prinsip ini merupakan konsekuensi daei prinsip integrasi. Keseimbangan yang menggabungkan antara muatan ruhaniyah dan jasmaniah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teori dan praktik, dan antara nilai yang menyangkut aqidahm syariah, dan akhlaq.
Ajaran islam tidak hanya menyangkut begaimana tata cara, rukun, syarat, atau sunnah-sunnah dan yang membatalkan wudu, shalat puasa, zakat, haji, dan bentuk-bentuk ibadah yang lainya, melainkan juga mencangkup ajran tentang hidup di dunia dan maslah duniawi. Dengan begitu, seorang Muslim dituntut untuk membuat keseimbangan antara hidup bahagia di dunia dan akherat.
Prinsip Persamaan dan Pembebasan. Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid, bahwa Tuhan adalah Esa. Oleh karena itu. Setiap individu dan bahkan semua makhluq hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah). Perbedaanya hanyalah unsur untuk memperkuat persatuan. Pendidikan islam adalah satu upaya untuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia. Manusia, dengan pendidikan, diharapkan bisa terbebas dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan nafsu hayawiyah-nya sendiri.
Prinsip kontinuitas dan berkelanjutan (istiqomah). Dan prinsip inlah dikenal konsep pendidikan seumur hidup (life long education) sebab didalam islam, belajar adalah satu kewajiban yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir. Seruan membaca yang ada dalam al-Qur’an merupakan perintah yang tidak mengenal batas waktu. Dengan memnuntut ilmu secara kontinu dan terus-menerus, diharapkan akan muncul kesadaran pada diri manusia akan diri dan lingkungannya, dan yang lebih penting tentu saja adalah kesadaran akan Tuhan
Prinsip kemaslahatan dan keutamaan. Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan akhlaq seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat atau berguna bagi kehidupan. Sebab, nilai tauhid hanya bisa dirasakan apabila ia telah dimanifestikan dalam gerak langkah manusia untuk kemaslhatan, keutamaan manusia itu sendiri.
Prinsip-prinsip dalam pendidikan islam tersebut perlu dirinci dalam bentuk indikator-indikator sehingga mudah untuk diaplikasikan dan dievalusasi berupa materi, untuk mencapai suatu kerihoan Tuhan.
 Ruang Lingkup Materi Pendidikan islam dan Penerapnnya
dari keterangan diatas, diruangkan semaksimal mungkin sebuah bahan ajar pendidikan yang diajukan untuk dapat menyeimbangkan antara iman, islam, dan ihsan yang terwujud dalam hubungan manusia dengan pencipta, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan lingkungan alam. Dari keempat hubungan tersebut, tercakup dalam kurikulum PAI yang tersusun dalam beberapa materi, yaitu :
Al-Quran hadist. Yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan menterjemahkan serta menampilkan dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dan al-Hadist dengan baik dan benar. Menurut permenag no. 20 tahun 2008, ruang lingkup mata pelajaran al-Qur’an hadist adalah pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah tajwid, hafalan surat-surat pendek dan pemahaman tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, serta pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadist-hadist yang berkaitan dengan kebersihan, niat menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, taqwa, menyayangi anak yatim, sholat berjamaah, dan lain sebagainya.
Aqidah, yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, menghayati, serta meneladani dan mengamalkan, sifat-sifat Allah dan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari
Fiqih,
Sejarah,

