Monday 12 November 2018

Agen of change bukan cuman mahasiswa tetapi koran


Koran adalah agen of change

Sebuah seruan ibu cantik berpenampilan elegan, saat FMBM IAIN KEDIRI kunjungan di kantor Jawa pos.

beliau adalah ibu indriyanti, salah satu karyawan Jawa pos yang memiliki jabatan bisa di katakan sangat tinggi di Jawa pos.

Berarti yang di gadang-gadang agen of change bukan lagi mahasiswa tetapi koran pun juga agen of change, karena kita tahu bahwa isi dari koran itu sendiri sangat banyak dan luas. Yang mana nanti akan di baca oleh semua masyarakat

Di teruskan lagi oleh ibu cantik tersebut bahwa mahasiswa zaman sekarang itu harus aktif dalam memandang apa yang perlu untuk kita benahi, trus juga beliau memberi contoh tentang lingkungan, jika ada kumuhnya jalan raya, yang di karena pedagang kaki lima, dan terjadi penyempitan jalan karena banyaknya parkir di pinggir jalan.

Saya pun juga setuju jika mahasiswa harus aktif dalam memandang sosial yang di dukung dengan karya tulis yang nanti akan di muat dalam berita media

Jadi intinya adalah koran atau sebuah media itu sangatlah penting, dengan ide ide kreatif para mahasiswa dengan itu akan di baca oleh masyarakat dan akan memahamkan ide kreatifnya.

Sunday 11 November 2018

FMBM IAIN KEDIRI berkunjung ke Industri

Tepat pada tanggal 12 November
Dengan pukul 04:00.

Bertempat di Gedung Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan

Forum Mahasiswa Bidikmisi IAIN KEDIRI mengadakan acara Rihlah dan Kunjungan Industri

Dari informasi panitia Industri yang akan di kunjungi antara lain camina, bang BI, Jawa pos, TV 9.
Dan Kunjungan di makom-maqom para Auliya'.

Dengan adanya acara kunjungan industri ini saya sangat senang sekali karena saya ingin mencari pengalaman untuk bekal kehidupan masa depan begitu ujar Uzair peserta kunjungan industri.

Semoga sukses dan berjalan dengan lancar.
Pulang membawa ilmu yang bermanfaat

Monday 22 October 2018

Daftar mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di IAIN KEDIRI

Tanggal 22 oktober, yang bertepatan Dengan hari santri nasional yang menjadi momen tersendiri bagi santri se-indonesia.
Begitu juga dengan para mahasiswa yang lolos dari beberapa seleksi akhirnya segenap civitas akademik IAIN KEDIRI mengemumumkan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi .
Berikut daftar nama mahasiswanya antara lain

Itulah dari beberapa nama mahasiswanya, kurang lebihnya seperti itu.
Mengenai pengumuman yang lebih banyaknya bisa melihat sendiri di mading/papan pengumuman di IAIN KEDIRI, bisa di gedung ushuludhin, bisa di gedung Tarbiyah dam bisa si gedung Syariah.
Sekian terimakasih 

Sunday 21 October 2018

Bidik misi aktivis















menterian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan terus memacu mahasiswa miskin dan berprestasi (Bidikmisi) untuk aktiv dalam berbagai organisasi kemahasiswaan.

Hal itu disampaikan Ruchman Basori Kepala Seksi Kemahasiswaan Kemenag RI saat berkunjung menemui calon penerima beasiswa Bidikmisi pada Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Wahid Hasyim Semarang, Sabtu (20/10) di ruang Dekanat.

“Menjadi aktivis mahasiswa sangat penting di tengah masalah yang kian komplek, agar kalian bisa berlatih leadership, mengelola organisasi dan melatih kepekaan sosial”, kata Aktivis Mahasiswa ’98 ini.

Dihadapan belasan mahasiswa calon penerima Beasiswa Bidikmisi FAI Unwahas Ruchman berharap agar tidak hanya kuliah saja, tetapi memanfaatkannya dengan aktivitas keilmuan, pengabdian masyarakat dan berlatih meneliti.

Selain menyampaikan program Bidikmisi, Alumni IAIN Walisongo juga memaparkan pelbagai bantuan kemahasiswaan yang lain, diantaranya Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Adiktis) Daerah 3T, bantuan tahfidz Al Quran, bantuan prestasi akademik, bantuan pemagangan mahasiswa dan bantuan lembaga kemahasiswaan.

Nur Kholid Dekan FAI Unwahas menyampaikan rasa bangga dan terimakasih kepada Kementerian Agama yang telah memberikan Beasiswa Bidikmisi dalam tiga tahun terakhir. “Amanah ini akan kami kelola dengan baik, semoga makin banyak anak-anak bangsa mengenyam pendidikan tinggi dengan beasiswa bidikmisi dari Kementerian Agama”, kata Kholid.

Kementerian Agama telah memberikan Beasiswa Bidikmisi dari tahun 2011-2018 berjumlah 32.000 dengan perincian mahasiswa PTKIN (UIN, IAIN dan STAIN) berjumlah 30.180 orang dan PTKIS sejumlah 1.820 orang. Mahasiswa Bidikmisi untuk mhasiswa PTKIS baru dimulai pada tahun 2015. Tahun 2015:220 orang, 2016: 500 orang, 2017: 500 orang dan Tahun 2018:600 orang. Mereka mendapatkan beasiswa full studi selama 4 tahun.

Walau belum sesuai dengan harapan publik PTKI, tetapi setidaknya telah membuktikan bahwa negara hadir untuk kalangan yang kurang mampu untuk kuliah di PTKI. Lemah ekonomi, lemah akses, lemah modal yg menyebabkan mereka tidak mampu studi menjadi sarjana.

Pada tahun anggaran 2018 Kemenag akan menyalurkan Bidikmisi di 60 PTKI se-Indonesia dengan total jumlah mahasiswa 600 orang. FAI Unwahas tengah menunjukan prestasi dalam mengelola program ini. (RB)

Editor: M. Yahya Suprabana

Monday 17 September 2018

INI ALASAN KENAPA PARA SANTRI SUKA MENATA SANDAL


  1. INI ALASAN KENAPA PARA SANTRI SUKA MENATA SANDAL


Ngalap berkah dengan menata sandal

التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )

Ngalap berkah melalui sandal seorang wali labih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya.

Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas santri adalah mereka suka berebutan menata sandal kyainya. Menata sandal kyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'dziman kepada sosok guru atau kyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan. Santri menyebutnya sebagai upaya ngalap berkah.

Perbuatan menata sandal ini juga melibatkan  2 kyai besar Indonesia yaitu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari saat mereka bersama berguru pada Kyai Sholeh Darat Semarang.

Keduanya selalu berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kyainya. Sebagai ganjarannya, karena perbuatannya itu dimata Kyai keduanya dipandang sangat istimewa.

Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah dibalik perbuatan yang melibatkan 2 ulama besar Indonesia itu. Ceritanya adalah sebagai berikut :

Di zaman Rasulullah Saw ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman. Ia selalu datang lebih dulu ke Mesjid sebelum nabi Muhammad saw datang. Setelah nabi Muhammad saw masuk mesjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah saw penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu.

Suatu kali saat masuk Mesjid, Rasulullah saw sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihatlah Salman yang melakukannya.

Nabi Muhammad saw kemudian mendoakan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu Fiqh. Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai nabi saw doakan terhadapnya. (dari buku kebiasaan 2 ulama besar KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari)

Wallahu a’lam bisshowaab...

Saturday 15 September 2018

Ceritaku Shardi si-Anak Desa

Ceritaku Shardi si Anak Desa
Shardi. Iya. Aku ingin menulis tentang dirinya lagi. Entahlah, aku tak tahu kenapa anak desa itu menarik keinginanku untuk menulis tentang dirinya.

Shardi adalah pemuda yang unik. Kini dia sedang menempuh kuliah S1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malang. Dia berasal dari Desa Dadapan, desa yang sering kuceritakan di tulisan-tulisanku sebelumnya.
Shardi beruntung mendapat Bidikmisi, sebuah program bantuan biaya kuliah yang dari pemerintah (tentu saja dengan menggunakan uang rakyat) untuk mahasiswa yang orangtuanya termasuk kategori miskin. Tanpa program biasiswa itu, dia tak tahu lagi harus bagaimana menghibur nafsunya untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Bapaknya hanyalah seorang buruh tani yang gajinya hanya 30 ribu perhari. Emaknya adalah ibu rumah tangga yang juga pencari rumput untuk kambing-kambingnya. Bapaknya lulus Madrasah Tsanawiyah, Emaknya lulus Madrasah Ibtidaiyah. Sebuah sekolah non formal di suatu pondok pesantren. Keduanya kini berusia sekitar 60 tahun. Usia yang seharusnya sudah meninggalkan kerja-kerja berat.
Setiap hari hati Shardi menangis mengingat kedua orangtuanya. Dia kecewa karena hingga saat ini masih belum bisa membahagiakan orangtuanya. Dia masih menemouh kuliah semester lima. Itu pun hanya kuliah. Dia aktif di organisasi ekstra kampus. Suatu organisasi yang jelas tidak akan membawa penghasilan (uang) sedikit pun.
Uang sakunya yang ia peroleh dari program bidikmisi adalah 650 ribu per bulan. Itu cair 6 bulan sekali. Terakhir cair adalah bulan maret lalu. Yaitu 3,9 jt. Tapi itu semua udah habis, untuk biaya mondok, bayar utang, dan untuk membeli beberapa keperluan kuliah.
Tanggal 20 Juni 2018 kemarin dia kembali ke Malang (sebelum itu ia mudik di kampung halaman). Sejak tanggal itu dia tidak pernah minta uang saku ke orangtuanya. Dia tidak tega. Wajtu itu orangtuanya memberi ia uang saku 100 ribu. Dia gunakan untuk beli tiket kereta api dan 4 porsi nasi goreng untuk teman-temannya di pondok (di Malang, ia mondok).
Dia beruntung punya kakak pertama yang sudah bekerja. Sudah lulus kuliah. Dari kakak pertamanya itulah dia meminta uang saku. Itu pun dia selalu tahu diri. Tidak mau minta yang berlebih. Dia harus hemat untuk hidup di perantauan. Kakaknya selalu mentransfer uang untuknya. Kadang 200 ribu, kadang 300 ribu.
Setiap kakak pertamanya mentransfer, Shardi selalu mencatat tanggalnya. Dia menghitung kira-kira kapan dia pantas meminta uang saku lagi dengan menghitung penggunaan uang rata-rata 10-15 ribu/hari. Andai uangnya habis sebelum waktu ia "pantas" meminta kiriman. Ia berusaha cari utang ke temannya. Dengan komitmen pertemananlah yang menjadi jaminan utangnya.
Namun Shardi tidak pernah utang langsung dengan nominal yang banyak. Mungkin dia hanya uang 10 ribu hingga 50 ribu. Paling sering, ia utang 20 ribu. Namun, dia juga pernah utang (dan sampai sekarang belum kesaur) dengan nominal lebih besar dari biasanya, yaitu 500 ribu. Dia utang segitu adalah untuk keperluan organisasi yang ia ikuti.
Dia anak yang ceria. Tidak pernah menampakkan masalahnya kepada orang lain. Setiap kami ngopi, dia selalu cerita banyak hal yang menyenangkan. Seperti manusia bebas yang tak punya masalah. Andai orang lain melohatnya, pasti juga tidak akan tahu bahwa Shardi punya masalah yang cukup rumit. []

