Thursday 3 January 2019

Filosof dan Tukang Sepatu



Filosof dan tukang sepatu


Di suatu hari seorang filosof datang kapada seorang tukang sepatu dengan membawa sepatunya yang sudah rusak. Dengan nada biasa dan raut muka yang datar filosof berkata, “Tolong perbaiki sepatuku ini”.

Dengan cepat seperti lantasnya sales rokok, tukang sepatu menjawab “Siap pak, tolong sepatu anda ditaruh aja di situ, ini saya lagi mengerjakan sepatu pelanggan saya yang lain, nanti kalau ini selesai sepatu bapak saya akan perbaiki. Jadi jika ingin pergi pakai sandal ini, dan kembali besok untuk mengambil sepatu bapak yang sudah selesai saya perbaiki”

“Aku tidak mau memakai sepatu milik orang lain, selain miliku sendiri” sahut filosof tadi dengan nada tinggi.

Lalu apa jawab dari seorang penjahit sepatu tersebut, dengan muka tersenyum dan nada yag sangat rendah tetapi jelas dalam pelafalanya, penjahitpun menjawab “Hai yang katanya seorang filosof yang agung, kenapa pikiranmu kayak anak kecil, engkaupun bahkan tidak mau menyesuaikan kakimu dengan sepatu orang lain..? silahkan pergi dari sini dan mencari tukang sepatu yang lain untuk dapat memahami pikiran filosof seperti anda yang mau memperbaiki sepatu anda juga”
Dengan tanpa terima kasih dan suasa muka yang kayak sambel korek, filosof itu pergi tidak jadi memperbaiki sepatunya.

Keras kepala, sombong, angkuh dan sok bijak itu semua adalah yang membuat kita tidak nyaman dalam menjalani kehidupan saat ini, makanya itu kalau memasukan ilmu dalam pikiran dan hati itu tidak sama.

Menjadi orang bijak itu perlu, menjadi orang pinter itu wajib, tetapi menjadi orang yang mengerti dan faham itu adalah kebutuhan.


Kahlil Gibran, Rahasia Hati Sang Nabi, 13

No comments:

Post a Comment