Filsafat Positivisme




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kehidupan kita sekarang ini sudah sangat jauh dari hukum-hukum alam, yang digantikan oleh hukum-hukum buatan manusia sendiri yang sangat egoistis dan mengandung nilai hedonis yang sangat besar, sehingga kita pun merasakan betapa banyaknya bencana yang melanda diri kita. Etika hubungan kita yang humanis dengan tiga komponen relasional, hidup kita sudah terabaikan begitu jauh, jadi jangan harap hidup kita di masa mendatang akan tetap lestari dan berlangsung harmonis dengan alam.
 Makalah ini kami susun berdasarkan tugas mata kuliah filsafat, dengan bahasan “Positivisme”  makalah ini dititikberatkan pada pemikiran-pemikiran para filosof aliran positivesme.
B.     Rumusan masalah
1. Apakah pengertian positivism ?
2. Bagaimana sejarah lahirnya hukum positivism ?
3. Bagaimana pemikiran tokoh-tokoh mazhab positivism ?
     C. Tujuan Pembahasan
           1. Mengetahui pengertian positivism
           2. Menguraikan sejarah lahirnya lahirnya hukum positivism
           3. Mengetahui bagaimanakah pemikiran tokoh-tokoh positivism




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Positivisme

Positivisme kata asalnya adalah “positif” berarti yang di ketahui, yang factual, dan yang positif. Segala uraian yang di luar fakta atau kernyataan di kesampingkan. Oleh karena itu, metafisika ditolak. Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang Nampak dan dapat diukur. Dengan demikian positivism membatasi filsafat dan ilmu pada bidang gejala-gejala saja. Gejala-gejala disusun dalam hukum-hukum tertentu dengan melihat hubungan antara gejala tersebut. Setelah hukum itu tersusun, barulah seseorang melihat ke masa depan untuk mengembangkan ilmu.
Positivisme memandang agama sebagai gejala peradaban manusia yang primitif . August Comte, tokoh positivism, membagi sejarah umat manusia atas tiga tahap :
1.      Tahap teologis
Yaitu manusia masih terpaku pada hakikat batin terhadap segala sesuatu, sebab pertama, dan tujuan terakhir. Jadi, seseorang masih percaya kepada yang mutlak. Tahap ini terbagi lagi atas tiga tahap, yaitu animisme, politeisme,dan monoteisme.
2.      Tahap Metafisika
Yaitu perubahan bentuk saja dari zaman teologis. Kekuatan-kekuatan adikotdrati yang berupa dewa diganti dengan kekuatan yang abstrak lewat proses generalisasi.
3.      Tahap Positif
Yaitu ketika orang sadar bahwa tidak ada gunanya untuk berusaha mencapai pengenalan, baik teologis maupun metafisis. Zaman ini seseorang tidak mau lagi meneliti awal dan tujuan alam semesta, tetapi berusaha menemukan hukum-hukum kesamaan yang ada di belakang fakta lewat pengamatan dan akalnya. Tujuan tertinggi dari zaman ini akan tercapai bilamana segala gejala telah dapat disusun dan diatur di dalam satu fakta yang umum saja.[1]