Penulis Kompasiana, Syarif Dhanurendra
Sedang menempuh S1 Jurusan Sejarah di Universitas Negeri Malang (UM). Suka membaca dan menulis hal-hal yang tidak penting.
Post by https://www.google.com/url?q=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTGtS7WOgEZGGPnTGiiEwl91hvh7P-9PTpKldP1EYzWoluSvtjzS-8Zsqz9ruSFIT8dTKWom_xrgpBMeDtYKkOoTH7i63jUU3ydA11xiFNKKUDIufDhOZq-HLqtqo1XhsTr5IKGEQ6yho/s1600/meraih.jpg&source=gmail&ust=1537153960126000&usg=AFQjCNFi0siy5Ty3zkZpjIrWCr-Zpso9Dg

Tuesday 11 September 2018

Menjadi Penerima Bidikmisi Tak Semudah Njeplake Lambemu



Menjadi Penerima Bidikmisi Tak Semudah Njeplak E Lambemu
Oleh: Alrisya Ruwanti
Beberapa minggu yang lalu, sebuah website yang kini mulai jadi perhatian Istana Negara merilis sebuah tulisan yang benar-benar memilukan. Kisah anak horang kayah yang ikut bertarung dalam perebutan Bidikmisi. 
Gaes, sebagai warga yang hidup di negara yang kerap amnesia, saya harus mengingatkan lagi bahwa  Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak miskin. 
Kurang jelas lagi? Misqueen. Masih mau lebih jelas lagi? Anak-anak tak mampu adalah mereka yang nggak punya dana untuk kuliah ke jenjang lebih tinggi kecuali jika mau menjual ginjalnya. 
Dan jangan salah. Para penerima Bidikmisi bukan dari golongan yang suka menghambur-hamburkan dana dari pemerintah untuk hal-hal yang tidak berfaedah. Bagaimana kami bisa berbelanja jika untuk memenuhi kebutuhan pokok saja kami harus koret-koret.
Iya, koret-koret. 
Memang, kuliah kami gratis. Dan kami masih mendapat uang saku sebesar Rp 650.000 yang cair setiap tiga bulan sekali kalo lancar. Tapi tidak lantas dengan fasilitas itu kami bisa nongkrong syantik di kafe kekinian. Atau menggunakannya untuk berduaan dengan pacar. 
Bahkan, pengen berduaan dengan dirimu Iqbaal saja tak sedikitpun terlintas di benak kami. 
Bagi saya yang kebetulan kuliah di kota besar seperti di Surabaya, Rp 650.000 sebulan gak akan cukup untuk biaya makan plus kos. 
Beruntunglah mereka yang punya keluarga jauh di Surabaya. Bisa nebeng. Atau cowok-cowok penerima Bidikmisi yang bisa nunut di masjid sekaligus jadi marbot—yang kalau istiqamah bisa jadi akhi-akhi ganteng. Ghadul bashar saat bertemu akhwat. Subhanallah.
Bagaimana dengan saya, anak perantauan yang tak punya keluarga di Surabaya dan tak mungkin juga jadi takmir masjid. 
Aku bisa apa, Gaes?
Di Kota Surabaya jaman sekarang, berat bahkan gak mungkin hidup dengan cuma modal Rp 650.000 per bulan.
Biasanya kita anak rantau nyari rumah kontrakan barengan temen-temen. Kalau mentok ya tinggal di kos-kosan yang jikalau mobil-mobilan bukanlah mobil beneran lantas apakah kos-kosan juga bukan kos betulan? 
Duh, kotanya Cak Lontong ini memang!
Biaya kos di Surabaya juga ga bisa dibilang murah. Dari yang mahal berjuta-juta per bulan sampai yang standar Rp 500-700.000. 
Belum lagi kalau dana Bidikmisi telat dari pemerintah. Siap-siap aja cari kosan temen buat numpang tidur gegara kosmu digembok bapak kos karena udah tiga bulan nunggak. 
Masih untung sih daripada barangnya dikeluarin kaya mbak-mbak lantai bawah.
Di Kota Surabaya jaman sekarang, berat bahkan gak mungkin hidup dengan cuma modal Rp 650.000 per bulan. Memang lebih murah dari Jakarta, tapi tetap nggak masuk di budget dengan uang sebesar itu. 
Tempe penyet saja sudah tembus Rp 10.000. Kalau sebulan dengan makan sehari tiga kali saja sudah lebih dari budget. Apakah saya harus puasa ngrowot gaes? 
Makanya anak Bidikmisi harus bisa ngatur uang. Jangan sering-sering makan di warung nasi padang kalo gamau dompetmu cepat kering kerontang. 
Biasanya anak-anak Bidikmisi bukanlah survivor kelas teri. Mereka bisa cari makan dengan harga Rp 5.000 sudah dapet sayur, dadar jagung sama nasi. Juara di harga dan dijamin bikin kenyang untuk masalah porsi. 
Tapi kalo rasa ya dipikir keri. Namanya juga anak Bidikmisi. Kalo mau sering makan enak, banyakin aktif di kampus ikut kegiatan. Kan lumayan tiap ada event bisa dapet nasi bungkus atau kotakan. 
Dapet juga cemilan kalo pas lagi ada kajian. Deket sama warga lokal juga bisa jadi pertimbangkan, lumayan biasanya dapet nasi besek kalo ada selametan. Xixixixi.
Anak Bidikmisi makin menderita kalau pencairan telat.
Giliran tepat waktu uang kita dibuat bayangan sama kampus. Maksudnya, saldonya dicetak di buku tabungan tapi di ATM saldo kosong. :'(
Coba jadio anak teknik sing entuk mata kuliah mekanika fluida dengan dosen yang selalu absen. Satu semester cuma masuk 5 kali.
Selain itu, kami juga dituntut untuk berprestasi. Berprestasi di sini bukan berarti harus pinter jadi juara karya ilmiah mahasiswa, lomba cerdas cermat, klompencapir, kuis bola, atau menang give away yang diadakan para selebgram. 
Juara memang jadi nilai tambah. Tapi yang diharapkan bukan itu maksudnya.
Berprestasi adalah indeks prestasi (IP) kita ga boleh turun tiap semester. IP yang dipatok pemerintah sih minimal 2,75 . Tapi di kampusku mintanya IP minimal 3,00. 
"Halah mek IP minimal 3 ae. Kacek titik ae lho!” mungkin kalimat itu bakal kalian ucapkan kalo kalian mahasiswa yang pintar atau kuliah di tempat dengan dosen Robin Hood—mengambil nilai dari para siswa yang pintar dan membagikannya kepada siswa yang bodoh.
Meski terlihat beda tipis, tapi enggak setipis itu. Lirik lagu Peterpan aku menunggumudan asu menunggumu juga bedanya tipis. Tapi kan maknanya jauh banget gaes! Begitu pula selisih 0,25 poin di IP. 
Kalau kalian melontarkan kalimat itu ke saya, jangan harap bakal kujawab dengan senyum ramah nan manjah ala cewek-cewek dolanan Tik Tok. Ndasmu sempal a! 
Coba jadio anak teknik sing entuk mata kuliah mekanika fluida dengan dosen yang selalu absen. Satu semester cuma masuk 5 kali. Itupun masuknya di 15 menit terakhir. Memangnya Anda Sir Alex Ferguson yang pengen anak buahnya mencetak gol di injury time?
Gak gagal di matkulnya dan ga ikut semester pendek aja udah bersyukur. Bisa sedikit leren menikmati “me time”. Yakali me time-nya seperti Incess. Ini resik-resik kos yang bangun tidur selalu ada cupang kenangan baru dari nyamuk yang semalem mencumbu. Saking betahe mereka bersarang di baju-baju yang menggantung di kamarmu. 
Semester pendek itu bayar, per SKS Rp 60.000. Satu matkul 2 SKS. Berarti kamu harus mengeluarkan biaya Rp 120.000.
Satu lagi tentang semester pendek. Semester pendek itu bayar, per SKS Rp 60.000. Satu matkul 2 SKS. Berarti kamu harus mengeluarkan biaya Rp 120.000. Biaya yang lumayan banget buat anak Bidikmisi. 
Duit segitu bisa dipake ongkos pulang ketemu simbok! Kalo kalian anak taipan, uang sebesar itu cuma jadi biaya langganan kuota mobile internet seminggu!
Ya, intinya harus bisa pandai-pandai bergaul. Pandai bersyukur. Selalu ingat Tuhan dan orang tua. Yakinin dalam hati, kalau ga ada gembok yang diciptakan tanpa kunci. Ga ada masalah tanpa solusi. Gak mungkin jomblo diciptakan tanpa pasangan, meski untuk sementara masih jadi milik orang.
Sebenernya masih banyak sih lika-liku jadi anak Bidikmisi. Tapi cukup gausah diceritain, bisa sedih nanti. Aku takut kamu jadi ikut sedi... Hihiihihiksss. :’)


Di kutip dari pesan email dan alamat ini
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz46pSy-_R988CIHecIhiDe0X22FQ_H49d8rE7ml-EG2K64VGTUbMl2aTb8y-9MzI6ncmVeD96AGGa_4j5mn-8oJ0oTDV9oniI2KXmfxX2hastJt9enpQRrbja8EjsEDflgskErX-QXxI/s1600/njeplak.png

Mengenal Sosok Haris, Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi




Haris Sai Anhar merupakan mahasiswa berprestasi (Mawapres) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2018.

Ditahun yang sama ia terpilih menjadi juara harapan II Mahasiswa Bidikmisi Berprestasi dan Terinspiratif Tingkat Nasional dalam ajang Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Nusantara yang bertempat di Medan. Ia juga menjadi juara 1 Lomba Debat Mahasiswa Tingkat Nasional di Bangka Belitung.

Selain prestasi dan peghargaan, rentetan riset dan uji cobanya juga telah banyak dilakukan. Seperti pengolahan sabut kelapa menjadi bantal refleksi yang ia sebut dengan Osaka (Olahan Sabut Kelapa). Inilah yang mengantarkan Haris menjadi Mawapres Fakultas Pertanian. Tidak hanya dalam hal pertanian saja, Haris juga kerap mengadakan Traning Motivasi untuk anak-anak SMA yang tak lain tujuannya untuk memotivasi anak muda.

