Saturday 25 August 2018

Bidik Misi hanya untuk mereka yang tidak mampu, kata Pak Joko Selaku Presiden Republik Indonesia

Dalam upaya memajukan Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tidak akan hanya fokus pada sumber daya alam (SDA), tetapi juga berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM).

Dalam pidatonya pada sidang tahunan di MPR, Kamis (16/8/2018), Jokowi membahas pendidikan sebagai jalur peningkatan kualitas manusia serta modal untuk masa depan bangsa. Cara pemerintah memperkuat sumber daya manusia adalah lewat Kartu Indonesia Pintar dan Bidikmisi.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," jelas Jokowi.

"Komitmen ini kita wujudkan melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, yang pada tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik, serta perluasan penyaluran program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa," ujar Presiden.

Bidikmisi adalah singkatan dari Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi. Tiap tahunnya, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyiapkan puluhan ribu kuota Bidikmisi.
Bidikmisi bukanlah beasiswa, dalam artian prestasi penerima tidak dijadikan tolok ukur tunggal. Biaya Bidikmisi disalurkan untuk mahasiswa kurang mampu yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Dalam tiga tahun terakhir, kuota Bidikmisi konsisten meningkat. Pada 2016, kuotanya adalah 60 ribu, pada 2017 naik menjadi 80 ribu, dan tahun ini menjadi 90 ribu. Bidikmisi pun selalu disasar ratusan ribu pendaftar.