Dengan demikian seorang politivis membatasi dunia pada hal-hal yang bisa dilihat, bisa diukur, dan bisa dibuktikan kebenarannya, karena agama (tuhan) tidak dapat dilihat, diukur, dan dibuktikan, agama tidak mempunyai arti dan faedah. Suatu pernyataan dianggap benar oleh positivisme apabila pernyataan tersebut sesuai dengan fakta. Contoh, ada badak bercula satu di Ujung Kulon. Jika ada badak bercula satu di sana berarti pernyataan itu benar, jika sebaliknya, bearti pernyataan itu salah.
      Ukuran ini dalam epistemology disebut dengan teori korespondensi, yaitu suatu pernyataan dinyatakan benar apabila cocok dengan fakta empiris. Sebaliknya, suatu pernyataan dianggap salah jika tidak sesuai dengan data empiris, seperti api tidak membakar.
      Positivisme mengatakan bahwa pada zaman dulu banyak pembicaraan yang tidak ada faedahnya dan tidak ada mengandung arti. Contohnya, “Apa maksud Tuhan menciptakan alam ?” Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang kosong dan tidak berarti. Pertanyaan demikian bukan tidak dapat mengetahui maksud Tuhan karena kita sebagai manusia, tetapi karena setiap susunan kata mengenai ketuhanan tidak mengandung arti apa pun.
      Begitu juga dalam bidang etika, positivisme lebih menekankan pada relativisme. Kalau ada pernyataan bahwa kezaliman itu jelek, proposisi tersebut tidak ada artinya karena jelek tidak dapat diukur dan diuji. Pernyataan sehat lebih bisa diukur daripada jelek, seperti makanan itu tidak sehat karena sudah basi. Basi dapat diukur dan diuji karena ada perubahan zat kimia yan terjadi dalam makanan tersebut. Jadi, ungkapan dalam bidang moral bersifat emosional yang bergantung pada perasaan tentang sesuatu, bukan keadaan sesuatu itu.
      Alfred Yules Ayer, salah seorang penganut positivisme berkata, “Argumen tentang pengalaman keagamaan adalah tidak benar. Banyak orang yang mempunyai pengalaman keagamaan adalah suatu yang menarik perhatian dari sudut psikologi, tetapi tidak bearti ada pengetahuan keagamaan yang objektif. Begitu juga bila seseorang memiliki pengalaman moral , tidak berarti ada sesuatu hal yang dinamakan pengetahuan ideal. Orang yang percaya kepada Allah dan memegang paham-paham moral mungkin percaya bahwa pengalamannya merupakan pengalaman yang berdasarkan pengetahuan. Akan tetapi, kalau dia tidak dapat menyusun pengetahuannya dalam susunan kata yang dapat dibuktikan secara empiris, kita dapat mengatakan bahwa orang itu menipu dirinya sendiri.”
      Salah seorang pendukung positivism adalah Herbert Spencer. Spencer sependapat dengan Comte, terutama tentang eksistensi Tuhan. Menurutnya, keterangan mengenai dunia, baik yang bersifat keagamaan maupun metafisik menimbulkan pertentangan. Agama dan metafisika ingin membekukan penjelasan tentang asal mula sesuatu, padahal manusia tidak mampu mengetahui hal itu. Oleh karena itu, kita harus mengesampingkan hal-hal yang tidak bisa dikenal (the flit’tit unknowable). Lagi pula, menyibukkan diri dengan hal-hal yang demikian adalah sia-sia. Lebih baik menyibukkan diri pada hal-hal yang mungkin diketahui, yaitu gejala-gejala yang telah dikenal atau yang disajikan oleh pancaindra.
      Dalam beberapa aspek, positivisme memiliki hal-hal yang baik untuk kehidupan umat manusia. Sebab, positivism menyuguhkan suatu metode ilmiah dan ukuran-ukuran yang dipertanggung jawabkan secara empiris. Dalam hal ini, positivism menyumbangkan gagasan baru dalam kemajuan sains dan teknologi.
      Dalam aspek lain, positivisme mempersempit alam pada hal-hal yang terukur, tidak mau melihat alam yang lebih luas dan besar. Bahkan, kesenangan rohani atau penderitaan rohani dianggap sebagai sesuatu yang tidak berarti. Padahal kesenangan dan penderitaan meskipun tidak dapat diukur dengan tepat dialami oleh semua orang hingga penganut positivism.
      Positivisme terlalu mereduksi kemampuan pada hal-hal yang dapat diuji secara empiris. Padahal daya akal tidak hanya bergantung pada pengujian secara empiris. Akal amapu merekayasa sesuatu yang belum pernah dilihatnya dan akal juga mampu menulis tanpa memakai kertas dan pulpen. Tulisan itu dapat digambarkan dalam pikiran tanpa perlu diempiriskan. Oleh karena itu, posotivisme sebenarnya harus mengakui hal yang demikian sebagai suatu realitas. Dengan demikian, kepercayaan kepada Tuhan berarti tidak mustahil karena daya akal mampu mencapai realitas dibalik dunia empiris.[2]