“Mahasiswa tugasnya kan bukan hanya belajar di dalam kelas, mahasiswa itu harapan masyarakat untuk membantu mereka dalam meningkatkan maupun membantu masyarakat dalam segala hal, sesuai dengan bidangnya masing-masing," ungkap pemuda berusia 23 tahun ini.

Anak dari pasangan Sutiyo (alm) dan Sumarni ini sejak SMA sudah dihadapkan dengan ujian hidup. Ayahnya terkena serangan stroke dan akhirnya meninggal. Keadaan ini memaksa Haris untuk hidup mandiri. Walaupun sempat gagal kuliah ia tidak pernah menyerah untuk mengejar cita-citanya. 

Tidak hanya aktif dalam dunia kampus, kerasnya hidup membuatnya bisa survive. Berbagai macam pekerjaan sudah ia coba, mulai dari sales asuransi, penjual kartu internet, penjual sayur, penjual telur keliling, sales perumahan, menjadi MC dalam acara-acara seminar, dan lain sebagainya. Sampai akhirnya sekarang dia menggeluti usaha dibidang laundry dengan brand iKi laundry dan jasa karangan bunga.

Anak kedua dari 3 bersaudara ini juga sedang merintis usaha di bidang pertanian yang ramah lingkungan atau organik, dengan memasukkan teknologi dalam menjalankannya. Tujuannya adalah ingin membantu petani agar kehidupannya lebih sejahtera. 

Aktivitasnya saat ini yakni selain menjadi mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir,  ia juga menjadi Wakil Presiden BEM Universitas Jambi.

Disalin seutuhnya dari http://jambi.tribunnews.com

Saturday 8 September 2018

Nafsu itu apa sih

NAFSU YANG LIAR
Oleh : Yafi Al-Muhklasin

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, berbeda dengan malaikat-Nya yang tidak sepenuhnya diberikan akal dan nafsu. Manusia terpilih menjadi Khalifah di muka bumi yang ditandai dengan diturunkannya Nabi Adam a.s.. Begitu mulianya manusia sebagai makhluk Tuhan. 

Dengan kemuliaan seperti itu, mengapa diri ini tidak dapat menjadikan kemuliaannya untuk lebih mendekatkan kepada Tuhan. Seharusnya ketaatan manusia dapat melebihi ketaatan Malaikat kepada-Nya.

Liarnya natsu menjadi penyebab utama manusia semakin menjauh kepada Tuhannya. Liarnya nafsu yang menjadikan akal kehilangan kewarasannya. Liarnya nafsu yang menjadikan hati ini menjadi gelap. Liarnya nafsu yang menjadikan jasad menjadi berat. Liarnya nafsu yang menjadikan dosa berlipat-lipat. Liarnya nafsu yang menjadikan hidup tidak bermanfaat.

Memang nafsu tidak dapat hilang dari raga ini, tetapi fungsi akallah yang satu-satunya menjadi obat pengendaliannya. Semakin banyak kesadaran akal yang dilakukan, semakin jinak nafsu yang menguasai manusia.

Nafsu yang terkendali dengan sempurna akan memengaruhi tingkat ketaatan kepada Tuhan. Bahkan dapat mengalahkan ketaatan Malaikat kepada-Nya.

Friday 7 September 2018

Pendaftaran Beasiswa Bidikmisi IAIN KEDIRI


Pengumuman Beasiswa Bidik Misi/UKT 1 2018/2019


Institut Agama Islam Negeri Kediri menerima pendaftaran calon peserta beasiswa bidik bisi/UKT 1 Tahun 2018, dengan persyaratan sebagai berikut:
A. Syarat Pendaftaran
  1.  Mahasiswa aktif IAIN Kediri Angkatan 2018
  2. Usia paling tinggi 21 tahun pada saat melakukan pendaftaran
  3. Bersedia tinggal di pondok pesantren yang sudah ditentukan oleh pengelola bidik misi dalam jangka waktu tertentu. (Bagi yang diterima bidik misi)
  4. Tidak mampu secara ekonomi, dengan ketentuan sebagai berikut:
    1. Pendaftaran kotor gabungan orang tua/wali sebesar Rp. 3000.000,- setiap bulan. Pendapatan yang dimaksud meliputi seluruh penghasilan yang diperoleh. Untuk pekerjaan formal/non formal, pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan setiap bulan dalam satu tahun terakhir.
    2. Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali apabila dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp. 750.000,- setiap bulannya
  5. pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S.1 atau Diploma 4
Untuk pengumuman lebih detail silahkan download pengumuman resminya di sini. https://iainkediri.ac.id/pengumuman-beasiswa-bidik-misi-ukt-1-2018-2019/
Itu tadi adalah link untuk pendafataran yang resmi dari kampus langsung.

Saturday 25 August 2018

Bidik Misi hanya untuk mereka yang tidak mampu, kata Pak Joko Selaku Presiden Republik Indonesia

Dalam upaya memajukan Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak akan hanya fokus pada sumber daya alam (SDA), tetapi juga berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM).

Dalam pidatonya pada sidang tahunan di MPR, Kamis (16/8/2018), Jokowi membahas pendidikan sebagai jalur peningkatan kualitas manusia serta modal untuk masa depan bangsa. Cara pemerintah memperkuat sumber daya manusia adalah lewat Kartu Indonesia Pintar dan Bidikmisi.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

"Komitmen ini kita wujudkan melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, yang pada tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik, serta perluasan penyaluran program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa," ujar Presiden.

Bidikmisi adalah singkatan dari Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi. Tiap tahunnya, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyiapkan puluhan ribu kuota Bidikmisi.
Bidikmisi bukanlah beasiswa, dalam artian prestasi penerima tidak dijadikan tolok ukur tunggal. Biaya Bidikmisi disalurkan untuk mahasiswa kurang mampu yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Dalam tiga tahun terakhir, kuota Bidikmisi konsisten meningkat. Pada 2016, kuotanya adalah 60 ribu, pada 2017 naik menjadi 80 ribu, dan tahun ini menjadi 90 ribu. Bidikmisi pun selalu disasar ratusan ribu pendaftar.

Friday 27 July 2018

Yang Katanya ini Musim Hijrah


Hijrah itu bukan ajang ikut-ikutan tapi butuh keseriusan.

Rekan ...Hijrah itu bukanlah trend dan menjadi ajang ikut-ikutan. Bukan juga moment musiman yang berlakunya hanya sementara. Dan ketika sudah berganti musim, maka makna Hijrah tak berarti lagi bagi kita. Na'udzubillah...


Maka yang terpenting dalam berhijrah adalah bagaimana diri ini menjaga untuk tetap istiqomah.


Lalu bagaimana bisa kita istiqomah, jika awal dan niat kita untuk berhijrah saja hanya karena trend dan musiman?


Trus gimana dong, apa aku gak usah hijrah sekalian?


hhhhmmmm... Emang kalo kita gak hijrah di hari ini, kita yakin di hari esok Allah masih kasih kesempatan?


Kalo hari ini adalah hari terakhir kita di dunia gimana?

Kita mati dalam keadaan sangat hina dong?

 Coba pikirkan lagi ya rekan

Manusia itu berburu dengan waktu (KEMATIAN).

Tak ada satupun dari kita tau kapan masa itu datang.

Maka jika ada kebenaran yang kita yakini itu datang dari Allah, maka segerakanlah untuk di kerjakan, entah itu sedang trend atau tidak sekalipun.


Karena standar hidup kita bukan apa yang masyhur di dunia, tapi yang masyhur di akhirat..

Tuesday 24 July 2018

Yakin ini MAKESTA PR Kedungsari


Makesta bersama PR IPNU-IPPNU Desa Kedungsari

Tepat tanggal 21-22 juli 2018  di tanggal itulah MAKESTA di laksanakan

Apasih itu MAKESTA.

Masa Kesetetian Anggota, itu adalah arti dari makesta.

Di mana para anggota dari Ranting IPNU-IPPNU bisa di lihat semangatnya dari acara tersebut. Anggota akan terlihat lebih berjuang dan bersemangat untuk berorganisasi di organisasi pemuda islam tesebut.

Atau nama lainya adalah akan lebih setia dan bertanggung jawab secara penij terhadap organisasi islam tersebut.

Balai Desa berserta TK darma wanita menjadi tempat pilihan dam cocok untuk di tempati acara tersebut.

Di mana di situ terdapat ruang" yang rumayam banyak, jadi sangat cocok untuk asrama atau tempat tidur peserta makesta.

Makesta yang langsung di adakan oleh pimpinan ranting IPNU-IPPNI Desa kedungsari

Acara ini sangat di dukung oleh orang-orang hebat kedungsari, itu yang membuat IPNU-IPPNU PR Desa kedungsari menjadi semangat dan yakin.

Iya yakin, yakin seyakin yakinya

Semuga PR IPNU-IPNU Desa Kedunhsari menjadi kader-kader yang militan dan saling menjaga kesolidanya.

Wednesday 4 July 2018

Kamis-5 juli 2018.


Masih Dalam Suasana Iedul Fitri bulan yang penuh ampunan.

Forum Mahasiswa Bidikmisi IAIN KEDIRI (FMBM IAIN KEDIRI) Mengadakan Halal Bi Halal. 

Yang bertempat di Gedung Rektorat lantai 4 kampus Ushuludhin

Acara ini udah jadi rutinan kami dan sebelum acara ini kami melakukan 
Komitmen tanggung jawab yg tinggi dalam peningkatan mutu kita senua dg cara mengikuti agenda yang di adakan oleh Forum ini. Ada satu negri yg kekirangan untuk nngembalukan negeri itu. Meminta satu botol madu Penghasil madu di kerajaan di krisis itu. Pagi pagi untuk memulihkan ekonimi negara 
Orang satu berfikir jika membawa botol tapi tidak saya isi apa apa pasti tidak berpengaruh pada yg lain
Orang dua jika botol ini 
Orang tiga  

Orang yang berta

Saturday 30 June 2018

Sudah Tajir kog Cari Beasiswa Bidikmisi



 

Sebuah pertanyaan yang akan membuat resah hati penerima Bidikmisi sebenarnya tidak bersumber dari artikel Mojok yang berjudul “Sudah Tajir Kok Cari Beasiswa Bidikmisi, Kemaruk Amat Kayak Fir’aun”. Artikel ini justru adalah ekspresi militan salah seorang penerima Bidikmisi yang amat peduli dengan kemurnian beasiswanya, yakni Bidikmisi. Dan artikel ini harus kita apresiasi.