B.     Sejarah Lahirnya Hukum Positivisme
Muncul pada abad ke-19, setelah mazhab hukum alam mengalami kemunduran dan kegagalan. Hukum alam pada waktu ini tidak bisa lagi memberikan tuntunan di tengah-tengah gugatan terhadap kepercayaan social dan moral pada saat itu.
Pertentangan pemikiran oleh para pemikir yang menyusun dunia dari konsep- konsep dan gagasan-gagasan apriori, dan mereka yang memandang bahwa materi lebih dulu dari gagasan-gagasan, selalu ada sepanjang sejarah filsafat, meskipun banyak dari antinomy ini: kaum idealis versus materialis, metavisis versus positivis, ontologisme versus empiris, dan lain-lain. Dalam berbagai cara perbedaan antara pendekatan Plato dan Aristoteles terhadap masalah alam semesta merupakan pertentangan antara mazhab-mazhab dalam filsafat. Dengan demikian, maka dapatlah diartikan bahwa positivism sama tuanya dengan filsafat. Akan tetapi seperti gerakan yang tetap dalam filsafat umum, sosiologi dan ilmu hukum pada hakikatnya adalah gejala modern, yang disatu pihak menyertai dan menggambarkan ruang lingkup dan sangat pentingnya ilmu pengetahuan, dan di lain pihak, dalam filsafat politik dan teori hukum munculnya negara modern.
Pada awal belahan abad ini semakin marak melahirkan suatu pemikiran filsafati yang dikenali dengan sebutan paham positivisme. Positivisme adalah suatu paham filsafati dalam alur tradisi Galilean yang muncul dan berkembang pada abad ke-18. Positivisme yang berkembang sebagai hasil pemikiran filsafati perintisnya yang bernama Auguste Comte (1798-1857) mencoba mendayagunakan paradigm Galilean ini untuk menjelaskan kehidupan manusia dalam masyarakatnya. Menurut Comte yang melatarbelakangkan kesarjanaan matematika dan fisika itu konsep dan metode ilmu alam kodrat dapat juga dipakai untuk menjelaskan kehidupan kolektif manusia. Menurut Comte, kehidupan manusia itu sebagaimana peristiwa-peristiwa yang berlangsung “seperti apa adanya” dikancah alam benda-benda anorganik yang tak bernyawa pun terjadi dibawah imperative hukum sebab akibat dengan segala kondisi dan factor probabilitasnya. Hubungan sebab-akibat antar variable seperti itu nyata kalau terlepas
            dari sembarang kehendak atau rencana yang bersengajaan yang sifatnya subjektif.
            Dalam kehidupan yang serba carut marut pasca-Revolusi Prancis abad ke-19, diantaranya dikarenakan raja berbuat sewenang-wenang maka rakyat bosan dan menginginkan suatu hukum yang membatasi raja tersebut, munculah apa yang dinamakan magna carta (piagam inggris)Auguste Comte mencoba untuk menstabilkan sebuah masyarakat dengan memberikan sebuah solusi tentang konsep masyarakat ideal yaitu masyarakat positivistik. Auguste Comte hadir dalam rangka memberikan jawaban atas keresahan dan keracut-marutan masyarakat Perancis. Dengan teori determinannya dia mencoba menggambarkan masyarakat Perancis dalam tiga tahap, yaitu masyarakat teologis atau mitos, masyarakat metafisika, dan masyarakat politivis yang disebut oleh Auguste Comte sebagai masyarakat yang mapan. Positivisme memberikan sebuah kunci pencapaian hidup manusia dan ia merupakan satu-satunya formasi social yang benar-benar bisa dipercaya kehandalan dan akurasinya dalam kehidupan dan keberadaan masyarakat.[3]


                                                   