Tapi yang membuat salah, justru persepsi pembacanya yang bisa menjurus pada sebuah anggapan bahwa Bidikmisi cenderung tidak menampung mahasiswa yang kurang mampu, tidak lagi murni dengan hadirnya pelanggaran-pelanggaran di atas, tidak transparan dalam penerimaan, sehingga ada yang terindikasi kaya, dan mungkin dalam jumlah banyak, mendapatkan justifikasi, sehingga menimbulkan rasa kecemburuan di eksternal Bidikmisi itu sendiri.

Apa sebenarnya yang terjadi ? Secara perlahan kami akan mencoba mendedahkan duduk persoalannya, karena kasus ini tidak sesederhana seperti yang di persepsikan.

Pertama-tama, untuk tidak membantah. Memang sistem penerimaan Bidikmisi di semua kampus masih rawan pemalsuaan. Bisa bocor. Tapi sejauh ini. Mayoritas penerima Bidikmisi adalah orang yang berhak. Maksud mayoritas di sini bukan sebatas prosentase 50% +1 saja, melainkan di atas angka 95% persen, dengan sisanya prakiraan sekitar 5%, bisa kita katagorikan sebagai penerima bias, yang bisa di cemburui oleh mahasiswa reguler non Bidikmisi. Namun, bukan berarti yang 5% ini tidak layak menerima Bidikmisi. Karena legal standing, proses pendaftaran hingga verifikasi berlangsung tidak semata dari kampus saja, melainkan melibatkan pihak sekolah asal, bahkan hingga penyelenggara pemerintahan desa yang mengeluarkan Surat Keterangan Tidak Mampu bagi warganya. Jadi apabila ada konteks pemalsuan data soal standart miskin, orang kaya mendapatkan Bidikmisi. Jelasnya, ini adalah proyek yang amat kita renungi, karena jelas ada proses yang salah di sekolahan sehingga keluar kartu Bidikmisi, atau di pihak Desa/Kelurahan karena keluar surat sakti SKTM itu sendiri.

Lantas mungkin akan ada yang bertanya : Kenapa tidak di survey satu persatu saja ? Memang benar, bahwa tidak semua calon penerima Bidikmisi di survey. Ada alasan kenapa tidak di survey, salah satunya ialah karena tim kemahasiswaan terbatas. Mereka juga bukan bekerja khusus untuk Bidikmisi. Kalau anda tahu, hajatan penerimaan dan verifikasi data mahasiswa Bidikmisi bukanlah hal kecil. Di kampus kami dulu, penyelenggaraan seleksi ini, melibatkan kepanitiaan mahasiswa yang terdiri dari lebih dari formasi 50 orang yang mendampingi sekitar 10 orang staf penuh yang dimiliki Kemahasiswaan. Dan mahasiswa itu di kerahkan untuk pula mengawasi para calon penerima, kedatangannya di antar dengan mobil atau jalan kaki dari kos-kosan. Sistem intelegen yang rahasia juga di lakukan. Dan sumber daya yang lebih besar, waktu yang lebih lama jelas bukan menjadi pilihan utama, kalau harus di adakan survey satu persatu bagi calon penerimanya. Jadi, survey biasanya di lakukan pada kawan-kawan yang di curigai saja, di tambah kelompok acak untuk membuktikan bahwa tidak ada pemalsuan data. Dan jelasnya, banyak perguruan tinggi akan meyakini Kartu Indonesia Pintar atau Kartu Indonesia Sejahtera, sebagai kartu yang telah terverifikasi dan menjadi monument sakral bahwa pemiliknya, pasti adalah kelompok keluarga miskin/tidak mampu.

Maka secara serius, sebenarnya kerja besar ini tak boleh sembarangan di cela menurut pandangan kami, jika memang tidak pernah tahu seberapa tingkat kompleksitasnya.

Di samping uraian di atas. Ada dinding aturan pula yang tidak bisa main tabrak saja ada kebijakan yang harus di tempuh. Misalnya, salah satu clue mendasar dari akar persoalan ini ialah kitidaksiapan kita untuk mendefinisikan miskin versi Bidikmisi. Bukan miskin versi kita masing-masing.

Jika anda membaca persyaratan Bidikmisi tahun 2018, anda akan merasa terkejut misalnya, persyaratan maksimal pendapatan kotor orang tua adalah 4.000.000. Angka ini tentunya akan di nilai amat besar untuk ukuran desa kami, dan mungkin bisa di katagorikan level menengah. Tapi sesuai aturan, calon mahasiswa yang penghasilan kotor orang tuanya sebesar itu boleh mendaftar Bidikmisi, dan boleh di fasilitasi sekolah serta Desa untuk bisa mengakses Bidikmisi.

Belum lagi, kalau sudah berbicara penerimaan di dalam kampus. Ada sistem kuota wajib bagi mahasiswa miskin. Bahkan ketentuannya di payungi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No 66 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam PP ini terdapat pasal yang mewajibkan semua perguruan tinggi negeri (PTN) menerima 20 persen mahasiswa miskin dari total mahasiswa yang diterimanya. Dari mana lagi kuota ini akan di isi kecuali di serap melalui Bidikmisi. Apakah ada kemampuan bagi perguruan tinggi untuk membiayainya sendiri ?

Jelasnya, ketaatan kampus untuk memenuhi prasyarat minimal menampung 20% mahasiswa miskin sesuai amanat PP ini akan menghambat proses purifikasi penerima Bidikmisi tanpa bias prasangka dari teman-teman reguler. Hal ini, juga akan di perparah dengan adanya instruksi atau kesepakatan kampus dengan Dikti untuk menyerap alokasi Bidikmisi yang telah di tetapkan dalam pembagian kuota. Mungkin beasiswa Bidikmisi yang tidak terserap bisa di kembalikan ke Dikti, tapi setelah kembali ke Dikti mau di kemanakan. Sistem birokrasi kita justru akan menambah kerugian, karena kalau kuota tidak habis. Amat mungkin tahun depan, DPR justru akan memangkas kuota Bidikmisi dan tidak menambahnya lagi. Dan inilah yang menyebabkan celah besar, terkadang di dalam upaya untuk mewujudkan Bidikmisi tepat sasaran dalam koridor idealisme, koridor tanpa bias.

Gambaran real, kasusnya salah satunya begini. Di hampir kampus besar di Indonesia, anda pasti tahu demografi mahasiswa yang ada di dalamnya. Saya contohkan saja di SMA Favorit di Kota anda. Di tempat itu, kemungkinan siswa miskin yang miskin beneran, di sekolah itu, apakah sampai 20% ? Angka itu muskil di capai kecuali dengan menetapkan standart miskin yang lebih tinggi di banding sekolah biasa di level yang sama, yang demografi penerima dalam katagori miskinnya jauh di atas 20% misalnya. Persoalan serupa, juga di alami kampus-kampus besar. Yang di maksud miskin dalam persepsi kampus besar, jangan kemudian di standarnya dengan standart miskin versi kampung kita masing-masing. Karena ini bisa jadi ini akan membuat kita keliru menelaah. Di sinilah kunci, bahwa kecemburuan di luar terjadi karena ada faktor yang tidak tunggal. Kampus menetapkan standart kaya miskin, berdasarkan realitas masing-masing kampus, dan berdasarkan aturan-aturan yang menaunginya, yang tentu juga memaksanya.

Tapi, justifikasi ini bukan menandakan kami sepaham dan sejalan dengan sistem yang ada, yang masih memberikan ruang bias. Kami hanya ingin membukakan fakta yang ada. Setidaknya anda harus tahu, dari mana kebijakan itu dihadirkan hingga menghasilkan output seperti yang di persepsikan sekarang.

Lalu, memang kemudian akan hadir pertanyaan. Kalau orang setengah kaya bisa masuk Bidikmisi. Itu berarti saya makin cemburu dong. Orang tua saya hanya bisa memberi uang saku satu semester tak jauh lebih besar dari penerima Bidikmisi, dan kami juga di beratkan dengan UKT yang tidak murah. Ada ketidakadilan di sini ?

Rasa cemburu semacam itu bisa muncul dan tidak bisa di elakkan kalau penerima Bidikmisi tidak mawas diri. Tampil hedon, keluar masuk KFC, Mall dan style yang mewah. Tentu ini tidak baik. Walaupun bisa jadi penerima Bidikmisi mungkin punya sambilan lain, sehingga mereka bisa mengakses kemewahan itu.

Sebuah kasus, suatu ketika. Kami pernah di temui langsung oleh penerima Bidikmisi yang di semester 4 an punya usaha dan bisa membiayai kuliahnya sendiri sebenarnya tanpa Beasiswa. Tapi kala itu kami berpendapat untuk tidak mencabut sratusnya sebagai penerima Bidikmisi walau dia meminta. Kami kala itu berkeyakinan, kalau dia penerima Bidikmisi dan sukses atas usahanya seiring berjalannya waktu. Maka nominal beasiswa itu adalah apresiasi dari kami untuk memotivasinya, dan terserah dia gunakan besarnya beasiswa itu untuk kebaikan sosial yang ia putuskan sendiri.

Jadi, sebenarnya masih banyak pekerjaan rumah bagi Bidikmisi. Kita harus mendorong terus tersebarnya informasi Bidikmisi ke calon penerima yang tidak mampu tapi berprestasi. Menemukan mereka ini tidak mudah, tidak banyak dan membutuhkan usaha yang kontinu.

Kami menulis pembelaan ini untuk meluruskan bias, bahwa penerimaan Bidikmisi justru semakin membaik. Walau kami tidak menampilkannya dalam artikel ini. Tabik.

Wednesday 27 June 2018

Donasi Anda Sangat Berarti

Assalamualaikum wr.wb

Saya Uzlifatul Baehaqi mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi Universitas Muria Kudus prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dusun Temukerep RT 03, RW 10, kecamatan Larangan, kabupaten Brebes.

Ibu saya sdh lama menderita kanker payudara hampir 2 tahun, ibu saya sdh pernah operasi di RSUD Brebes, berobat di Tramedica Ratu Givana, berobat herbal, dan melakoni semua perkataan org yg katanya bisa menyembuhkan penyakitnya namun tak kunjung sembuh.

Kini payudara ibu saya memiliki luka yg sangat besar, tubuhnya kurus dan ibu saya tidak bisa berjalan. Kira2 solusinya apa? Mohon bantuannya.

Saya ingin ibu saya sembuh, namun saya tidak cukup uang utk membiayai Pengobatannya, kuliah saja menggunakan beasiswa Bidikmisi, saya mempunyai 2 adik yg masih membutuhkan biaya pendidikan pula. Tolong bantu biaya pengobatan ibu kami, kami ingin ibu sembuh. Terima kasih.

Tolong bantu share ya teman2, saya sangat menyayanginya, saya rindu dg senyumannya, saya ingin ibu saya sehat seperti dulu.

Jika berkenan untuk membantu, hubungi nomor wa saya 0857-8690-7795

Sunday 24 June 2018

SAFARI SYAWAL FMBM

Kediri: minggu 24-juni-2018

Dalam bulan yang penuh perdamaian ini,
Forum Mahasiswa Bidiki Misi mengadakan silaturahmi keseluruh pondok pesantren sekitar kampus IAIN KEDIRI dan seluruh pengelola Bidik misi.

Acara ini di beri nama Safari Syawal, dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi antara mahasiswa Bidik misi dengan para pengelola Bidik misi IAIN KEDIRI dan Pengasuh Pondok Pesantren yang di tinggalinya.


Antara lain Tujuan tersebut adalah:
1. Pengelola BidikMisi
2. Ma'had IAIN Kediri
3. Ponpes Al-Amien
4. Ponpes Syarif Hidayatullah
5. Ponpes Al-Fath
6. Ponpes Ar-Roudhoh
7. Ponpes Al-Islah
Semuga dengan silaturahmi ini para mahasiswa Bidik Misi mendapatkan berkahnya
Amien..

Saturday 23 June 2018

Keindahan Kebersamaan



Keindahan Berjuang Dalam Kebersamaan

Kemunculan pelangi adalah ketika sesudah mendung merintih meneteskan airmata, bukan karena dia kesal dan jenggkel terus putus asa, tetapi dengan perjuangan sampai keringat dan air mata tidak ada bedanya, yang membuat terjadianya pembiasan dan terjadi sebuah pembiasan cahaya yang indah, yaitu pelangi.


Ingat rekan!!!

Disini adalah tempat perjuangan yang nanti akan menghasilkan pelangi-pelangi kesuksesan untuk kalian yang telah merintih bersusah payah berjuang. Yakinlah wahai rekan!!!


Bisa kita ingat!!!...


Keindahan pelangi tidak di isi dengan satu warna, melainkan ada tuju warna yang menghiasisnya, yang terlihat indah ketika di lihat dari jauh maupun dekat.

Saat ku suruh warna jingga dan kuning untuk berpisah, saat itulah mereka menolak dengan, menjudgment kita disini sangat bahagia karena kita di lahirkan oleh perjuangan bukan karena kudetan.

Apa inti dari tadi rekan!!!


“Tak ada yang benar-benar bisa hidup sendiri. Karena keindahanmi sangat terlampau luas. Kebahagiaan hanya untuk mereka yang mengerti arti Kebersamaan, Itulah Kita”



Wednesday 13 June 2018

Filsafat Ilmu Ontologi berserta Aliranya


A.        ONTOLOGI
OntOntologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada. Sedangkan dalam kamus Oxford, ontologi merupakan sebuah cabang filsafat yang berhubungan dengan inti keberadaan. Jadi sebenarnya, ontologi merupakan sebuah studi yang mempelajari hakikat keberadaan sesuatu, dari yang berbentuk konkret sampai yang berbentuk abstrak, tentang sesuatu yang tampak sampai sesuatu yang tidak tampak, mengenai eksistensi dunia nyata maupun eksistensi dunia kasat mata atau eksistensi gaib.
Aliran-aliran Ontologi :
1.         Monoisme, Istilah monisme berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti tunggal atau sendiri. Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua.
2.         Dualisme, Istilah dualisme berasal dari bahasa Latin, dualis yang berarti bersifat dua. Jika monisme berpandangan bahwa hanya ada satu substansi yang tidak tersentuh perubahan dan bersifat abadi, maka dualisme justru berpandangan bahwa ada dua substansi dalam kehidupan ini.
3.         Pluralisme, Istilah pluralisme berakar pada kata dalam bahasa Latin pluralis yang berarti jamak atau plural. Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan.
4.         Materialisme, Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani.
5.         Idealisme, Istilah idealisme berasal dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
6.         Nihilisme, Istilah nihilisme berasal dari bahasa Latin yang secara harfiah berarti tidak ada atau ketiadaan.
7.         Agnotisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun ruhani.


B.        EPISTIMOLOGI
Epistimologi berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos = perkataan, pikiran, ilmu. Kata “episteme” dalam Bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya mendudukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, harfiah epiteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk “menempatkan sesuatu dalam kedudukan setepatnya”. Selain kata “episteme”, untuk kata “pengetahuan” dalam Bahasa Yunani juga dipakai kata “gnosis”, maka istilah “epistimologi” dalam sejarah pernah juga dosebut gnoseologi. Sebagai kajian filosofis yang membuat telaah kritis dan analitis tentang dasar-dasar teoritis pengetahuan, epistemology kadang juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge; erkentnistheorie). Metode memperoleh pengetahuan:
1.         Empirisme merupakan suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal.
2.         Rasionalisme adalah pandangan bahwa kita mengetahui apa yang kita pikirkan dan bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri. kritisisme, dalam diri setiap manusia sudah ada kondisi-kondisi tertentu dalam pikiran yang mengatur cara kerja pikiran dan memengaruhi cara mereka dalam memandang dunia.
3.         Intuisionisme merupakan pham yang menekankan tidak tidak terperantarannya pengetahuan atau bukti-bukti dari karakter ide-ide tertentu.
4.         Metode ilmiah lazimnya digunakan dalam bidang pengetahuan alam atau sains.

C.        AKSIOLOGI
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.

II
A. Empiris
Empirisme berasal dari kata Yunani, yaitu; empeirisko, artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengalaman melalui pengalamannya. Dan bila dikembalikan kepada kata Yunaninya, pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman indrawi. Pengetahuan inderawi bersifat persial. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan antara indera yang satu dengan yang lainnya, berhubungan dengan sifat khas fisiologis indera dan objek yang dapat ditangkap sesuai dengannya. Masing-masing indera menangkap aspek yang berbeda mengenai barang atau makhluk yang menjadi objeknya. Jadi pengetahuan inderawi berada menurut perbedaan indera dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu.
B. Pengertian Penalaran Induksi
Filusuf pada  zaman keemasan yunani, Aristoteles menyatakan bahwa proses peningkatan dari hal hal yang bersifat individual kepada yang bersifat universal, disebut sebagai pola penalaran induksi. Disitu premisnya berupa proposisi propososisi singular, sedangkankan konklusinya sebuah proposisi universal, yang berlaku secara umum.
Menurut Jhon Stuart Mill (1806-1873), induksi induksi sebagai ketiadaan budi, dimana kita menyimpulkan bahwa apa yang kita ketahui benar untuk kasus atau kasus kasus khusus, juga akan benar untuk semua  kasus yang serupa  dengan yang tersebut  tadi dalam hal-hal tertentu.
C. Prinsip prinsip penalaran induksi
Misalnya, terdapat penalaran sebagai berikut:
Apel 1 keras dan hijau adalah masam.
Apel 2 keras dan hijau adalah masam.
Apel 3 adalah keras dan hijau.
Apel 4 adalah masam.
Premis premis dari induksi ialah proposisi empiris yang langsung kembali kepada suatu obsersvasi indra atau proposisi dasar (Bassic Statement), proposisi dasar menunjuk kepada fakta, yaitu observasi yang dapat diuji kecocokanya dengan tangkapan indra. Pikiran tidak dapat mempersoalkan benar tidaknya fakta, akan tetapi hanya dapat menerimanya. Bahwa apel itu keras, hijau dan masam, hanyalah indra yang dapat menangkapnya. Sekali indra mengatakan demikian, pikiran tinggal menerimanya.
D. Generalisasi Induksi
            Telah dapat diketahui bahwa, penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi yang bersift umum dari premis premis yang berupa proposisi empirik itu disebutgenerilisasi. Prinsip yang menjadi dasar penalaran generalisasi itu dapat dirumuskan demikian “apa yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu, dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi”. Hasil penalaran Generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi. Generalisasi dalam arti ini berupa suatu proposisi universal, seperti: semua apel yang akan keras dan hijau, rasanya asam. Semua logam yang dipanasi memuai.
E. Analogi Induksi
Berbicara tentang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan dua hal yang berlainan itu dibandingkan yang satu dengan yang lain, dengan mengidentifikasi mencari persamaan. Analogi dapat dimanfaatkan sebagai penjelasan atau sebagai dasar penalaran. Sebagai penjelasan biasanya disebut perumpamaan atau persamaan.


III
Empiris
Kebimbangan orang kepada sains dan agama pada Zaman Modern filsafat sebagaimana telah disinggung beberapa kali sebelum ini, ditimbulkan oleh berbagai hal, antara lain oleh ajaran empirisme . Empirisme ialah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. istilah Empirisme berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.  Penganut empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului rasio. Tanpa pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran tertentu. Kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman hanyalah khayalan belaka.
Diantara tokoh-tokoh pengikut aliran Empirisme adalah
1. Francis Bacon (1210-1292M) Menurut Francis Bacon pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan  yang sejati, pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Selanjutnya, kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif. Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa itu tidak benar, haruslah sekarang kita memperhatikan yang konkrit mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2. Thomas Hobbes (1588-1679M) Menurut Thomas Hobbes, bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapatdisentuh dengan indralah yang merupakankebenaran. Pengetahuan intelektual (rasional) tidak lain hanya merupakan penggabungan data dataindrawi belaka.
3. John Locke (1632-1753 M) John Locke adalah filosof inggris yang banyak mempelajari agama kristen.  Ia lahir di Wrington, Somersetshire, pada tahun 1632. Tahun 1647-1652 ia belajar di Westminster. Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika ia menerima keraguan sementara yang diajarkan oleh Descrates, tetapi ia juga menolak intuisi yang digunakan oleh Descrates. Ia juga menolak metode deduktif Descrates dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan pengalaman; jadi, induksi. Bahkan Locke menolak juga akal (reason). Ia hanya menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi.
4. David Hume (1711-1776M) Solomon menyebut David Hume sebagai  ultimate skeptic, skeptic tingkat tertinggi. Ia dibicarakan disini sebagai seorang skeptic, dan terutama sebgai seorang empiris. Menurut Bertrans Russel yang tidak dapatdiragukan lagi pada Hume adalahseorag skeptic.
5. Herbert Spencer (1820-1903 M) Filsafathelbertspencrberpusatpadateorievolusi. 9 tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang terkenal, the origent of speciest(1859 ) spencer sudah menerbitkan bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dari filsafatnya tentang the great unkwonable. Menurut soencer, kita hanya menganali fenonema fenomena atau gejala-gejala. Secara prinsip pengenalan kita hanya menangkutrelasi relasi antara gejala-gejala dibelakang gejala-gejala ada sesuatu yang oleh spencer disebut yang tidak diketahui (the great unknownable).