C. Pemikiran Tokoh-tokoh Mazhab Positivisme
Ada begitu banyak tokoh yang menganut aliran/mazhab positivisme hukum dengan pandangan dan pemikirannya masing-masing. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya:
1. Mazhab Hukum Positif Analitis: John Austin (1790-1859)
John Austin adalah seorang positivis yang utama mempertahankan bahwa satu-satunya sumber hukum adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Austin mengartikan ilmu hukum (yurisprudence) sebagai teori hukum positif yang otonom dan dapat mencukupi dirinya sendiri. Ilmu hukum hanyalah untuk menganalisa unsur-unsur yang secara nyata ada dari sistem hukum moderen.
Dalam bukunya The Province of Jurisprudence Determined (1790-1859), Austin menyatakan, hukum adalah perintah yang mengatur orang perorang. Hukum berasal dari pihak superior (penguasa) untuk mengikat atau mengatur pihak inferior. hukum adalah perintah yang memaksa dan mengikat, yang dapat saja bijaksana dan adil, atau sebaliknya.
2. Aliran Hukum Murni: Hans Kelsen (1881-1973)
Hans Kelsen adalah seorang eksponen utama dari positivisme. Dipengaruhi dari epistemology Neo-Kantian, Kelsen dimasukan sebagai kaun Neo-Kantian karena ia menggunakan pemikiran Kant tentang pemisahan bentuk dan isi. Kelsen membedakan secara tajam antara “yang ada” (is) dan “yang seharusnya” (the ought), dan secara konsekuen antara ilmu-ilmu alam dan disiplin-disiplin, seperti ilmu hukum yang mempelajari fenomena “normative” jadi bagi Kelsen hukum berhubungan dengan bentuk (formal), bukan isi (material). Jadi, keadilan sebagai isi hukum berada di luar hukum, dengan demikian hukum dapat saja tidak adil, tetapi ia tetaplah hukum karena dikeluarkan oleh penguasa.
Inti ajaran yang disampaikan Hans Kelsen seperti dalam bukunya The Pure Theory of Law, adalah: “bahwa hukum itu harus dibersihkan dari anasir-anasir yang tidak yuridis seperti etika, sosiologi, politik, sejarah, dan lain sebagainya”. Selanjutnya menurut Kelsen bahwa orang menaati hukum karena ia merasa wajib untuk menaatinya sebagai suatu kehendak negara
3. Pemikiran H.L.A. Hart (1907-1992)
Hart merupakan salah seorang pengikut positivisme. Pandangan positivisme Hart berkaitan denga ajaran rasionalisme kritis Karl R. Popper. Hart berpandangan bahwa undang-undang adalah perintah manusia (law are commands of human being), tidak perlu ada hubungan antara hukum dan moral atau hukum yang ada dengan hukum yang seharusnya ada.
Sistem hukum adalah sistem logis tertutup, artinya putusan-putusan hukum yang tepat dapat dihasilkan dengan cara-cara yang logis dari peraturan-peraturan hukum yang telah ditentukan terlebih dahulu tanpa mengingat tuntutan-tuntutan sosial, kebijaksanaan, dan norma-norma sosial.
4. Pemikiran Ronald Dworkin
Meskipun menurut beberapa ahli hukum Indonesia bahwa Dworkin merupakan salah satu tokoh positivisme, tetapi di dalam teorinya, dia tidak sependapat dengan teori positivis yang mengabaikan substansi hukum dan hanya memutus perkara berdasarkan norma-norma saja (normatif). Teori yang diwakili Dworkin adalah Content Theory yang muncul karena ketidaksetujuan terhadap sistem formalisme hukum yang ditokohi Langdell. Dalam hal ini Dworkin tidak setuju dengan penggunaan metode deduktif dalam pengambilan putusan. Dworkin dipandang sebagai penganut teori hukum alam modern karena sebelumnya mazhab hukum alam hanya berpegang pada asas legal formal dalam proses hakim membuat keputusan, tanpa mempertimbangkan substansi dari peraturan perundang-undangan yang ada.[4]

D. Kritik Terhadap Mazhab Positivisme Hukum
Hukum pada saat berhadapan dengan alam dan kehidupan sosial yang berkembang, harus dapat berlaku secara fleksibel mengikuti situasi dan kondisi yang dibutuhkan agar selalu dapat mengatur dan menciptakan hasil yang berkeadilan. Dengan begitu pekerjaan penafsiran bukan semata-mata membaca peraturan dengan menggunakan logika peraturan, melainkan juga membaca kenyataan atau apa yang terjadi di masyarakat.