IV
Epistimologi ilmu
Epistimologi dari bahasa yunani episteme artinya pengetahuan yakni cabang filsafat yang bekaitan dengan teori pengetahuan.
 Menurut  Plato,  Filsafat  adalah  Ilmu  Pengetahuan  yang  berminat  mencapai kebenaran  yang  asli.   Pemikiran  Plato  ini  tidak  terlepas  dari  sejarah  keemasan  filsafat yunani. Garis  besar  filsafat  Pengetahuan  atau  epistemologi  Plato  (kata  Yunani  episteme  = pengetahuan,  maka  epistemologi  =  “logos”  atau  sabda  dan  paham  tentang  pengetahuan tetap  bertitik  tolak  pada  Socrates.  Plato  adalah  murid  Socrates  yang  tersohor  (427-347).
Sampai  saat  kematiannya,  tak  satupun  pemikiran  Sokrates  sempat  dituliskan.  Oleh  karena itu,  meskipun  Sokrates  lebih  dilihat  sebagai  pioneer   bagi  pemikiran  filsafat  yang  berorientasi pada manusia. Namun, Plato adalah tokoh yang menuliskan semua pemikiran gurunya.
Karya  Plato  sebagian  besar  terdiri  atas  wawancara-wawancara  Socrates  dengan  berbagi orang. Dengan demikian, disamping   beberapa  sumber  lain Plato menjadi  sumber utama  kita mengenai  Socrates.  Meskipun  hal  itu  tidak  boleh  kita  tafsirkan  menurut  paham  dan  tuntutan kita  terhadap  otentisitas  sumber-sumber  historis.  Plato  menggambarkan  Sokrates  sesuai dengan  anggapan  dan  filsafatnya  sendiri.  Karya  Plato  pun  bermutu  sastra  tinggi bila  dilihatdari  sudut  pandang  sastra  dan  budaya  pada  lingkungan  zamannya.  Karya  Plato bukanlah  suatu  karya  ilmiah, maka  penafsirannya  harus memperhatikan nuansa-nuansa  yang terkandung di dalam tulisan-tulisannya yang tidak bersifat buku teks filsafat ilmiah.
Pengetahuan (Epistimologi) Plato
Plato bisa dikategorikan sebagai filsof petama yang secara jelas mengemukakan epistimolog dalam filsafat meskipun ia belum menggunakan term epistimologi . pemikiran mengenai epistmologi belandaskan pada pandangan “ idea” plato. Ia meyakini bahwa ide merupakan suatu yang obyektif. Adanya ide terlepas dari dai subjek yang berfikir. Dengan kata lain ide tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi pemikiran itu tergantung dari ide-ide. Plato membeikan contoh salah satuunya adalah segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai bentuk: itu merupakan gambaran yang berupa tiruan, tak sempurna dari ide tentang segitiga. Jadi sebagai segitiga itu mempunyai satu ide tentang segitiga ang mewakili semua segitiga yang ada.
Dalam pandangan Plato, benda-benda jasmani tidak bisa “ber-ada” tanpa pendasaran ide yang ada pada dunia idea. Relasi keduanya melalui tiga cara; pertama, ide hadir pada benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam ide; filsafat mengambil peranan penting pada relasi ini. Ketiga, ide merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang menyerupai model tersebut.
Idea Plato
Pemecahan atau pencairan pertentangan dirumuskan plato lebih lanjut dengan memakai suatu istilah yang seakan - akan berasal dari dua pengetahuan dalam arti luas. Istilah itu adalah  idea.  Kata  Yunani  itu  mempunyai  akar  Wid  dengan  arti  melihat  dengan  mata  kepala maupun menatap dengan mata batin sampai mengetahui.
Intuisi plato
Plato juga memakai perumpamaam-perumpamaan lain dalam rangka usahanya untuk menerangkan apa yang terjadi pada saat manusia mengenal atau mengetahui sesuatu. Pengetahuan sebagai ingatan akan suatu lapisan kesadaran bawaan dalam jati diri manusia dicirikan oleh filsuf-filsuf modern sebagai pengetahuan berdasarkan intuisi. Melalui kesan dan penamatan intuitif, manusia merasa bahwa ia sudah tahu, tanpa merasa perlu melakukan suatu pengamatan, penelitian, atau penalaran lebih lanjut.

V
VI
HAKIKAT LOGIKA
           Menurut Andre Ata, dkk. (2012), konsep “logika” atau “logis” sudah sering kita dengar dan kita gunakan. Dalam bahasa sehari-hari, perkataan “logika” atau “logis” menunjukkan cara berpikir atau cara hidup atau sikap hidup tertentu, yaitu yang masuk akal, yang “reasonable”, yang wajar, yang beralasan atau berargumen, yang ada rasionya atau hubungan rasionalnya, yang dapat dimengerti, walaupun belum tahu disetujui atau tentang benar atau salah. Dalam arti ilmiah, perkataan logika menunjukkan pada disiplin ilmu yang dimaksud dengan disiplin ilmu disini yaitu disiplin ilmiah, yaitu kegiatan intelektual yang dipelajari untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam bidang tertentu secara sistematik-rasional argumentative dan terorganisasi yang terkait atas tunduk pada aturan, prosedur, atau metode tertentu. Setap disiplin mewujudkan ilmu atau cabang ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya biologi, yaitu ilmu disiplin yang termasuk ilmu alam, mikrobiologi yaitu suatu disiplin yang termasuk ilmu alam; mikrobiologi yaitu disiplin ilmu atau subdisiplin yang termasuk dalam disiplin ilmu biologi.
SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA
              Logika pertama-tama disusun oleh Aristoteles (384-322 SM), sebagai sebuah ilmu tentang hukum-hukum berpikir guna memelihara jalan pikiran dari setiap kekeliruan. Logika sebagai ilmu baru pada waktu itu, disebut dengan nama “analitika” dan “dialektika”. Kumpulan karya tulis Aristoteles mengenai logika diberi nama Organon, terdiri atas enam bagian. Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah  penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap kesimpulan. Kemudian, Porphyrius (233-306 M), seorang ahli  pikir di Iskandariah menambahkan satu bagian baru dalam pelajaran logika. Bagian baru ini disebut Eisagoge, yakni sebagai pengantar Categorie. Dalam  bagian baru ini dibahas lingkungan-lingkungan zat dan lingkungan-lingkungan sifat di dalam alam, yang biasa disebut dengan klasifikasi. Dengan demikian, logika menjadi tujuh bagian.
3 BAHASA LOGIKA
             Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia. Dan khusus alat komunikasi ilmiah disebut dengan bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan-pernyataan atau  pendapat-pendapat. Bahasa sangat penting juga dalam pembentukan penalaran ilmiah karena penalaran ilmiah mempelajari bagaimana caranya mengadakan uraian yang tepat dan sesuai dengan pembuktian-pembuktian secara benar dan  jelas. Bahasa secara umum dibedakan antara bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya, dibedakan antara  bahasa isyarat dan bahasa biasa. Bahasa buatan ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu, yang dibedakan antara bahasa istilahi dan bahasa artifisial. Bahasa buatan inilah yang dimaksudkan bahasa ilmiah, dirumuskan bahasa  buatan yang diciptakan oleh para ahli dalam bidangnya dengan menggunakan istilah-istilah atau lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu.
PENGERTIAN DEDUKSI
            Deduksi adalah kegaiatn berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang  bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan yang secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus yang disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif yang berdasarkan kedua premis tersebut. Dari contoh kita sebelumnya kita dapat membuat silogismus sebagai berikut.
Semua makhluk mempunya mata (Premis mayor)
Si Polan adalah seorang makhluk (Premis Minor)
Jadi si Polan mempunyai mata     (Kesimpulan)
             Kesimpulan yang diambil bahwa si Polan mempunyai mataadalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya. Pernyataan apakah kesimpulan itu benar maka hal ini haus dikembalikan kepada kebenaran premis yang mendahuluinya. Sekiranya kedua premis yang mendukungnya adalah benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulan itu salah, meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulannya adalah tidak sah.
5 KRITERIA KEBENARAN
        Teori kebenaran yang didasarkan kepad criteria tersebut diatas disebut teori koherensi. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa berdasarkan teori koherensi suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Bila kita menganggap bahwa “manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “si Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
VII
VIII
           Positivisme
            Positivisme berasal dari kata “positif” yang berarti faktual, yaitu apa yang berdasarkan fakta. Menurut positivisme, pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta. Positivism, mengutamakan pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Perbedaan positivisme dengan empirisme adalah bahwa positivisme tidak menerima sumber pengetahuan melalui pengalaman batiniah, tetapi hanya mengandalkan fakta-fakta belaka. Posivisme pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang dilahirkan di Monpellier. Karya utama Aguste Comte paling terkenal adalah ‘Cours Philosophie Positive (Kursus tentang Filsafat Positif)’.
           Positivisme Comte Dan Neopositivisme serta Perlawanan Popper
            Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang dibangun oleh Auguste Comte (1798-1857). Intinya positivisme ingin membersihkan ilmu dari spekulasi-spekulasi yang tidak dapat dibuktikan secara positif. Comte ingin mengembangkan ilmu dengan melakukan percobaan (eksperimen) terhadap bahan faktual yang terdapat dalam kenyataan empiris, bukan dengan jalan menyusun spekulasi-spekulasi rasional yang tidak dapat dibuktikan secara positif lewat eksperimen.
            Bagi Comte, potivisme merupakan tahap akhir atau puncak dalam perkembngan pemikiran manusia dalam tiga tahap, yaitu:
1.         Tahap mistik-teologis
2.         Tahap metafisika
3.         Tahap positif
IX
Pengertian Fenomenologi dan Perbedaan Fenomenologi Kant dan Hegel dengan Husserl
Istilah fenomenologi berasal dari kata Yunani fenomenon dan logos. Kata fenomenon berarti sesuatu yang menggejala, yang menampakkan diri, sedangkan istilah logos berarti ilmu. Jadi, fenomenologi berarti ilmu tentang fenomena atau pembahasan tentang sesuatu yang menampakkan diri. Dengan demikian, semua wilayah fenomena (realita) yang menampakkan diri (manusia, gejala sosial-budaya atau objek-objek lain) dapat dapat dikatakan sebagai objek fenomenologi.
Dilihat dari kemunculan istilah fenomenologi, sebelum istilah itu dipergunakan oleh Husserl, istilah fenomenologi sebelumnya telah digunakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831). Kant misalnya mengemukakan istilah fenomena dan noumena. Fenomena pada Kant mengacu pada apa yang tampak, dan sesuatu yang tampak itu dapat dipahami dan dimengerti. Fenomena merupakan hasil kontruksi subjek yang mengetahui terhadap objek (fenomenon) yang diketahui. Di sini Kant membedakan fenomena dengan noumena. Fenomena sebagai realita yang dapat diketahui, dapat diobservasi, sedangkan noumena adalah hakikat realitas yang berada di balik fenomena (metafisik). Karena noumena itu berada di luar jangkauan pengamatan, maka menurut Kant, kita tidak dapat memahaminya sebab tidak ada jalan masuk indrawi ke noumena itu. Jadi, fenomenologi pada Kant adalah bentuk epistemologi yang meyakini kemungkinan untuk mengetahui senomena saja dan bukan noumena (das Ding an sich). Konsekuensi pandangan ini: segala sesuatu yang berada di luar jangkauan pengamatan langsung dianggap berada di luar kajian (wilayah) ilmu pengetahuan. Adapun pada Kant kesadaran dianggap tertutup dan terisolir dari realitas, tidak terkait dengan faktor sosial-historis. Dengan demikian, kesadaran mengenal diri sendiri dan melalui itu pulalah cara saya atau kita mengenal realitas.
Karya-karya Husserl
Selama hidupnya, Husserl banyak menulis naskah-naskah (50.000 lembar tulisan) mengenai fenomenologi namun sedikit yang diterbitkan pada waktu hidupnya. Adapun tulisan-tulisan pribadi Husserl disimpan di Universitas Leuven (Belgia) (karena khawatir diambil/dibakar oleh Nazi). Tulisan-tulisannya yang dibukukan antara lain:
1.         Logishe Untursuchungen (Penelitian tentang Logika), terdiri dari dua jilid (1900-1901).
2.         Ideen zu einer Reinen Phanomenologie und Phanomenologischen Philosophie (Gagasan-gagasan tentang Fenomenologi Murni dan Filsafat Fenomenologi) (1913). Buku ini menempatkan Husserl sebagai filsuf yang mendapat pengakuan internasional.
3.         Cartesianischen Meditationen (1931).
4.         Die Krisis der europaischen Wssenchaften und die transendentable Phenomenologie (Krisis dalam Ilmu-ilmu Pengetahuan di Eropa dan Fenomenologi Transendental) (1936). Tulisannya ini sebagian terbit setelah ia meninggal.
Kritik atas Ilmu Pengetahuan Modern (Positivisme)
Seperti jamak diketahui, positivisme memandang ilmu sekedar “ilmu tentang fakta-fakta”. Dengan kata lain, positivisme membatasi ilmu pengetahuan pada gejala fisis dan ini merupakan suatu reduksionisme. Masalah yang berkaitan dengan eksistensi rasional, emosional, makna dan tujuan hidup manusia dilenyapkan dengan alasan bahwa hal itu tidak dapat diverifikasi melalui metode ilmiah. Dalam bidang psikologi, aliran yang menerapkan cara pandang positivisme ini, dimana subjek direduksi menjadi fakta-fakta biologis. Fenomenologi menolak pandangan reduksionisme itu (melihat manusia sebagai fakta objektif) dan menolak pandangan yang menyamakan manusia dengan alam. Pandangan seperti ini disebut Husserl dengan “naturalisme”. Naturalisme adalah pandangan filosofis yang menjadi sikap ilmiah positivisme yang melihat segala sesuatu sebagai alam yang diatur oleh hukum-hukum alam secara universal. Positivisme menggunakan metode empiris-matematis, suatu metode yang mengabstraksikan alam lalu menanggap hasil abstraksi itu sebagai realitas objektif (realitas apa adanya). Salah satu konsekuensi dari naturalisme adalah suatu sikap yamg memandang semua hukum dan prinsip yang mengatur kegiatan berpikir manusia sebagai “fenomena fisis” semata.
Fenomenologi Husserl
a.         Epache
Seperti yang sudah dikemukakan, epache adalah salah satu konsep penting dalam fenomenologi Husserl. Apa arti epache ini? Atau dalam maksud apa istilah ini digunakan oleh Husserl?. Spielberg mengemukakan beberapa langkah metode fenomenologis. Pertama, mengintuisi; kedua, menganalisis; ketiga, menjabarkan. “Mengintuisi” adalah mengonsentrasikan atau merenungkan secara penuh (intens) fenomena. Sementara itu, “menganalisis”adalah mencari atau menemukan unsur-unsur atau bagian-bagian pokok dari fenomena.
b.         Reduksi
Seperti dikemukakan tadi, rpache bertuuan agar keterangan yang tampak dalam fenomena tersebut benar-benar asli atau tidak terlebih dahulu dicampuri oleh presuposisi pengamat. Dengan kata lain, dapat dikatakan, epache merupakan sebuah “metode penundaan” asumsi-asumsi atas fenomena (realita) agar memperoleh hakikat. Dan dalam rangka memunculkan hakikat tersebut, maka epache mengisyaratkan (reduksi-reduksi) atau penyaringan-penyaringan tertentu. Menurut Husserl ada tiga reduksi yang dapat digunakan, ketiga reduksi tersebut ialah (1) Reduksi fenomenologis, (2) reduksi eidetis, dan (3) reduksi transendental. Di dalam tabel berikut disajikan tentang ketiga reduksi tersebut.
c.         Intensionalitas
Kesadaran selalu merupakan kesadaran akan sesuatu, demikian ujar Husserl. Dengan kata lain, kesadaran selalu terarah pada suatu objek. Kesadaran yang selalu terarah pada suatu objek, inilah yang dimaksud dengan istilah intensionalitas itu (intensionalitas berasal dri bahasa Latin yakni intendere yang mengandung arti “mengarah kepada” atau “keterarahan”).
d.         Lebenswelt     
Apa yang dimaksud dengan Lebenswelt? Lebenswelt adalah dunia sebagaimana kita atau saya hayati (dunia-pengalaman/ dunia yang dihayati/dunia sehari-hari). Lebenswelt itu atau dunia yang dihayati itu bukanlah mengacu kepada “dunia nyata” yang sudah dikategorikan oleh kategori-kategori filosofis atau ilmiah seperti umpamanya yang terdapat pada pandangan idealisme maupun realisme.
X
A.        Rasionalisme Kritis Karl R. Popper
Karl Raimund Popper lahir di Wina tanggal 28 Juli 1902. Ayahnya Dr. Simon Siegmund Carl Popper adalah seorang pengacara yang sangat berminat pada filsafat. Maka tidak mengherankan bila ia begitu tertarik dengan dunia filsafat, karena ayahnya telah mengkoleksi buku-buku karya filusuf-filusuf ternama.

Pada usia 16 tahun ia keluar dari sekolahnya, Realgymnasium, dengan alasan Ia bosan dengan pelajaran disana maka ia menjadi pendengar bebas di Universitas Wina dan baru pada tahun 1922 ia diterima sebagai mahasiswa disana.

Setelah perang dunia I dimana begitu banyak penindasan dan pembunuhan maka Popper terdorong untuk menulis sebuah karangan tentang kebebasan. Dan diusia 17 tahun ia menjadi anti Marxis karena kekecewaannya pada pendapat yang menghalalkan “segala cara” dalam melakukan revolusi termasuk pengorbanan jiwa. Dimana pada saat itu terjadi pembantaian pemuda yang beraliran sosialis dan komunis dan banyak dari teman-temannya yang terbunuh. Dan sejak saat itu ia menarik suatu kebijaksanaan yang diungkapkan oleh Socrates yaitu “Saya tahu bahwa saya tidak tahu”, dan dari sini ia menyadari dengan sungguh-sungguh perbedaan antara pemikiran dogmatis dan kritis.

Dimana Popper terkesan dengan ungkapan Einstein yang mengatakan bahwa teorinya tak dapat dipertahankan kalau gagal dalm tes tertentu, dan ini sangat berlainan sekali dengan sikap kaum Marxis yang dogmatis dan selalu mencari verifikasi terhadap teori-teori kesayangannya.

Dari peristiwa ini Popper menyimpulkan bahwa sikap ilmiah adalah sikap kritis yang tidak mencari pembenaran-pembenaran melainkan tes yangcrucial berupa pengujian yang dapat menyangkal teori yang diujinya, meskipun tak pernah dapat meneguhkannya.
Dalam perkembangan selanjutnya ia banyak menulis buku-buku yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan epistemologi, dan sampai pada bukunya yang berjudul Logik der Forschung, ia mengatakan bahwa pengetahuan tumbuh lewat percobaan dan pembuangan kesalahan. Dan terus berkembang sampai karyanya yang berjudul The Open Society and Its Enemies, dalam karyanya ini Popper mengungkapkan bahwa arti terbaik “akal” dan “masuk akal” adalah keterbukaan terhadap kritik – kesediaan untuk dikritik dan keinginan untuk mengkritik diri sendiri.

Dari sini Popper menarik kesimpulan bahwa menghadapkan teori-teori pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya adalan satu-satunya cara yang tepat untuk mengujinya dan juga satu-satunya cara yang menungkinkan ilmu pengetahuan bisa berkembang terus menerus. Dan dengan adanya kemungkinan untuk menguji teori tentang ketidakbenarannya berarti teori itu terbuka untuk di kritik dan ia memunculkan apa yang dinamakan Rasionalisme kritis. Demikianlah sekelumit kehidupan Karl Raimund Popper yang mengakhiri hidupnya pada tahun 1994.
B.        Rasionalisme Rene Descartes (1596-1650)
Aliran filsafat yang berasal dari Descartes biasanya disebut Rasionalisme, karena aliran ini sangat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas diluar rasio. Dalam memahami aliran rasionalisme, kita harus memperhatikan dua masalah utama yang keduanya diwarisi dari Descartes. Pertama, masalah substansi, kedua, masalah hubungan antar jiwa dan tubuh.

Rene Descartes adalah tokoh filsafat abad modern, bahkan dialah pendiri dan pelopor utamanya. Ada perbedaan penting antara filsafat abad pertengahan sampai abad modern. Perbedaan tersebut bukanlah dilihat dari segi dikotomi mundur dan maju seperti halnya pada dunia ilmu pengetahuan. Perbedaan keduanya lebih sering dilihat dari sudut ciri khasnya masing-masing. Filsafat abad pertengahan bercirikan sinkretasi antara akal dan wahyu, antara rasio dengan agama, dengan kecenderungan untuk mencari pembenaran-pembenaran terhadap keyakinan yang kuat akan adanya Tuhan dengan melalui jalan tasawuf yang yang berpuncak pada ma’rifat yakni pengetahuan intuisif.