Salah satu penyebab kemandegan yang terjadi didalam dunia hukum adalah karena masih terjerat kepada paradigma tunggal positivisme yang sudah tidak fungsional lagi sebagai analisis dan kontrol yang bersejalan dengan tabel hidup karakteristik manusia yang senyatanya pada konteks dinamis dan multi kepentingan baik pada proses maupun pada peristiwa hukumnya. Sehingga hukum hanya dipahami dalam artian yang sangat sempit, yakni hanya dimaknai sebatas undang-undang, sedangkan nilai-nilai diluar undang-undang tidak dimaknai sebagai sebuah hukum.

 Positivisme hukum ini sangat ditentang oleh aliran Sosiological Yurisprudence, Sosiological Yurisprudence adalah suatu aliran dalam filsafat hukum yang antara lain dipelopori oleh Eugen Ehrlich. Menurutnya, bahwa titik pusat dari perkembangan hukum, tidak terletak pada pembuat undang-undang/ilmu hukum, dan tidak pula
 terletak pada keputusan-keputusan hakim, melainkan pada masyarakat itu sendiri. Pada dasarnya norma hukum selalu bersumber dari kenyataan sosial, yang berdasarkan keyakinan akan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. Sanksi yang berasal dari penguasa untuk mempertahankan hukum tidaklah esensial, tetapi hanya merupakan pelengkap.
















BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang besar serta kaya akan budaya dan adat istiadat yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Disetiap daerah memiliki kehidupan sosial yang berbeda-beda pula begitu juga pranata norma-norma yang ada. Norma-norma yang ada berupa hukum adat yang masih hidup ditengah-tengah masyarakat. Hal ini telah ada sebelum datangnya Belanda menjajah Indonesia dan menerapkan positivisme dalam dunia hukum.
Dengan adanya Positivisme hukum menutup ruang gerak bagi hukum adat dan hukum kebiasaan-kebiasaan lainnya yang hidup ditengah masyarakat untuk dapat berlaku ditengah-tengah masyarakat, sehingga kearifan lokal berupa hukum adat terhimpit oleh undang-undang yang dibuat oleh penguasa. Sehingga perlawanan-perlawanan terhadap hukum dan putusan pengadilan di Indonesia sampai hari ini masih terjadi karena hukum yang tersusun dalam undang-undang dan putusan pengadilan sangat jauh dari nilai-nilai keadilan yang berlaku ditengah masyarakat.
Perkembangan masyarakat berkembang dengan sangat cepat, sehingga untuk mengimbangi perkembangannya tersebut hukum harus selalu mengikuti perkembangan masyarakat. Hukum yang ada harus bisa menjadi pedoman dan solusi terhadap semua permasalahan yang terjadi pada saat tersebut. Sedangkan didalam aliran positivisme hukum berada dalam sebuah prosedur yang rumit., sehingga untuk melakukan sebuah pembaharuan hukum selalu tertinggal oleh perkembangan masyarakat. Al hasil hukum yang ada tidak mampu untuk menjawab tantangan-tantangan zaman.

B.Saran
            Semoga makalah yang kami paparkan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian, serta kritik dan saran senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai bahan acuan evaluasi agar dapat memperbaiki kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Supriyadi, Dedi dan Mustofa Hasan. Filsafat Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2012
Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah. Filsafat, teori, dan ilmu hukum. Jakarta: Raja
            Grafindo Persada,  2013


[1] Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), 114

[2] Dedi Supriyadi dan Mustofa Hasan, Filsafat Agama (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 135
[3] Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, teori, dan ilmu hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2013), 184
[4] Teguh Prasetyo dan Abdul HalimBarkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum (Jakarta: RajaGrafindoPersada, 2013), 212