Corgito ergo sum inilah yang dianggap sebagai fase yang paling penting dalam filsafat Descartes yang disebut sebagai filsafat kebenaran yang pertama (primum philosophium). Aku sebagai sesuatu yang berpikir adalah suatu substansi yang seluruh tabiat dan hakikatnya terdiri dari pikiran dan untuk berada tidak memerlukan suatu tempat atau sesuatu yang bersifat bendawi. Prinsip bahwa kebenaran yang pasti ialah yang jelas dan terpilah-pilah, menurut B. Williams merupakan problem sentral dan sekaligus inti filsafat Descartes. Selanjutnya, Rene Descartes mengajarkan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga “ide bawaan”. Ide bawaan ini sudah ada sejak lahir, yaitu pemikiran, Allah, dan keluasan.
a.         Pemikiran, Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berpikir, maka harus diterima juga bahwa pemikiran itu merupakan hakikat saya.
b.         Allah. Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna. Karena saya mempunyai ide “sempurna”, pasti ada sesuatu penyebab sempurna untuk ide tersebut karena akibat tidak dapat melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain hanyalah Allah.
c.         Keluasan, Saya mengerti materi sebagai keluasan atau eksistensi, sebagaimana yang dilukiskan dan dipelajari oleh para ahli ilmu ukur.
XI
A.        Biografi Thomas S. Kuhn
Thomas Samuel Kuhn lahir pada tanggal 18 Juli 1922 di Cincinnati, Oiho, Amerika Serikat. Thomas Kuhn merupakan filsuf pada era abad ke-20. Pada tahun 1949 Kuhn mendapat gelar Ph.D dalam bidang ilmu fisika di Havard University. Di universitas Harvad, ia diangkat menjadi asisten dosen bidang pendidikan umum dan sejarah ilmu. Kemudian pada tahun 1956, Kuhn mendapat tawaran menjadi dosen sejarah sains di Universitas California.  Tahun 1964, ia mendapat gelar Guru Besar dari Princenton University dalam bidang sains dan filsafat. Selanjutnya, tahun 1983 ia dianugerahi sebagai professor dari Massachusetts Institude of University.
B.        Metode Ilmiah Thomas S. Kuhn
Thomas Kuhn adalah seorang filsuf sains yang menekankan pentingnya sejarah sains dalam perkembangan sains. Dengan sejarah sains ilmuwan akan memahami kenyataan sains dan aktifitas sains yang sesungguhnya. Namun demikian ia tidak sependapat dengan pandangan yang mengemukakan bahwa perkembangan sains bersifat evousioner dalam mendekati kebenaran, dalam ati perkembangan sains itu bersifat akumulatif. Hal ini terjadi karena bagi Thomas Kuhn perkembangan itu bersifat tidak sinambung dan tidak dapat diperbandingkan antara satu teori dengan teori lainnya.
Thomas Kuhn berpendapat bahwa perkembangan sains bersifat revolusioner karena bagi Kuhn sejarah itu bersifat tidak sinambung dan perkembangan sains ditandai dengan lompatan-lompatan revolusi ilmiah.
Revolusi ilmiah merupakan proses peralihan dari paradigma lama ke paradigma baru. Dengan perubahan paradigma ini, cara pandang ilmuwan dalam menentukan masalah , menetapkan metode dan teknik, dan penarikan kesimpulan terhadap kenyataan alam akan berbeda dari sebelumnya. Revolusi ilmiah terjadi karena adanya persepsi ilmuwan terhadap kekurangan paradigma yang dianutnya dalam memecahkan masalah realitas alam. Semua ilmu menggunakan paradigma tertentu yang diyakini dapat membantu memecahkan masalah alamiah.
C.        Paradigma Saintifik
Salah satu yang menjadi konsep sentral dalam kajian Kuhn terhadap sejarah perkembangan ilmu pengetahuan adalah paradigma.  Namun sayangnya, Kuhn tidak menguraikan dengan begitu jelas apa yang dimaksud dengan paradigma. Menurut Margaret Masterman, Kuhn menggunakan konsep paradigma tersebut sekurang-kurangnya dalam dua puluh satu cara yang berbeda-beda. Secara harfiah, istilah paradigma sebenarnya berasal dari bahasa Yunani; para yang berarti di samping atau di sebelah dan diegma/dekynai yang berarti memperlihatkan, yakni model, contoh, arketipe, atau ideal.
D.        Sejarah Revolusi Sains
Dalam analisis Kuhn, pada fase paradigma setiap fenomena alam selalu ditafsirkan melalui kumpulan kepercayaan teoretis dan metodologis yang saling berjalin. Jika sekumpulan kepercayaan itu belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok di luar, barang kali oleh metafisika pada saat itu, oleh sains yang lain, atau oleh kejadian personal dan historis.
Fase paradigma bisa dilihat dari era klasik hingga akhir abad ke-17 dimana tidak ada periode yang memperlihatkan suatu pandangan tersendiri yang diterima secara umum. Sebaliknya ada sejumlah aliran dan subaliran yang bersaingan, kebanyakan diantara mereka mendukung satu sama lain varian teori Epicuros, teori Aristoteles, atau teori Plato. Setiap aliran yang bersesuaian memperoleh kekuatan dari hubungannya dengan metafisika tertentu, dan masing-masing menekankan, seperti pengamatan paradigma, kelompok gejala optis tertentu yang paling baik diterangkan oleh teorinya sendiri. Pengamatan-pengamatan yang lain ditangani dengan uraian khusus yang panjang lebar, atau dibiarkan menjadi masalah yang belum selesai bagi riset selanjutnya.
E.        Paradigma dan Revolusi dalam Wacana Pendidikan
Yang penulis maksud dengan wacana pendidikan di sini bukan masalah pendidikan secara makro, atau sistem kelembagaan pendidikan secara luas, tetapi lebih terfokus pada teori belajar yang diinspirasikan oleh paradigma dan revolusi sains. Istilah paradigma identik dengan “skema” dalam teori belajar. Skema adalah suatu struktur mental atau kognisi yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema ini akan beradaptasi dan berubah seiring perkembangan mental anak. Perubahan skema ini bisa mengambil bentuk asimilasi atau akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya.
XII
A.        Pengertian Hermeneutika
Istilah hermeneutika secara longgar dapat didefinisikan sebagai suatu teori atau filsafat mengenai interprestasi makna. Dengan membuka webster Dictionary, istilah ini terungkap pula dalam bahasa inggris hermeneutics yang berarti ilmu penafsiran, atau menangkap makna kata-kata dan ungkapan pengarang, serta menjelaskannya kepada orang lain. Sedangkan secara eimologis, akar hermeneutika berasal dari bahasa Yunani dengan kata kerja hermeneuein yang berarti “Menafsirkan” dan kata benda hermeneia yang secara harfiah dapat diartikan sebagai penafsiran atau intreprestasi.istilah Yunani tersebut dinisbahkan kepada tokoh mitiologis yang bernama Hermes, yaitu seorang utusan yang mempunyai tugas menyampaikan pesan jupiter kepada manusia.
B.        Sejarah dan Perkembangan Hermeneutika
Statemen yang menyatakan “man is an interpreter being” (manusia adalah makhluk penafsir), mengindikasikan bahwa sejarah hermeneutika sebagai problem penafsiran, usianya setua manusia itu sendiri. Aristoteles sudah memperbincangkan hermeneutika dalam karya besarnya, organon, peri hermeneies, yang dialihkan ke dalam bahasa inggris menjadi on interpretation. Juga sudah disinggung oleh Plato dalam karyanya Oedipus at Colonus.  Hermeneutika sudah dimulai sejak era Hermes atau Nabi Idris sebagai pioner filsuf yang memulai penulisan. Dalam perspektif Richard Palmer, jika ditinjau secara historis-sosiologis, setidaknya terdapat enam tipologi hermeneutika.
C.        Tokoh Hermeneutika dan Pemikirannya
Friedrich Schleiermacher, lahir di Breslau Selatan Polandia (1768-1834). Dia seorang peletak dasar hermeneutika modern sekitar dua abad lalu. Ayahnya seorang pendeta reformasi yang dipengaruhi oleh gerakan pietisme. Schleiermacher sangat terkenal di zamannya. Schleiermacher terpilih jadi dekan pertama Universitas Berlin dan dosen etika serta exegese (hermeneutika) perjanjian baru, dogmatika dan filsafat. Schleiermacher dijuluki sebagai bapak Teologi Modern sekaligus sebagai bapak Hermeneutika Modern. Schleiermacher mencoba menggunakan hermeneutika untuk memberikan pengertian terhadap berbagai masalah teologi yang sebelumnya dihindari oleh gereja yakni pertannyaan sekitar validitas catatan-catatan sejarah dan al-Kitab; penjelasan tentang realitas dan fenomena alam; tentang otoritas agama mengatur kehidupan; tentang keabsahan klaim-klaim agama atas kemurnian wahyu yang mereka terima di tengah pluralitas agama di india.

D.        Tiga Paradigma Hermeneutika Kontemporer
1.         Hermeneutika Teoretis
Hermeneutika teoretis setidaknya dicetuskan oleh Friedrich Schleiermacher. Sebagai perintis hermeneutika teoretis. Schleiermacher menawarkan dua pendekatan : interpretasi gramatis dan interpretasi psikologis. Untuk mengakses makna teks, seorang penafsir (hermeneut) membutuhkan dua kompetensi, yakni kompetensi linguistik dan kemampuan dalam mengakses alam kemanusiaan (dimensi psikologis pengarang). Kompetensi linguistik sendirian tidaklah cukup, karena manusia tidak dapat mengenali wilayah bahasa yang non-definitif. Begitu pula kompetensi dalam mengakses alam kemanusiaan tidak memadai, sebab kompetensi ini tidak pernsh sempurna.
2.         Hermeneutika Filosofis
Menurut teori ini. Pemahaman seorang penafsir ternyata dipengaruhi oleh situasi hermeneutik tertentu yang melingkupinya. Baik itu berupa tradisi, kultur maupun pengalaman hidup. Karena itu pada saat menafsirkan sebuah teks seorang penafsir harus atau seyoginya sadar bahwa dia berada pada posisi tertentu yang bisa sangat mewarnai pemahamannya terhadap sebuah teks yang sedang ditafirkan. Lebih lanjut Gadaner mengatakan “seseorang (harus) belajar memahami dan mengenali bahwa dalam setiap pemahaman, baik dia sadar atau tidak”

3.         Hermeneutika Kristis Habermas dan Apel
Filsuf-filsuf hermeneutika kritis yang sangat terkenal dalam menuliskan pemikiran-pemikiran hermeneutisnya diantaranya adalah Karl Otto Apel dan jurgen Habermas. Apel menampilkan wawasan yang agak berbeda dengan para tokoh hermeneutika sebelumnya.
 Apel misalnya melampui Gadamer tentang historisitas pemahaman, bahwa pemahaman dapat membawa seorang penafsir kepada kepastian kebenaran yang kritis asalkan saja ia mengikuti prinsip regulatif yaitu berusaha membangun persetujuan unniversal dalam sebuh kerangka komunitas intepretator yang tidak terbatas cakupannya. Dengan kata lain prinsip regulatif merupakan suatu prinsip pemikiran yang selalu berupaya melakukan perbaikan dan penyempurnaan seiring dengan perubahan ruang dan waktu tanpaasan. Meski manusia pada dasarnya tidak sempurna dan percepatan penyelesaian problem melalui indenfikasi objek-objek pembuktian dalil-dalil.